Friday 21 June 2013

Konsep Kesehatan Reproduksi



1.1     Definisi Kesehatan Reproduksi
·           Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan social dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya.
·           Kesehatan Reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya.
·           Kesehatan Reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di Kairo adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan social dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan system reproduksi dan fungsi serta proses.
·           Depkes RI (2000) Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.
1.2     Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi dalam Siklus Kehidupan
Ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan system reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
1.      Ibu hamil dan konsepsi
Bayi dan anak Menurut Depkes RI (2001) ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat luas, sesuai dengan definisi yang tertera di atas, karena mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati.Dalam uraian tentang kesehatan reproduksi yang lebih rinci digunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle approach), sehingga diperoleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan.
Secara lebih luas, ruang lingkup kespro meliputi:
1.             Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2.             Keluarga Berencana
3.             Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), termasuk PMS HIV/AIDS
4.             Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
5.             Kesehatan Reproduksi Remaja
6.             Pencegahan dan penanggulangan Infertilitas
7.             Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
8.             Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain missalnya kanker serviks, mutilasi genetalia, fistula dll.
1.3     Hak-Hak Reproduksi
Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, dll) untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta penentuan waktu kelahiran anak dan akan melahirkan. Hak reproduksi ini didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi manusia yang diakui di dunia internasional (Depkes RI, 2002).
A.      Menurut Depkes RI (2002) hak kesehatan reproduksi dapat dijabarkan secara praktis, antara lain:
a.         Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin keselamatan dan keamanan klien.
b.        Setiap orang, perempuan dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai individu) berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan/atau mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
c.         Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.
d.        Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.
e.         Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memiliki hubungan yang didasari penghargaan
f.         Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama tanpa unsure pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
g.        Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab
h.        Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap, dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS

B.  Menurut ICPD (1994) hak-hak reproduksi antara lain :
a.             Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
b.             Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
c.             Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
d.            Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan
e.             Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak
f.              Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya
g.             Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual
h.             Hak mendapatkan manfaat kemajuan, ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
i.               Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
j.               Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
k.             Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi
l.               Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Hak Reproduksi maupun akses untuk mendapatkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi  adalah penting, sehingga perempuan dapat:
1.             Mempunyai pengalaman dalam kehidupan seksual yang sehat, terbebas dari penyakit, kekerasan, ketidakmampuan, ketakutan, kesakitan, atau kematian yang berhubungan dengan reproduksi dan seksualitas
2.             Mengatur kehamilannya secara aman dan efektif sesuai dengan keinginannya, menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan, dan menjaga kehamilan sampai waktu persalinan
3.             Mendorong dan membesarkan anak-anak yang sehat seperti juga ketika mereka menginginkan kesehatan bagi dirinya sendiri.



1.1     Definisi Kesehatan Reproduksi
·           Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan social dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya.
·           Kesehatan Reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya.
·           Kesehatan Reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di Kairo adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan social dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan system reproduksi dan fungsi serta proses.
·           Depkes RI (2000) Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.
1.2     Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi dalam Siklus Kehidupan
Ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan system reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
1.      Ibu hamil dan konsepsi
Bayi dan anak Menurut Depkes RI (2001) ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat luas, sesuai dengan definisi yang tertera di atas, karena mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati.Dalam uraian tentang kesehatan reproduksi yang lebih rinci digunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle approach), sehingga diperoleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan.
Secara lebih luas, ruang lingkup kespro meliputi:
1.             Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2.             Keluarga Berencana
3.             Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), termasuk PMS HIV/AIDS
4.             Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
5.             Kesehatan Reproduksi Remaja
6.             Pencegahan dan penanggulangan Infertilitas
7.             Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
8.             Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain missalnya kanker serviks, mutilasi genetalia, fistula dll.
1.3     Hak-Hak Reproduksi
Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, dll) untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta penentuan waktu kelahiran anak dan akan melahirkan. Hak reproduksi ini didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi manusia yang diakui di dunia internasional (Depkes RI, 2002).
A.      Menurut Depkes RI (2002) hak kesehatan reproduksi dapat dijabarkan secara praktis, antara lain:
a.         Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin keselamatan dan keamanan klien.
b.        Setiap orang, perempuan dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai individu) berhak memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan/atau mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
c.         Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.
d.        Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang sehat.
e.         Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memiliki hubungan yang didasari penghargaan
f.         Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama tanpa unsure pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
g.        Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab
h.        Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap, dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS

B.  Menurut ICPD (1994) hak-hak reproduksi antara lain :
a.             Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
b.             Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
c.             Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
d.            Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan
e.             Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak
f.              Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya
g.             Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual
h.             Hak mendapatkan manfaat kemajuan, ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
i.               Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
j.               Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
k.             Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi
l.               Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Hak Reproduksi maupun akses untuk mendapatkan Pelayanan Kesehatan Reproduksi  adalah penting, sehingga perempuan dapat:
1.             Mempunyai pengalaman dalam kehidupan seksual yang sehat, terbebas dari penyakit, kekerasan, ketidakmampuan, ketakutan, kesakitan, atau kematian yang berhubungan dengan reproduksi dan seksualitas
2.             Mengatur kehamilannya secara aman dan efektif sesuai dengan keinginannya, menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan, dan menjaga kehamilan sampai waktu persalinan
3.             Mendorong dan membesarkan anak-anak yang sehat seperti juga ketika mereka menginginkan kesehatan bagi dirinya sendiri.

Macam-macam Metode Kontrasepsi


A.       Macam – macam Metode Kontrasepsi
a)      Metode dengan menggunakan alat
Metode ini bekerja dengan cara menghalangi pertemuan antara sel sperma dengan sel telur ketika melakukan hubungan seksual (merintangi pembuahan). Diantaranya:
1.        Kondom
Kondom (pria dan wanita) adalah metode yang mengumpulkan air mani dan sperma di dalam kantung kondom dan mencegahnya memasuki saluran reproduksi wanita. Kondom pria harus dipakai setelah ereksi dan sebelum alat kelamin pria penetrasi ke dalam vagina yang meliputi separuh bagian penis yang ereksi. Tidak boleh terlalu ketat (ada tempat kosong di ujung untuk menampung sperma). Kondom harus dilepas setelah ejakulasi.
a)         Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama
b)        Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya kontrasepsi yang mencegah PMS, infeksi GO, klamidia.
c)         Kerugian
Kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan benar, alergi lateks pada orang yang sensitif.
2.      Spermisida
Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan motilitas (pergerakan sperma). Tipe spermisida mencakup foam aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
a)    Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
b)   Keuntungan
Tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat mencegah PMS bakterial.
c)    Kerugian
Angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus HIV, hanya efektif 1-2 jam.
3.      Diafragma
Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama.
a)    Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
b)   Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan kesehatan, melindungi dari PMS.

c)    Kerugian
Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan.
4.      Cervical Cap
Cervical cap (penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan menutupi leher rahim dengan perlekatan di bagian forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih dari 48 jam.
a)    Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
b)   Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan kesehatan, melindungi dari PMS.
c)    Kerugian
Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan.

b)     Metode Hormonal
1)   Suntik KB
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.
2)   Jenis Kontrassepsi Sutikan
a.       Suntikan 1 bulan, berisi Estrogen dan Progesteron. Untuk wanita yang menyusui sebaiknya tidak menggunakan yang 1 bulan karena akan mempengaruhi produksi Air Susu Ibu (ASI). Contoh : cyclofem.
b.      Suntikan 3 bulan , berisi Progesteron saja. Contoh : Depoprovera,
c.       Depogeston.
3)   Cara Kerja
a)      Menghalangi ovulasi (masa subur).
b)      Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental.
c)      Menghambat sperma dan menimbulkan perubahan pada rahim.
d)     Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
e)      Mengubah kecepatan transportasi sel telur
4)   Keuntungan
a)      Efektifitasnya tinggi.
b)      Cara pemberiannya sederhana.
c)      Cukup aman.
d)     Kesuburan dapat kembali.
e)      Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui untuk KB suntik 3 bulan.
5)   Efek Samping
a)    Gangguan haid.
1.    Mual, sakit kepala, penambahan berat badan.
2.    Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun
6)   Cara Pemberian
a)    Waktu Pemberian
Setelah melahirkan
:
hari ke 3-5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi.
Setelah keguguran
:
segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi.
Dalam masa haid
:
hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
b)   Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat dan aerah otot lengan atas.
7)   Kontra Indikasi
a)    Absolut
Hamil, riwayat kanker payudara, perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
b)   Relatif
Riwayat gangguan jiwa, riwayat penyakit payudara, riwayat sakit kepala, wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke depan, wanita yang ingin hamil lebih cepat.

c)      Pil KB ( Kontrasepsi Oral)
1.    Pil Progestin ( minipil)
1.    Cara kerja
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat), endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir servik sehingga menghambat penetrasi sperma, dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
2.      Keuntungan
Sangat efektif, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mempengaruhi ASI, kesuburan cepat kembali, nyaman dan mudah digunakan.
a)    Idikasi
Usia reproduksi, yang telah memiliki anak atau belum, meginginkan suatu metode kontrasepsi yang efektif selama menyusui., pasca persalinan dan tidak menyusui dan pasca keguguran.
b)   Kontraindikasi
Hamil atau di duga hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, kanker payudara atau riwayat, miom uterus dan riwayat stroke.
2.    Pil Kombinasi (hormon estrogen dan progerteron)
a.         Cara kerja
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir servik mengental sehingga suit dilalui sperma dan pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
b.        Kegunaan
Memiliki efektivitas tinggi ( hampir menyerupai efektivitas tubektomi) bila digunakan setiap hari ( 1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan, tidak mengganggu hubungan seksual, keuburan segera kembali, dll.

c.         Indikasi
Usia reproduksi, setelah melahirkan dan tidak menyusui, pasca keguguran, anemia karena haid berlabihan, siklus haid tidak teratur, dll.
d.        Kontraindikasi
Hamil atau dicurigai hamil, menyusui eksklusif, perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, penyakit hati akut, dll.
3.    Susuk/implan
1.    Pengertian
Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit.
2.    Dosis
Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul silastik yang berisi etonogestrel sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih 30 microgram/hari.
3.    Cara Kerja
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut. Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3 tahun.
4.    Cara Kerja Dalam Pencegahan Kehamilan
Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3 mekanisme dasar yaitu, menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi, mempertebal lendir serviks, menipiskan lapisan endometrium.
5.    Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam praktek 1 - 3%.
6.    Keuntungan
a)    Tidak menekan produksi ASI.
b)   Praktis, efektif.
c)    Tidak ada faktor lupa.
d)   Masa pakai panjang.
e)    Membantu mencegah anaemia.
f)    Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan.
g)   Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.
7.    Kekurangan
a)      Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
b)      Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
c)      Implant mahal.
d)     Implant sering mengubah pola haid.
e)      Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.
8.    Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang sebelumnya dilakukan anaestesi lokal.
9.    Tahap Pasca tindakan
a)    Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal selama 3 hari
untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.
b)   Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.
c)    Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian, implant dapat dilepas.
10.    Kontraindikasi.
a)         Hamil atau diduga hamil.
b)         Tumor.
c)         Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis



11.    Efek samping.
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu:
a)         Gangguan haid.
b)         Jerawat
c)         Perubahan libido.
d)        Keputihan
e)         Peubahan berat badan

4.    Metode IUD atau AKDR
IUD adalah alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi.
a.         Kontraindikasi
Dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan IUD adalah :
1.    Kehamilan
2.    Sepsis
3.    Aborsi postseptik dalam waktu dekat.
4.    Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim.
5.    Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
6.    Penyakit tropoblastik ganas
7.    Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium
8.    Penyakit radang panggul
9.    PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh)
10.    TBC panggul
b.        Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama
c.         Keuntungan
1.         Sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke dalam rahim.
2.         Bekerja dalam jangka waktu lama
3.         Pengembalian kesuburan cepat setelah dilepaskan
d.        Kerugian
a)    Resiko infeksi panggul
b)   Dismenorea (nyeri saat haid)
c)    Menoragia pada bulan-bulan pertama
d)   Peningkatan resiko perforasi (robek) rahim
e)    Resiko kehamilan ektopik
f)         IUD dapat lepas dengan sendirinya
e.         Efek samping
1.         Nyeri
2.         Perdarahan
3.         Peningkatan jumlah darah menstruasi
5.    Metode Operasi ( Sterilisasi)
1.    Pengertian
  Kontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas,  yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami  istri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun pria.  Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita atau  MOW (Metoda Operasi Wanita ) atau tubektomi, sedangkan pada pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi. Kontrasepsi mantap pada wanita  atau  MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi, yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan  saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.
1.      Cara kerja
a)        Tubektomi (MOW)
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.
b)        Vasektomi (MOP)
Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan sperma.
2.        Keuntungan
Secara umum keuntungan kontap wanita dan pria dibandingkan dengan kontrasepsi lain adalah :
a)        Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi lain
b)        Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja
c)        Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan merupakan cara kontrasepsi

d)       Permanen
e)        Lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali tindakan saja.
Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah:
a)        Tubektomi (MOW)
1)      Sangat efektif dan permanen
2)      Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
3)      Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
4)      Tidak mempengaruhi proses menyusui
5)      Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
6)      Tidak menggangu hubungan seksual
b)      Vasektomi (MOP)
1)        Sangat efektif dan “permanen”
2)        Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
3)        Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
4)        Tidak menggangu hubungan seksual
5)        Tindakan bedah yang aman dan sederhana.
3.        Kerugian
a)        Tubektomi (MOW)
1)        Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
2)        Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan
b)        Vasektomi (MOP)
1)        Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak
2)        Harus ada tindakan pembedahan minor.
4.         Syarat
Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:
a)        Sukarela
Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima pelayanan kontap, artinya secara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih kontap sebagai cara kontrasepsi.
b)        Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia, artinya :
1)        Calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis dan  telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani dan jasmani.
2)        Bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil paling sedikit umur sekitar 2 tahun.
3)        Umur istri paling muda sekitar 25 tahun.
c)        Kesehatan
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak ditemukan adanya hambatan atau kontra indikasi untuk menjalani kontap. Oleh karena itu setiap calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu kesehatannya oleh dokter, sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk dikontap atau tidak. Selain itu juga setiap calon peserta kontap harus mengikuti konseling (bimbingan tatap muka) dan menandatangani formulir persetujuan tindakan medik (Informed Consent).
5.        Yang dapat menjalani
a)        Tubektomi (MOW)
1)        Usia lebih dari 26 tahun
2)        Sudah punya anak cukup (2 anak), ank terkecil harus berusia minimal 5 (lima) tahun
3)        Yakin telah mempunyai keluarga yag sesuai dengan kehendaknya.
4)        Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
5)        Ibu pasca persalinan.
6)        Ibu pasca keguguran



b)        Vasektomi (MOP)
Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri beresiko tinggi.
6.        Yang sebaiknya tidak menjalani
a)        Tubektomi (MOW)
1)        Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
2)        Menderita tekanan darh tinggi
3)        Kencing manis (diabetes)
4)        Penyakit jantung
5)        Penyakit paru-paru
6)        Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)
7)        Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol)
8)        Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan
9)        Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilisasi di masa depan
10)    Belum memberikan persetujuan tertulis
b)        Vasektomi (MOP)
1)        Infeksi kulit atu jamur di daerah kemaluan
2)        Menderita kencing manis
3)        Hidrokel atau varikokel yang besar
4)        Hernia inguinalis
5)        Anemia berat, ganguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia.(24)
6.      Metode Alami
1.        Metode Kalender.
Sering juga dikenal sebagai metode ogino knaus dan mulai dipergunakan sejak tahun 1930. Menurut ogino ovulasi biasanya terjadi pada hari ke 14 sebelum haid yang akan datang, tapi dapat terjadi pada hari ke 12 dan hari ke 16 sebelum haid. Jadi ke 5 hari itu merupakan masa yang terlarang untuk koitus.
Karena sel sperma dapat hidup selama 3 hari dalam alat reproduksi wanita maka di tambahkan hari ke 17 dan ke 18, kemudian ditambahkan 1 hari lagi yaitu hari ke 11, untuk hidupnya sel ovum sehingga masa subur menjadi 8 hari pada siklus 28 hari, yaitu pada hari ke 11 sampai hari ke 18.
Yang paling menyulitkan pada metode kalender adalah pada wanita yang siklus haidnya tidak teratur setiap 28 hari. Misalnya : Pada siklus haid tidak teratur yang bervariasi antara 25 dan 32 hari, maka masa aman pre ovulasi diperoleh dengan mengurangi 18 hari dari yang terpendek (25-18 = 7) dan masa aman post ovulasi dengan mengurangi 11 dari siklus yang terpanjang (32-11 = 21) maka masa tidak subur adalah sebelum hari ke 7 dan sesudah hari ke 21.(24)

2.        MAL (Metode Amenore Laktasi).
1.         Pengertian
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1)        Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila pemberian ≥ 8x sehari
2)        Belum haid
3)        Efektif sampai 6 bulan
4)        Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.
2.         Cara Kerja
Penundaan/penekanan ovulasi.
3.         Keuntungan
a)        Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan).
b)        Segera efektif
c)        Tidak mengganggu senggama
d)       Tidak ada efek samping secara sistemik
e)        Tidak perlu pengawasan medis
f)         Tidak perlu obat atau alat
g)        Tanpa biaya
4.         Keuntungan non kontrasepsi
a)         Untuk bayi
Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI), sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal dan terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula, atau alt minum yang terpakai.
b)        Untuk ibu
Mengurangi perdarahan pascapersalinan, mengurangi resiko anemia, dan meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi.
5.         Keterbatasan
a)        Perlu perawatan sejak perawatan kehamilanagar segera menyusui dalam 30 menit pascapersalinan
b)        Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
c)        Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.
d)       Tidak melindungi terhadap PMS termasuk virus B/HBV dan HIV/AIDS
6.         Indikasi
Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid setelah melahirkan.
7.         Kontra indikasi
a)        Sudah mendapat haid setelah bersalin
b)        Tidak menyusui secara eksklusif
c)        Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
d)       Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.(24)
3.        Metode Lendir Serviks
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.(24)
4.        Senggama Terputus (Coitus Interuptus).
1.         Pengertian
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
2.         Cara Kerja
Alat kelamin ( penis) dikeluarkan dari vagina sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk  ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum dan kehamilan dapat dicegah

3.         Keuntungan
1)    Kontrasepsi
Yaitu efektif bila dilaksanakan dengan benar, tidak mengganggu produksi ASI, dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya, tidak ada efek samping, dapat digunakan setiap waktu, dan tidak membutuhkan biaya.
2)        Non Kontrasepsi
Yaitu meningkatkan keterlibatan suami dalam KB, untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.
4.         Keterbatasan
1.        Efektifitas sangat tergantung pada kesetiaan pasangan untuk melakukan senggama terputus (angka kegagalan 4-27 kehamilan/ 100 perempuan per tahun).
2.        Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis.
3.        Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.
5.         Indikasi
1)        Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB.
2)        Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak memakai metode- metode lain.
3)        Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera.
4)        Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain.
5)        Pasangan yng membutuhkan metode pendukung.
6)        Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
6.         Kontra indikasi
1.        Suami dengan pengalaman ejakulasi dini.
2.        Suami yang sulit melakukan senggama terputus.
3.        Suami yang memiliki kelainan fisik dan psikologi.
4.        Istri yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama.
5.        Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi.
6.        Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
7.         Konseling untuk klien
1.        Meningkatkan kerja sama dan sebelum melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati pengguanaan merode senggama terputus.
2.        Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
3.        Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4.        Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.
5.        Senggama tidak dianjurkan pada masa subur.(24)

5.        Metode Suhu Basal.
Dasar dari metode ini adalah naiknya suhu basal pada waktu ovulasi karena kadar progesteron naik. Kenaikan suhu antara      0,3–0,5oC. Kenaikan suhu ini dapat terjadi segera atau secara berangsur-angsur dan terus menerus, dengan bentuk tangga atau seperti gambaran gigi gergaji. Kadang-kadang penurunan suhu mendahului kenaikan suhu.
Suhu basal harus diukur dengan termometer yang khusus dan dicatat pada kartu grafik tertentu. Karena yang paling penting adalah  nperubahan suhu dan bukan nilai absolutnya, maka pengukuran harus dilakukan setiap hari, yaitu pada pagi hari sebelum bangun dari tempat tidur dan sebelum makan atau minum.
Pengukuran ini secara oral (3 menit) atau rektal (1 menit). Kekurangan dari cara ini adalah kita hanya dapat menentukan masa aman post ovulasi. Karena itu sering dikombinasikan dengan metode kalender untuk menentukan masa tidak subur pre ovulasi.
Jadi, pelaksanaannya masa aman pre ovulasi ditentukan dengan metode kalender atau dengan mengurangi 6 hari dari kenaikan suhu yang paling dini yang telah tercatat selama 6 bulan. Masa aman post ovulasi adalah 3 hari setelah kenaikan suhu basal.
Metode suhu basal tidak dapat digunakan pada remaja dan dalam klimakterium, karena sering siklus yang ovulatoir diselingi denga siklus yang anovulatoir.(24)

6.    Metode Darurat
          Metode darurat adalah cara untuk menghindari kehamilan setelah

A.       Macam – macam Metode Kontrasepsi
a)      Metode dengan menggunakan alat
Metode ini bekerja dengan cara menghalangi pertemuan antara sel sperma dengan sel telur ketika melakukan hubungan seksual (merintangi pembuahan). Diantaranya:
1.        Kondom
Kondom (pria dan wanita) adalah metode yang mengumpulkan air mani dan sperma di dalam kantung kondom dan mencegahnya memasuki saluran reproduksi wanita. Kondom pria harus dipakai setelah ereksi dan sebelum alat kelamin pria penetrasi ke dalam vagina yang meliputi separuh bagian penis yang ereksi. Tidak boleh terlalu ketat (ada tempat kosong di ujung untuk menampung sperma). Kondom harus dilepas setelah ejakulasi.
a)         Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama
b)        Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya kontrasepsi yang mencegah PMS, infeksi GO, klamidia.
c)         Kerugian
Kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan benar, alergi lateks pada orang yang sensitif.
2.      Spermisida
Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan motilitas (pergerakan sperma). Tipe spermisida mencakup foam aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
a)    Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
b)   Keuntungan
Tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat mencegah PMS bakterial.
c)    Kerugian
Angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus HIV, hanya efektif 1-2 jam.
3.      Diafragma
Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama.
a)    Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
b)   Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan kesehatan, melindungi dari PMS.

c)    Kerugian
Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan.
4.      Cervical Cap
Cervical cap (penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan menutupi leher rahim dengan perlekatan di bagian forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih dari 48 jam.
a)    Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
b)   Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan kesehatan, melindungi dari PMS.
c)    Kerugian
Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan.

b)     Metode Hormonal
1)   Suntik KB
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.
2)   Jenis Kontrassepsi Sutikan
a.       Suntikan 1 bulan, berisi Estrogen dan Progesteron. Untuk wanita yang menyusui sebaiknya tidak menggunakan yang 1 bulan karena akan mempengaruhi produksi Air Susu Ibu (ASI). Contoh : cyclofem.
b.      Suntikan 3 bulan , berisi Progesteron saja. Contoh : Depoprovera,
c.       Depogeston.
3)   Cara Kerja
a)      Menghalangi ovulasi (masa subur).
b)      Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental.
c)      Menghambat sperma dan menimbulkan perubahan pada rahim.
d)     Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
e)      Mengubah kecepatan transportasi sel telur
4)   Keuntungan
a)      Efektifitasnya tinggi.
b)      Cara pemberiannya sederhana.
c)      Cukup aman.
d)     Kesuburan dapat kembali.
e)      Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui untuk KB suntik 3 bulan.
5)   Efek Samping
a)    Gangguan haid.
1.    Mual, sakit kepala, penambahan berat badan.
2.    Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun
6)   Cara Pemberian
a)    Waktu Pemberian
Setelah melahirkan
:
hari ke 3-5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi.
Setelah keguguran
:
segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi.
Dalam masa haid
:
hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
b)   Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat dan aerah otot lengan atas.
7)   Kontra Indikasi
a)    Absolut
Hamil, riwayat kanker payudara, perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
b)   Relatif
Riwayat gangguan jiwa, riwayat penyakit payudara, riwayat sakit kepala, wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke depan, wanita yang ingin hamil lebih cepat.

c)      Pil KB ( Kontrasepsi Oral)
1.    Pil Progestin ( minipil)
1.    Cara kerja
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat), endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir servik sehingga menghambat penetrasi sperma, dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
2.      Keuntungan
Sangat efektif, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mempengaruhi ASI, kesuburan cepat kembali, nyaman dan mudah digunakan.
a)    Idikasi
Usia reproduksi, yang telah memiliki anak atau belum, meginginkan suatu metode kontrasepsi yang efektif selama menyusui., pasca persalinan dan tidak menyusui dan pasca keguguran.
b)   Kontraindikasi
Hamil atau di duga hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, kanker payudara atau riwayat, miom uterus dan riwayat stroke.
2.    Pil Kombinasi (hormon estrogen dan progerteron)
a.         Cara kerja
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir servik mengental sehingga suit dilalui sperma dan pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
b.        Kegunaan
Memiliki efektivitas tinggi ( hampir menyerupai efektivitas tubektomi) bila digunakan setiap hari ( 1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan, tidak mengganggu hubungan seksual, keuburan segera kembali, dll.

c.         Indikasi
Usia reproduksi, setelah melahirkan dan tidak menyusui, pasca keguguran, anemia karena haid berlabihan, siklus haid tidak teratur, dll.
d.        Kontraindikasi
Hamil atau dicurigai hamil, menyusui eksklusif, perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, penyakit hati akut, dll.
3.    Susuk/implan
1.    Pengertian
Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit.
2.    Dosis
Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul silastik yang berisi etonogestrel sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih 30 microgram/hari.
3.    Cara Kerja
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut. Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3 tahun.
4.    Cara Kerja Dalam Pencegahan Kehamilan
Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3 mekanisme dasar yaitu, menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi, mempertebal lendir serviks, menipiskan lapisan endometrium.
5.    Efektifitas
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam praktek 1 - 3%.
6.    Keuntungan
a)    Tidak menekan produksi ASI.
b)   Praktis, efektif.
c)    Tidak ada faktor lupa.
d)   Masa pakai panjang.
e)    Membantu mencegah anaemia.
f)    Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan.
g)   Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.
7.    Kekurangan
a)      Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
b)      Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
c)      Implant mahal.
d)     Implant sering mengubah pola haid.
e)      Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.
8.    Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang sebelumnya dilakukan anaestesi lokal.
9.    Tahap Pasca tindakan
a)    Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal selama 3 hari
untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.
b)   Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.
c)    Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian, implant dapat dilepas.
10.    Kontraindikasi.
a)         Hamil atau diduga hamil.
b)         Tumor.
c)         Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis



11.    Efek samping.
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu:
a)         Gangguan haid.
b)         Jerawat
c)         Perubahan libido.
d)        Keputihan
e)         Peubahan berat badan

4.    Metode IUD atau AKDR
IUD adalah alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi.
a.         Kontraindikasi
Dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan IUD adalah :
1.    Kehamilan
2.    Sepsis
3.    Aborsi postseptik dalam waktu dekat.
4.    Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim.
5.    Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
6.    Penyakit tropoblastik ganas
7.    Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium
8.    Penyakit radang panggul
9.    PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh)
10.    TBC panggul
b.        Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama
c.         Keuntungan
1.         Sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke dalam rahim.
2.         Bekerja dalam jangka waktu lama
3.         Pengembalian kesuburan cepat setelah dilepaskan
d.        Kerugian
a)    Resiko infeksi panggul
b)   Dismenorea (nyeri saat haid)
c)    Menoragia pada bulan-bulan pertama
d)   Peningkatan resiko perforasi (robek) rahim
e)    Resiko kehamilan ektopik
f)         IUD dapat lepas dengan sendirinya
e.         Efek samping
1.         Nyeri
2.         Perdarahan
3.         Peningkatan jumlah darah menstruasi
5.    Metode Operasi ( Sterilisasi)
1.    Pengertian
  Kontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas,  yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami  istri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun pria.  Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita atau  MOW (Metoda Operasi Wanita ) atau tubektomi, sedangkan pada pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi. Kontrasepsi mantap pada wanita  atau  MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi, yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan  saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.
1.      Cara kerja
a)        Tubektomi (MOW)
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.
b)        Vasektomi (MOP)
Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan sperma.
2.        Keuntungan
Secara umum keuntungan kontap wanita dan pria dibandingkan dengan kontrasepsi lain adalah :
a)        Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi lain
b)        Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja
c)        Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan merupakan cara kontrasepsi

d)       Permanen
e)        Lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk satu kali tindakan saja.
Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah:
a)        Tubektomi (MOW)
1)      Sangat efektif dan permanen
2)      Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
3)      Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
4)      Tidak mempengaruhi proses menyusui
5)      Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
6)      Tidak menggangu hubungan seksual
b)      Vasektomi (MOP)
1)        Sangat efektif dan “permanen”
2)        Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
3)        Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
4)        Tidak menggangu hubungan seksual
5)        Tindakan bedah yang aman dan sederhana.
3.        Kerugian
a)        Tubektomi (MOW)
1)        Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
2)        Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan
b)        Vasektomi (MOP)
1)        Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak
2)        Harus ada tindakan pembedahan minor.
4.         Syarat
Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:
a)        Sukarela
Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima pelayanan kontap, artinya secara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih kontap sebagai cara kontrasepsi.
b)        Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia, artinya :
1)        Calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis dan  telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani dan jasmani.
2)        Bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil paling sedikit umur sekitar 2 tahun.
3)        Umur istri paling muda sekitar 25 tahun.
c)        Kesehatan
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak ditemukan adanya hambatan atau kontra indikasi untuk menjalani kontap. Oleh karena itu setiap calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu kesehatannya oleh dokter, sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk dikontap atau tidak. Selain itu juga setiap calon peserta kontap harus mengikuti konseling (bimbingan tatap muka) dan menandatangani formulir persetujuan tindakan medik (Informed Consent).
5.        Yang dapat menjalani
a)        Tubektomi (MOW)
1)        Usia lebih dari 26 tahun
2)        Sudah punya anak cukup (2 anak), ank terkecil harus berusia minimal 5 (lima) tahun
3)        Yakin telah mempunyai keluarga yag sesuai dengan kehendaknya.
4)        Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
5)        Ibu pasca persalinan.
6)        Ibu pasca keguguran



b)        Vasektomi (MOP)
Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri beresiko tinggi.
6.        Yang sebaiknya tidak menjalani
a)        Tubektomi (MOW)
1)        Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
2)        Menderita tekanan darh tinggi
3)        Kencing manis (diabetes)
4)        Penyakit jantung
5)        Penyakit paru-paru
6)        Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)
7)        Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol)
8)        Ibu yang tidak boleh menjalani pembedahan
9)        Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilisasi di masa depan
10)    Belum memberikan persetujuan tertulis
b)        Vasektomi (MOP)
1)        Infeksi kulit atu jamur di daerah kemaluan
2)        Menderita kencing manis
3)        Hidrokel atau varikokel yang besar
4)        Hernia inguinalis
5)        Anemia berat, ganguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia.(24)
6.      Metode Alami
1.        Metode Kalender.
Sering juga dikenal sebagai metode ogino knaus dan mulai dipergunakan sejak tahun 1930. Menurut ogino ovulasi biasanya terjadi pada hari ke 14 sebelum haid yang akan datang, tapi dapat terjadi pada hari ke 12 dan hari ke 16 sebelum haid. Jadi ke 5 hari itu merupakan masa yang terlarang untuk koitus.
Karena sel sperma dapat hidup selama 3 hari dalam alat reproduksi wanita maka di tambahkan hari ke 17 dan ke 18, kemudian ditambahkan 1 hari lagi yaitu hari ke 11, untuk hidupnya sel ovum sehingga masa subur menjadi 8 hari pada siklus 28 hari, yaitu pada hari ke 11 sampai hari ke 18.
Yang paling menyulitkan pada metode kalender adalah pada wanita yang siklus haidnya tidak teratur setiap 28 hari. Misalnya : Pada siklus haid tidak teratur yang bervariasi antara 25 dan 32 hari, maka masa aman pre ovulasi diperoleh dengan mengurangi 18 hari dari yang terpendek (25-18 = 7) dan masa aman post ovulasi dengan mengurangi 11 dari siklus yang terpanjang (32-11 = 21) maka masa tidak subur adalah sebelum hari ke 7 dan sesudah hari ke 21.(24)

2.        MAL (Metode Amenore Laktasi).
1.         Pengertian
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1)        Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila pemberian ≥ 8x sehari
2)        Belum haid
3)        Efektif sampai 6 bulan
4)        Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.
2.         Cara Kerja
Penundaan/penekanan ovulasi.
3.         Keuntungan
a)        Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan).
b)        Segera efektif
c)        Tidak mengganggu senggama
d)       Tidak ada efek samping secara sistemik
e)        Tidak perlu pengawasan medis
f)         Tidak perlu obat atau alat
g)        Tanpa biaya
4.         Keuntungan non kontrasepsi
a)         Untuk bayi
Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI), sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal dan terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula, atau alt minum yang terpakai.
b)        Untuk ibu
Mengurangi perdarahan pascapersalinan, mengurangi resiko anemia, dan meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi.
5.         Keterbatasan
a)        Perlu perawatan sejak perawatan kehamilanagar segera menyusui dalam 30 menit pascapersalinan
b)        Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
c)        Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.
d)       Tidak melindungi terhadap PMS termasuk virus B/HBV dan HIV/AIDS
6.         Indikasi
Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid setelah melahirkan.
7.         Kontra indikasi
a)        Sudah mendapat haid setelah bersalin
b)        Tidak menyusui secara eksklusif
c)        Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
d)       Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.(24)
3.        Metode Lendir Serviks
Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.(24)
4.        Senggama Terputus (Coitus Interuptus).
1.         Pengertian
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
2.         Cara Kerja
Alat kelamin ( penis) dikeluarkan dari vagina sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk  ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum dan kehamilan dapat dicegah

3.         Keuntungan
1)    Kontrasepsi
Yaitu efektif bila dilaksanakan dengan benar, tidak mengganggu produksi ASI, dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya, tidak ada efek samping, dapat digunakan setiap waktu, dan tidak membutuhkan biaya.
2)        Non Kontrasepsi
Yaitu meningkatkan keterlibatan suami dalam KB, untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.
4.         Keterbatasan
1.        Efektifitas sangat tergantung pada kesetiaan pasangan untuk melakukan senggama terputus (angka kegagalan 4-27 kehamilan/ 100 perempuan per tahun).
2.        Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis.
3.        Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.
5.         Indikasi
1)        Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB.
2)        Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak memakai metode- metode lain.
3)        Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera.
4)        Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain.
5)        Pasangan yng membutuhkan metode pendukung.
6)        Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
6.         Kontra indikasi
1.        Suami dengan pengalaman ejakulasi dini.
2.        Suami yang sulit melakukan senggama terputus.
3.        Suami yang memiliki kelainan fisik dan psikologi.
4.        Istri yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama.
5.        Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi.
6.        Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
7.         Konseling untuk klien
1.        Meningkatkan kerja sama dan sebelum melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati pengguanaan merode senggama terputus.
2.        Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
3.        Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4.        Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.
5.        Senggama tidak dianjurkan pada masa subur.(24)

5.        Metode Suhu Basal.
Dasar dari metode ini adalah naiknya suhu basal pada waktu ovulasi karena kadar progesteron naik. Kenaikan suhu antara      0,3–0,5oC. Kenaikan suhu ini dapat terjadi segera atau secara berangsur-angsur dan terus menerus, dengan bentuk tangga atau seperti gambaran gigi gergaji. Kadang-kadang penurunan suhu mendahului kenaikan suhu.
Suhu basal harus diukur dengan termometer yang khusus dan dicatat pada kartu grafik tertentu. Karena yang paling penting adalah  nperubahan suhu dan bukan nilai absolutnya, maka pengukuran harus dilakukan setiap hari, yaitu pada pagi hari sebelum bangun dari tempat tidur dan sebelum makan atau minum.
Pengukuran ini secara oral (3 menit) atau rektal (1 menit). Kekurangan dari cara ini adalah kita hanya dapat menentukan masa aman post ovulasi. Karena itu sering dikombinasikan dengan metode kalender untuk menentukan masa tidak subur pre ovulasi.
Jadi, pelaksanaannya masa aman pre ovulasi ditentukan dengan metode kalender atau dengan mengurangi 6 hari dari kenaikan suhu yang paling dini yang telah tercatat selama 6 bulan. Masa aman post ovulasi adalah 3 hari setelah kenaikan suhu basal.
Metode suhu basal tidak dapat digunakan pada remaja dan dalam klimakterium, karena sering siklus yang ovulatoir diselingi denga siklus yang anovulatoir.(24)

6.    Metode Darurat
          Metode darurat adalah cara untuk menghindari kehamilan setelah
 
Kebidanan Full Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template