Tuesday 20 August 2013

MACROTEACHING DIV Bidan Pendidik

Macro teaching DIV Bidan Pendidik itu biasanya dilakukan menjelang semester II. Hampir sama saja dengan micro teaching. Yang membedakannya hanya lingkup atau audience nya. Jika micro teaching boleh dengan menggunakan responden dalam lingkup kecil, misalnya 10 orang saja, sedangkan jika macro teaching dalam cakupan lebih besar. Bisa saja pada 1 kelas mahasiswa DIII Kebidanan. Dalam prakteknya sama seperti micro. 1 kali mengajar mahasiswa dalam bentuk teori, 1 kali mengajar mahasiswa dalam bentuk praktek.
Sebelumnya saya juga ngeri mendengar kata MACRO TEACHING, (di dalam benak saya, jika saya mengajar 1 kelas, lalu banyak mahasiswa yang bertanya dan saya tidak bisa menjawab bagaimana?), tapi tenang saja, sebelum macro kita akan dibekali dulu berbagai teori dan praktek yang menunjang pada kegiatan ini.
Sekarang saya tinggal menghitung hari menjelang wisuda DIV Bidan Pendidik. 14-9-2013, hari bersejarah itu. Mudah-mudahan Barokah. Amiin.

Macro teaching DIV Bidan Pendidik itu biasanya dilakukan menjelang semester II. Hampir sama saja dengan micro teaching. Yang membedakannya hanya lingkup atau audience nya. Jika micro teaching boleh dengan menggunakan responden dalam lingkup kecil, misalnya 10 orang saja, sedangkan jika macro teaching dalam cakupan lebih besar. Bisa saja pada 1 kelas mahasiswa DIII Kebidanan. Dalam prakteknya sama seperti micro. 1 kali mengajar mahasiswa dalam bentuk teori, 1 kali mengajar mahasiswa dalam bentuk praktek.
Sebelumnya saya juga ngeri mendengar kata MACRO TEACHING, (di dalam benak saya, jika saya mengajar 1 kelas, lalu banyak mahasiswa yang bertanya dan saya tidak bisa menjawab bagaimana?), tapi tenang saja, sebelum macro kita akan dibekali dulu berbagai teori dan praktek yang menunjang pada kegiatan ini.
Sekarang saya tinggal menghitung hari menjelang wisuda DIV Bidan Pendidik. 14-9-2013, hari bersejarah itu. Mudah-mudahan Barokah. Amiin.

KEGAWATDARURATAN NEONATAL


Kasus gawat darurat neonatus ialah kasus bayi baru lahir yang apabila tidak segara ditangani akan berakibat pada kematian bayi. Apabila sesudah dilahirkan bayi menjadi sakit atau gawat dan membutuhkan  fasilitas dan keahlian yang memadai, bayi harus dirujuk. Dengan menemui tanda-tanda sebagai berikut :
*      Sulit minum
Bayi dikatakan sulit minum apabila :
a.       Terdapat gangguan reflek hisap dan menelan
b.      Bayi sedang mendapat bantuan oksigen
c.       Faktor ibu yang memiliki anatomi payudara yang abnormal seperti, puting masuk ke dalam.
*      Sianosis sentral
Sianosis adalah warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir yanng terjadi akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb yang tidak berkaitan dengan O2. Sianosis dapat tanda insufisiensi pernafasan meskipun bukan merupakan tanda yang dapat diandalkan. Ada 2 jenis sianosis, yaitu :
1.      Sianosis sentral
Disebabkan oleh insufisiensi oksigenasi dalam paru dan paling mudah diketahui pada wajah, bibir, cuping telinga serta bagian bawah lidah
2.      Sianosis perifer
Dapat terjadi akibat insufisiensi jantung, sumbatan pada aliran darah dan vasokonstriksi pembuluh darah akibat suhu yang dingin.
*      Perut kembung
Adapun yang menyebabkan perut kembung pada neonatus adalah :
a.       Stenosis anorektal,
b.      atresia illeum,
c.       peritonitis meconium
*      Periode apnoe
Menurut American Academy of Sleep Medicine, penentuan periode apnea dikategorikan berdasarkan hasil indeks rata-rata jumlah henti nafas dalam 1 jam atau Apnea Hypopnea Indeks (AHI). Klasifikasi periode dengan kriteria sebagai berikut (dr. Andreas. A, 14  April 2007, Jakarta : www.sleepclinicjakarta.tblog.com/post/1, diakses tgl 10 September 2009) :
a.       Ringan, apabila 5-15 kali/jam
b.      Sedang, apabila 15-30 kali/jam
c.       Berat, apabila >30 kali/jam
*      Kejang/ peride kejang kecil-kecil
1)      Kejang umum dengan gejala :
a.       Gerakan wajah dan ekstremitas yg teratur dan berulang,
b.      Ekstensi atau fleksi tonik lengan atau tungkai, baik sinkron maupun tidak sinkron,
c.       Perubahan status kesadaran (bayi mungkin tidak sadar atau tetap bangun tetapi responsif/apatis),
d.      Apnea (napas spontan berhenti lebih 20 detik).
2)      Kejang subtle dengan gejala :
a.       Gerakan mata berkedip berputar dan juling yang berulang,
b.      Gerakan mulut dan lidah berulang,
c.       Gerakan tungkai tidak terkendali, gerakan seperti mengayuh sepeda,
d.      Apnea
e.       Bayi bisa masih tetap sadar
3)      Spasme dengan gejala :
a.       Kontraksi otot tidak terkendali paling tidak beberapa detik sampai beberapa menit,
b.      Dipicu oleh sentuhan, suara maupun cahaya,
c.       Bayi tetap sadar, sering menangis kesakitan,
d.      Trismus (rahang kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu seperti mulut ikan),
e.       Opistotonus,
f.       Gerakan tangan seperti meninju dan mengepal.
*      Merintih.
*      Perdarahan.
Setiap perdarahan pada neonatus harus segera dirujuk, perdarahan dapat disebabkan kekurangan faktor pembekuan darah dan faktor fungsi pembekuan darah atau menurun.
*      Sangat kuning
*      Berat badan < 1500 gram.
sumber : http://sumbarsehat.blogspot.com/2012/07/kegawatdaruratan-neonatal.html


Kasus gawat darurat neonatus ialah kasus bayi baru lahir yang apabila tidak segara ditangani akan berakibat pada kematian bayi. Apabila sesudah dilahirkan bayi menjadi sakit atau gawat dan membutuhkan  fasilitas dan keahlian yang memadai, bayi harus dirujuk. Dengan menemui tanda-tanda sebagai berikut :
*      Sulit minum
Bayi dikatakan sulit minum apabila :
a.       Terdapat gangguan reflek hisap dan menelan
b.      Bayi sedang mendapat bantuan oksigen
c.       Faktor ibu yang memiliki anatomi payudara yang abnormal seperti, puting masuk ke dalam.
*      Sianosis sentral
Sianosis adalah warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir yanng terjadi akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb yang tidak berkaitan dengan O2. Sianosis dapat tanda insufisiensi pernafasan meskipun bukan merupakan tanda yang dapat diandalkan. Ada 2 jenis sianosis, yaitu :
1.      Sianosis sentral
Disebabkan oleh insufisiensi oksigenasi dalam paru dan paling mudah diketahui pada wajah, bibir, cuping telinga serta bagian bawah lidah
2.      Sianosis perifer
Dapat terjadi akibat insufisiensi jantung, sumbatan pada aliran darah dan vasokonstriksi pembuluh darah akibat suhu yang dingin.
*      Perut kembung
Adapun yang menyebabkan perut kembung pada neonatus adalah :
a.       Stenosis anorektal,
b.      atresia illeum,
c.       peritonitis meconium
*      Periode apnoe
Menurut American Academy of Sleep Medicine, penentuan periode apnea dikategorikan berdasarkan hasil indeks rata-rata jumlah henti nafas dalam 1 jam atau Apnea Hypopnea Indeks (AHI). Klasifikasi periode dengan kriteria sebagai berikut (dr. Andreas. A, 14  April 2007, Jakarta : www.sleepclinicjakarta.tblog.com/post/1, diakses tgl 10 September 2009) :
a.       Ringan, apabila 5-15 kali/jam
b.      Sedang, apabila 15-30 kali/jam
c.       Berat, apabila >30 kali/jam
*      Kejang/ peride kejang kecil-kecil
1)      Kejang umum dengan gejala :
a.       Gerakan wajah dan ekstremitas yg teratur dan berulang,
b.      Ekstensi atau fleksi tonik lengan atau tungkai, baik sinkron maupun tidak sinkron,
c.       Perubahan status kesadaran (bayi mungkin tidak sadar atau tetap bangun tetapi responsif/apatis),
d.      Apnea (napas spontan berhenti lebih 20 detik).
2)      Kejang subtle dengan gejala :
a.       Gerakan mata berkedip berputar dan juling yang berulang,
b.      Gerakan mulut dan lidah berulang,
c.       Gerakan tungkai tidak terkendali, gerakan seperti mengayuh sepeda,
d.      Apnea
e.       Bayi bisa masih tetap sadar
3)      Spasme dengan gejala :
a.       Kontraksi otot tidak terkendali paling tidak beberapa detik sampai beberapa menit,
b.      Dipicu oleh sentuhan, suara maupun cahaya,
c.       Bayi tetap sadar, sering menangis kesakitan,
d.      Trismus (rahang kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu seperti mulut ikan),
e.       Opistotonus,
f.       Gerakan tangan seperti meninju dan mengepal.
*      Merintih.
*      Perdarahan.
Setiap perdarahan pada neonatus harus segera dirujuk, perdarahan dapat disebabkan kekurangan faktor pembekuan darah dan faktor fungsi pembekuan darah atau menurun.
*      Sangat kuning
*      Berat badan < 1500 gram.
sumber : http://sumbarsehat.blogspot.com/2012/07/kegawatdaruratan-neonatal.html

CONTOH BAB I SKRIPSI


BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang

      Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia berkualitas yang mestinya akan berguna bagi diri, sendiri, masyarakat bangsa dan negara seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1: ”Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk memujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Usman, 2010).
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari proses pendidikan yang sedang berjalan maupun produk hasil pendidikan itu sendiri. Dari proses pendidikan khususnya pembelajaran sebagian besar guru kita lebih cenderung menanamkan materi pelajaran yang bertumpu pada satu aspek kognitif tingkat rendah seperti mengingat, menghafal dan menumpuk informasi. Rendahnya kualitas produk pendidikan tersebut merupakan gambaran kualitas proses penyelenggaraan sistem pendidikan dimana terkait banyak unsur, namun proses belajar mengajar merupakan jantungnya pendidikan yang harus diperhitungkan karena pada kegiatan pembelajaran inilah transformasi berbagai konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan. (Sa’ud, 2008:179).
Pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia terus meningkat. Jika di tahun 2010 rata-rata penggunaan internet di Indonesia masih 30-35 persen, pada tahun 2011 angkanya sudah dikisaran 40-45 persen. Karimuddin (2011) mengatakan dalam survei terbaru yang dilakukan oleh MarkPlus Insight, pengguna internet di Indonesia di tahun 2011 mencapai 55 juta orang. Susilawati (2012) menyebutkan bahwa gaya hidup masyarakat yang semakin digitalize dan mobile , terbukti dari peningkatan trafik layanan data yang digunakan. Telkomsel mencatat konsumsi layanan data pelanggan pada saat tahun baru 2012 meningkat 300 persen dibandingkan dengan tahun baru 2011.
Pelaksanaan pembelajaran menjadikan pendidik harus mampu meningkatkan hasil peserta didiknya yang tentunya sangat beragam. Keberagaman ini bisa disiasati seorang pendidik dengan penentuan metode pembelajaran yang sesuai sehingga mampu meningkatkan hasil peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dan selanjutnya mampu menguasai materi dengan baik.  Dalam konsep pengajaran di sekolah, guru haruslah peka dalam penggunaan metode pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas diharapkan mampu bersinergi dengan memotivasi peserta didik demi tercapainya pembelajaran yang aktif kemudian menghantarkan peserta didik dalam penguasaan materi. (Muhibbin, 2006:56).
Proses pembelajaran di dalam kelas sangat terbatas yang memungkinkan peserta didik untuk tidak begitu memahami materi yang diberikan oleh dosen. Walaupun dosen memberikan soft copy atau hard copy power point materi yang diberikannya, tetapi didalamnya tidak terdapat penjelasan yang detail dan lengkap. Hal tersebut menuntut peserta didik untuk lebih kreatif mencari pengetahuan tentang materi yang diberikan dosen baik dari buku, bertanya kepada orang yang dianggap tahu, atau menggunakan media internet. Jika untuk mencari informasi dari buku sumber, peserta didik kesulitan untuk mendapatkan buku sumber yang anjurkan oleh dosen dikarenakan perpustakaan Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon tidak menyediakan berbagai macam buku yang menunjang akan proses pembelajaran.
Selain itu, mahasiswa sulit menemukan buku yang dianjurkan oleh dosen pengampu mata kuliah, dikarenakan tidak semua toko buku menyediakan buku tersebut atau karena buku tersebut tidak di cetak ulang. Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar sangat menunjang peserta didik untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh dosen. Selain itu, peserta didik juga dapat mengembangkan potensi dirinya lewat internet misalnya dengan mengikuti berbagai lomba atau juga peminatan bakat yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti ajang tersebut.
Siswa akan menjadi lebih aktif dan kreatif jika ditunjang dengan pengetahuan yang maksimal. Hal itu terjadi disebabkan peserta didik memanfaatkan internet dengan maksimal dengan mempelajari materi dari berbagai sumber yang ada. Ketika mahasiswa dihadapkan dengan kasus-kasus tentang materi yang diajarkan oleh dosen, peserta didik akan termotivasi untuk sekedar menjawab pertanyaan dari dosen atau sharing tentang pengetahuan yang didapatnya. Bahkan semua tugasnya akan maksimal dengan memanfaatkan internet secara positif. Hal tersebutlah yang akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Keberhasilan pendidikan di sekolah tidak lagi tergantung atau mengacu kepada pengajar tetapi mengacu kepada keaktifan pelajar atau siswa. Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang tersedia di kampus, pemanfaatan internet memberikan andil yang besar dalam menggali dan mendapatkan ilmu pengetahuan yang tidak didapat di bangku kuliah. Melalui internet, mahasiswa dapat mencari berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan, sehingga dapat mempermudah proses pemahamannya. (Brilianto, 2003:89).
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di lapangan, didapatkan bahwa penugasan yang diberikan oleh dosen di Poltekes A mengharuskan mahasiswa DIV Bidan Pendidik  untuk mencari informasi lebih luas lagi dan mahasiswanya juga mengatakan bahwa keberadaan internet itu sangat penting karena akan menunjang pada proses pembelajaran. Contohnya, tugas dari mata kuliah metodologi penelitian, kesehatan reproduksi, administrasi pendidikan, ilmu komputer, asuhan kebidanan patologi, teknologi pendidikan, metodik khusus, kewirausahaan, evaluasi pendidikan dan lain-lain. Hal tersebut menuntut mahasiswa untuk mencari referensi sebanyak-banyaknya, sedangkan untuk buku sumbernya mayoritas peserta didik tidak memilikinya. Bahkan ada mata kuliah yang tidak menganjurkan buku referensi. Karena itu peserta didik menggunakan sumber belajar lain yaitu internet. Sekitar 50% mahasiswa Poltekes A yang mengaku menggunakan internet dalam mengerjakan tugasnya dengan hasil nilai yang baik dibanding dengan teman-temannya yang lain.
Peserta didik merasa sangat terbantu oleh adanya internet. Peserta didik tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal, karena peserta didik dapat menyelesaikan tugas tersebut hanya dengan bermodalkan handphone yang dilengkapi jaringan internet atau menggunakan komputer yang dilengkapi modemnya. Wawancara ke objek penelitian terdapat 10 mahasiswa semester II mengatakan bahwa penggunaan internet dalam pengerjaan tugas mata kuliah metodologi penelitian, kesehatan reproduksi, administrasi pendidikan, ilmu komputer, asuhan kebidanan patologi, teknologi pendidikan, metodik khusus, kewirausahaan, evaluasi pendidikan sangat penting karena menunjang kepada ilmu pengetahuan dan nilai yang diberikan oleh dosen, tetapi ada beberapa orang yang mengatakan biasa saja karena mereka tidak mengerjakan sendiri tetapi menyuruh kepada orang lain dengan alasan handphone-nya tidak dilengkapi fasilitas internet, tidak mempunyai komputer, tidak mempunyai modem dan malas menggunakan jaringan internet serta mahal biaya penggunaan internet.
Akan berbeda hasilnya jika dalam pengerjaan tugas mata kuliah dikerjakan sendiri olehnya dibandingkan dengan hasil pekerjaan yang dibuatkan oleh orang lain. Siswa yang menggunakan jasa orang lain untuk mengerjakan tugas mempunyai berbagai alasan, diantaranya tidak ada sanksi yang tegas dari guru, malas ke warung internet (warnet) karena tidak mempunyai modem, dan malas mencari materinya yang dirasa sulit. Dari hasil observasi tersebut, didapatkan bahwa pemanfaatan internet diduga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh  pemanfaatan  internet  terhadap hasil  belajar kesehatan reproduksi mahasiswa DIV Kebidanan semester II Poltekes A Tahun 2013”.    


B.  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :”Seberapa besar pengaruh  pemanfaatan  internet  terhadap hasil  belajar kesehatan reproduksi mahasiswa DIV Kebidanan semester II Poltekes A Tahun 2013?”


C.  Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh  pemanfaatan  internet  terhadap hasil  belajar mahasiswa DIV Kebidanan Semester II Poltekes A Tahun 2013.    
2.      Tujuan Khusus
a.       Mendapat gambaran pemanfaatan internet  pada mahasiswa DIV Bidan Pendidik Semester II Poltekes tahun 2013.
b.      Mendapat gambaran tentang hasil belajar kesehatan reproduksi mahasiswa DIV Kebidanan Semester II Poltekes  tahun 2013.
c.       Menganalisa pengaruh pemanfaatan internet terhadap hasil belajar kesehatan reproduksi mahasiswa DIV Kebidanan Semester II Poltekes  tahun 2013.

D.  Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Mengembangkan kajian tentang pengunaan internet dalam pembelajaran, sehingga akan lebih memaksimalkan pemanfaatan internet ke arah positif yang sangat berguna bagi peserta didik dan pendidik khususnya yaitu untuk meningkatkan pengetahuan tentang mata pelajaran di kampus.

2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian juga sebagai media pembelajaran untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran sehingga akan memberikan manfaat positif bagi peneliti.
b.      Bagi Mahasiswa
Bahan informasi dan evaluasi belajar agar dapat meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki atau meningkatkan mutu belajar supaya kegiatan belajar dilakukan secara optimal dengan hasil yang memuaskan.
c.       Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi, dokumentasi dan bahan pustaka serta sebagai bahan evaluasi akan keberhasilan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pendidikan.

BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang

      Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia berkualitas yang mestinya akan berguna bagi diri, sendiri, masyarakat bangsa dan negara seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1: ”Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk memujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Usman, 2010).
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari proses pendidikan yang sedang berjalan maupun produk hasil pendidikan itu sendiri. Dari proses pendidikan khususnya pembelajaran sebagian besar guru kita lebih cenderung menanamkan materi pelajaran yang bertumpu pada satu aspek kognitif tingkat rendah seperti mengingat, menghafal dan menumpuk informasi. Rendahnya kualitas produk pendidikan tersebut merupakan gambaran kualitas proses penyelenggaraan sistem pendidikan dimana terkait banyak unsur, namun proses belajar mengajar merupakan jantungnya pendidikan yang harus diperhitungkan karena pada kegiatan pembelajaran inilah transformasi berbagai konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan. (Sa’ud, 2008:179).
Pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia terus meningkat. Jika di tahun 2010 rata-rata penggunaan internet di Indonesia masih 30-35 persen, pada tahun 2011 angkanya sudah dikisaran 40-45 persen. Karimuddin (2011) mengatakan dalam survei terbaru yang dilakukan oleh MarkPlus Insight, pengguna internet di Indonesia di tahun 2011 mencapai 55 juta orang. Susilawati (2012) menyebutkan bahwa gaya hidup masyarakat yang semakin digitalize dan mobile , terbukti dari peningkatan trafik layanan data yang digunakan. Telkomsel mencatat konsumsi layanan data pelanggan pada saat tahun baru 2012 meningkat 300 persen dibandingkan dengan tahun baru 2011.
Pelaksanaan pembelajaran menjadikan pendidik harus mampu meningkatkan hasil peserta didiknya yang tentunya sangat beragam. Keberagaman ini bisa disiasati seorang pendidik dengan penentuan metode pembelajaran yang sesuai sehingga mampu meningkatkan hasil peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dan selanjutnya mampu menguasai materi dengan baik.  Dalam konsep pengajaran di sekolah, guru haruslah peka dalam penggunaan metode pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas diharapkan mampu bersinergi dengan memotivasi peserta didik demi tercapainya pembelajaran yang aktif kemudian menghantarkan peserta didik dalam penguasaan materi. (Muhibbin, 2006:56).
Proses pembelajaran di dalam kelas sangat terbatas yang memungkinkan peserta didik untuk tidak begitu memahami materi yang diberikan oleh dosen. Walaupun dosen memberikan soft copy atau hard copy power point materi yang diberikannya, tetapi didalamnya tidak terdapat penjelasan yang detail dan lengkap. Hal tersebut menuntut peserta didik untuk lebih kreatif mencari pengetahuan tentang materi yang diberikan dosen baik dari buku, bertanya kepada orang yang dianggap tahu, atau menggunakan media internet. Jika untuk mencari informasi dari buku sumber, peserta didik kesulitan untuk mendapatkan buku sumber yang anjurkan oleh dosen dikarenakan perpustakaan Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon tidak menyediakan berbagai macam buku yang menunjang akan proses pembelajaran.
Selain itu, mahasiswa sulit menemukan buku yang dianjurkan oleh dosen pengampu mata kuliah, dikarenakan tidak semua toko buku menyediakan buku tersebut atau karena buku tersebut tidak di cetak ulang. Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar sangat menunjang peserta didik untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh dosen. Selain itu, peserta didik juga dapat mengembangkan potensi dirinya lewat internet misalnya dengan mengikuti berbagai lomba atau juga peminatan bakat yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti ajang tersebut.
Siswa akan menjadi lebih aktif dan kreatif jika ditunjang dengan pengetahuan yang maksimal. Hal itu terjadi disebabkan peserta didik memanfaatkan internet dengan maksimal dengan mempelajari materi dari berbagai sumber yang ada. Ketika mahasiswa dihadapkan dengan kasus-kasus tentang materi yang diajarkan oleh dosen, peserta didik akan termotivasi untuk sekedar menjawab pertanyaan dari dosen atau sharing tentang pengetahuan yang didapatnya. Bahkan semua tugasnya akan maksimal dengan memanfaatkan internet secara positif. Hal tersebutlah yang akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Keberhasilan pendidikan di sekolah tidak lagi tergantung atau mengacu kepada pengajar tetapi mengacu kepada keaktifan pelajar atau siswa. Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang tersedia di kampus, pemanfaatan internet memberikan andil yang besar dalam menggali dan mendapatkan ilmu pengetahuan yang tidak didapat di bangku kuliah. Melalui internet, mahasiswa dapat mencari berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan, sehingga dapat mempermudah proses pemahamannya. (Brilianto, 2003:89).
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di lapangan, didapatkan bahwa penugasan yang diberikan oleh dosen di Poltekes A mengharuskan mahasiswa DIV Bidan Pendidik  untuk mencari informasi lebih luas lagi dan mahasiswanya juga mengatakan bahwa keberadaan internet itu sangat penting karena akan menunjang pada proses pembelajaran. Contohnya, tugas dari mata kuliah metodologi penelitian, kesehatan reproduksi, administrasi pendidikan, ilmu komputer, asuhan kebidanan patologi, teknologi pendidikan, metodik khusus, kewirausahaan, evaluasi pendidikan dan lain-lain. Hal tersebut menuntut mahasiswa untuk mencari referensi sebanyak-banyaknya, sedangkan untuk buku sumbernya mayoritas peserta didik tidak memilikinya. Bahkan ada mata kuliah yang tidak menganjurkan buku referensi. Karena itu peserta didik menggunakan sumber belajar lain yaitu internet. Sekitar 50% mahasiswa Poltekes A yang mengaku menggunakan internet dalam mengerjakan tugasnya dengan hasil nilai yang baik dibanding dengan teman-temannya yang lain.
Peserta didik merasa sangat terbantu oleh adanya internet. Peserta didik tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal, karena peserta didik dapat menyelesaikan tugas tersebut hanya dengan bermodalkan handphone yang dilengkapi jaringan internet atau menggunakan komputer yang dilengkapi modemnya. Wawancara ke objek penelitian terdapat 10 mahasiswa semester II mengatakan bahwa penggunaan internet dalam pengerjaan tugas mata kuliah metodologi penelitian, kesehatan reproduksi, administrasi pendidikan, ilmu komputer, asuhan kebidanan patologi, teknologi pendidikan, metodik khusus, kewirausahaan, evaluasi pendidikan sangat penting karena menunjang kepada ilmu pengetahuan dan nilai yang diberikan oleh dosen, tetapi ada beberapa orang yang mengatakan biasa saja karena mereka tidak mengerjakan sendiri tetapi menyuruh kepada orang lain dengan alasan handphone-nya tidak dilengkapi fasilitas internet, tidak mempunyai komputer, tidak mempunyai modem dan malas menggunakan jaringan internet serta mahal biaya penggunaan internet.
Akan berbeda hasilnya jika dalam pengerjaan tugas mata kuliah dikerjakan sendiri olehnya dibandingkan dengan hasil pekerjaan yang dibuatkan oleh orang lain. Siswa yang menggunakan jasa orang lain untuk mengerjakan tugas mempunyai berbagai alasan, diantaranya tidak ada sanksi yang tegas dari guru, malas ke warung internet (warnet) karena tidak mempunyai modem, dan malas mencari materinya yang dirasa sulit. Dari hasil observasi tersebut, didapatkan bahwa pemanfaatan internet diduga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh  pemanfaatan  internet  terhadap hasil  belajar kesehatan reproduksi mahasiswa DIV Kebidanan semester II Poltekes A Tahun 2013”.    


B.  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :”Seberapa besar pengaruh  pemanfaatan  internet  terhadap hasil  belajar kesehatan reproduksi mahasiswa DIV Kebidanan semester II Poltekes A Tahun 2013?”


C.  Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh  pemanfaatan  internet  terhadap hasil  belajar mahasiswa DIV Kebidanan Semester II Poltekes A Tahun 2013.    
2.      Tujuan Khusus
a.       Mendapat gambaran pemanfaatan internet  pada mahasiswa DIV Bidan Pendidik Semester II Poltekes tahun 2013.
b.      Mendapat gambaran tentang hasil belajar kesehatan reproduksi mahasiswa DIV Kebidanan Semester II Poltekes  tahun 2013.
c.       Menganalisa pengaruh pemanfaatan internet terhadap hasil belajar kesehatan reproduksi mahasiswa DIV Kebidanan Semester II Poltekes  tahun 2013.

D.  Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Mengembangkan kajian tentang pengunaan internet dalam pembelajaran, sehingga akan lebih memaksimalkan pemanfaatan internet ke arah positif yang sangat berguna bagi peserta didik dan pendidik khususnya yaitu untuk meningkatkan pengetahuan tentang mata pelajaran di kampus.

2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian juga sebagai media pembelajaran untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran sehingga akan memberikan manfaat positif bagi peneliti.
b.      Bagi Mahasiswa
Bahan informasi dan evaluasi belajar agar dapat meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki atau meningkatkan mutu belajar supaya kegiatan belajar dilakukan secara optimal dengan hasil yang memuaskan.
c.       Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi, dokumentasi dan bahan pustaka serta sebagai bahan evaluasi akan keberhasilan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pendidikan.
 
Kebidanan Full Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template