Thursday, 4 April 2013

5 MEJA POSYANDU


Langkah ke Posyandu
Pelaksanaan kegiatan di Posyandu Cahaya dikenal dengan nama “sistem 5 meja”, dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Sistem 5 meja tersebut tidak berarti bahwa Posyandu harus memiliki 5 buah meja untuk pelaksanaanya, tetapi kegiatan Posyandu harus mencakup 5 pokok kegiatan:
  • Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui
  • Meja 2 Penimbangan balita
  • Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan
  • Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui
  • Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit
Kegiatan Di MEJA 1
  1. Pendaftaran Balita
    1. Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
    2. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan.
    3. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan.
  1. Pendaftaran ibu hamil
    • Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
    • Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke meja 4 untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh petugas kesehatan di meja 5.
    • Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik kertas, dan ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada petugas kesehatan di meja 5.
Kegiatan di MEJA 2
  • Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam KMS.
  • Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, meja pencatatan.
Kegiatan di MEJA 3
  • Buka KMS balita yang bersangkutan.
  • Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
  • Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
  • Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
  • Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai ingatan ibunya.
  • Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat

Langkah ke Posyandu
Pelaksanaan kegiatan di Posyandu Cahaya dikenal dengan nama “sistem 5 meja”, dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Sistem 5 meja tersebut tidak berarti bahwa Posyandu harus memiliki 5 buah meja untuk pelaksanaanya, tetapi kegiatan Posyandu harus mencakup 5 pokok kegiatan:
  • Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui
  • Meja 2 Penimbangan balita
  • Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan
  • Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui
  • Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit
Kegiatan Di MEJA 1
  1. Pendaftaran Balita
    1. Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
    2. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan.
    3. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan.
  1. Pendaftaran ibu hamil
    • Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
    • Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke meja 4 untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh petugas kesehatan di meja 5.
    • Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik kertas, dan ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada petugas kesehatan di meja 5.
Kegiatan di MEJA 2
  • Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam KMS.
  • Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, meja pencatatan.
Kegiatan di MEJA 3
  • Buka KMS balita yang bersangkutan.
  • Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
  • Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
  • Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
  • Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai ingatan ibunya.
  • Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat

PENGAMBILAN SAMPEL FESES


Pengertian
Pemeriksaan Feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feces sebagai bahan pemeriksaan , yaitu pemeriksan lengkap dan pemeriksaan kultur : jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupun konsistensinya.
Tujuan
Mendapatkan spesimen tinja/feses yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan feses rutin Pemeriksaan dengan menggunakan spesimen feses bertujuan untuk mendeteksi adanya kuman, seperti kelompok salmonela, sigela, sherichia coil, stafilokokus, dan lain-lain.

Indikasi Pemeriksaan
a.       Adanya diare dan konstipasi                         
b.      Adanya ikterus
c.       Adanya gangguan pencernaan                       
d.      Adanya lendir dalam tinja
e.       Kecurigaan penyakit gastrointestinal             
f.       Adanya darah dalam tinja

Syarat pengumpulan feces
a.  Tempat harus bersih, kedap, bebas dari urine, diperiksa 30 – 40 menit sejak dikeluarkan. Bila pemeriksaan ditunda simpan pada almari es.
b.      Pasien dilarang menelan  Barium, Bismuth, dan Minyak dalam 5 hari sebelum pemeriksaan.
c.       Diambil dari bagian yang paling mungkin memberi kelainan.
d.      Paling baik dari defekasi spontan atau Rectal Toucher
e.       Pasien konstipasi



Waktu
Pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal dan sebaiknya
sebelum pemberian anti biotik. Feses yang diambil dalam keadaan segar.

Alat-alat
1.      Sarung tangan
2.      Spatel steril
3.      Hand scoon bersih
4.      Vasseline
5.      Lidi kapas steril
6.      Pot tinja
7.      Bengkok
8.      Perlak pengalas
9.      Tissue
10.  Tempat bahan pemeriksaan
11.  Sampiran

Cara kerja
Prosedur pengambilan feses pada dewasa :
1.      Jelaskan prosedur pada ibu dan meminta persetujuan tindakan
2.      Menyiapkan alat yang diperlukan
3.      Meminta ibu untuk defekasi di pispot, hindari kontak dengan urine
4.      Cuci tangan dan pakai sarung tangan
5.      Dengan alat pengambil feses, ambil dan ambil feses ke dalam wadah specimen kemudian tutup dan bungkus
6.      Observasi warna, konsistensi, lendir, darah, telur cacing  dan adanya parasit pada sampel
7.      Buang alat dengan benar
8.      Cuci tangan
9.      Beri label pada wadah specimen dan kirimkan ke labolatorium
10.  Lakukan pendokumentasian dan tindakan yang sesuai

Prosedur pengambilan feses pada dewasa dalam keadaan tidak mampu defekasi sendiri:
1.      Mendekatkan alat
2.      Jelaskan prosedur pada ibu dan meminta persetujuan tindakan
3.      Mencuci tangan
4.      Memasang perlak pengalas dan sampiran
5.      Melepas pakaian bawah pasien
6.      Mengatur posisi dorsal recumbent
7.      Memakan hand scoon
8.      Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan arah keatas kemudian diputar kekiri dan kekanan sampai teraba tinja
9.      Setelah dapat , dikeluarkan perlahan – lahan lalu dimasukkan ke dalam tempatnya.
10.  Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue.
11.  Melepas hand scoon
12.  Merapikan pasien
13.  Mencuci tangan

Prosedur pengambilan feses pada bayi :
1.      Jelaskan prosedur pada ibu bayi dan meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan pada bayinya
2.      Menyiapkan alat yang diperlukan
3.      Memantau feses yang dikeluarkan oleh bayi di popoknya, hindari kontak dengan urine
4.      Cuci tangan dan pakai sarung tangan
5.      Dengan alat pengambil feses, ambil dan ambil feses ke dalam wadah specimen kemudian tutup dan bungkus
6.      Observasi warna, konsistensi, lendir, darah, telur cacing dan adanya parasit pada sampel
7.      Buang alat dengan benar
8.      Cuci tangan
9.      Beri label pada wadah specimen dan kirimkan ke labolatorium
10.  Lakukan pendokumentasian dan tindakan yang sesuai


Jenis Pemeriksaan Feses
Jika akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang memberi kemungkinan sebesar-besarnya untuk menemui kelainan umpamanya bagian yang tercampur darah atau lendir dan sebagainya. Oleh Karen unsur-unsur patologik biasanya tidak terdapat merata, maka hasil pemeriksaan mikroskopis tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, cukup diberi tanda – (negative), +, ++ atau +++ saja.
1. Pemeriksaan feces lengkap merupakan pemeriksaan feces yang terdiri atas : 
  -  Pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang: konsistensi, warna, darah, lendir). Adanya darah dan lendir menandakan infeksi yang harus segera diobati, yaitu infeksi karena amuba atau bakteri shigella.
  -  Pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop: leukosit, eritrosit, epitel, amilum, telur cacing dan amuba). Adanya amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna terhadap amuba tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya pasien dari infeksi parasit tersebut.
  - Pemeriksaan kimia : untuk mengetahui adanya  Darah Samar, Urobilin, Urobilinogen, Bilirubin dalam feses / tinja
2. Pemeriksaan feces kultur merupakan pemeriksaan feces melalui biakan
Tujuan : mendapatkan spesimen tinja/feses yang memenuhi persyaratan untuk  pemeriksaan feses rutin 
Waktu : pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal dan sebaiknya sebelum pemberian anti biotik.
Alat-alat : -lidi kapas steril 
                -pot tinja
Cara kerja :
a)      Penderita diharuskan buang air kecil terlebih dahulu karena tinja tidak boleh boleh tercemar urine
b)      intruksikan pada penderita untuk buang air besar langsung kedalam pot tinja ( kira kira 5gram )
c)      tutup pot dengan rapat
d)     Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen 
Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan feses :
Umumnya dilakukan di rumah/laboratorium (Bila di rumah, feses sebaiknya dibawa ke laboratorium, kurang dari 1 jam)
Analisis Spesimen feses            
            Analisa specimen feses dapat memberikan informasi meliputi proses tentang kondisi kesehatan. Beberapa tujuan pemeriksaan  feses meliputi :
a.    Untuk menentukam adanya darah samar (tersembunyi) perdarahan dapat terjadi akibat adanya ulkus,penyakit inflamasi atau tumor. Pemeriksaan samar sering disebut sebagai tes uji guaiase, dapat dilakukan dengan cepat oleh perawat di klinik atau klien di rumah. Kertas guaiase yang di gunakan untuk pemeriksaan sensitive terhadap adanya darah dalam feses. Makanan tertentu,obat dan vitamin c dapat menjadikan pemeriksaan tidak akurat. Hasil positif palsu dapat terjadi bila klien baru memakan daging merah,sayuran atau buah-buahan mentah atau obat-obatan tertentu yang mengiritasi mukosa lambung dan mengakibatkan perdarahan, seperti aspirin atau abat anti inflamasi nonsteroid (Nonsteroidal antI-inflamatory drugs/NSAID) yang lain,steroid,sediaan besi dan anti koagulan. Hasil negatif palsu terjadi bila klien mengonsumsi lebih dari 50 mg vitamin c/hari dari semua sumber baik dari diet dan suplemen 3 hari sebelum pengukuran –sekalipun njika ada perdarahan.
b.    Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif. Sebagai contoh, jumlah lemak yang berlebihan pada feses (steatore) dapat mengindikasi absorbsi lemak yang terjadi pada usus halus. Penurunan jumlah empedu dapat mengiritasi obstruksi aliran empedu dari hati dan kandung kemih ke dalam usus. Untuk pemeriksaan jenis ini, perawat perlu mengumpulkan dan mengirim seluruh feses pada satu kali defekasi bukan sempel yang sedikit.
c.    Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit. ketika mengumpulkan spesimen untuk pemeriksaan parasit sample yang harus di bawa ke laboratorium masih baru. Biasanya, ada tiga spesimen feses yang di evaluasi untuk memastikan dan mengidentifikasi adanya organisme sehingga dapet disusun pengobatan yang sesuai.
d.    Untuk mendeteksi  adanya bakteri atau virus. Pemeriksaan ini hanya membutuhkan sedikit feses karena spesimen tersebut akan di kultur. Wadah atau penampung harus steril dan teknik aseptik digunakan saat mengumpulkan spesimen. Feses perlu dikirim segera ke laboratorium. Perawat perlu membuat catatan pada slip permintaan laboratorium bila klien mendapatkan antibiotik.
e.    Hal – hal yang perlu diperhatikan
Penyimpanan
a)      Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
b)      Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuart’s medium, ataupun Pepton water
c)      Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam pada suhu 4°C
Pengiriman
a)      Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang
b)      Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau kultur pada media Tetra Thionate Broth
f.     Mengumpulkan spesimen feses
Alat :
ü  Pispot yang bersih
ü  Sarung tangan
ü  Wadah spesimen dari plastik berlebel dengan penutup, hapusan steril pada tabung untuk kultur feses
ü  Dua spatel
ü  Tissue
ü  Slip permintaan dari laoratorium yang terisi lenkap
ü  Penyegar udara
Pemeriksaan feses untuk darah samar
Alat:
ü  Pispot yang bersih
ü  Sarung tangan
ü  Dua spatel
ü  Tissue
Persiapan perawat sebelum pemeriksaan  :
a.       Kumpulkan peralatan yang di perlukan
b.      Pasang tanda di kamar mandi klien bila diperlukan spesimen feses sesuai waktu
c.       Pelaksanaan
d.      Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut harus dilakukan dan apakah klien dapat bekerjasama.
e.       Berikan informasi dan interupsi kepada klien yang dapet berjalan
f.       Tujuan pengambilan spesimen feses dan bagaimana klien dapat mebantu mengumpulkannya
g.      Defekasi pada pispot yang bersih
h.      Jangan sampai spesimen terkontaminasi dengan urin atau darah menstruasi. Jika memungkinkan klien berkrmih dulu sebelum mengumpulkan spesimen
i.        Jangan membuang tisu ke dalam pispot defekasi karena kandungan kertas dapat mempengaruhian alisis laboratorium
j.        Beritahu perawat secepat mungkin setelah defekasi terutama setelah mendapatkan spesimen dan segera dikirim ke laboratorium
k.      Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang sesuai. Ketika mengambil sampel feses yaitu saat membawa pispot klien, saat memindahkan sampel feses ke wadah spesimen, saat membuang sisa pada pispot, perawat melakukan teknik aseptik dengan cermat.
l.        Berikan privasi klien
m.    Bantu klien yang memerlukan bantuan
n.      Bantu klien memakai pispot yang diletakkan di atas kursi di samping tempat tidur atau di bawah dudukan toilet di kamar mandi
o.      Setelah klien defekasi tutup pispot bertujuan untuk mengurangi rasa bau dan malu pada klien
p.      Pasang sarung tangan untuk menghindari kontaminasi pada tangan dan bersihkan klien sesuai dengan kebutuhan. Inspeksi sekitar anus untuk memeriksa adanya iritasi bila klien sering defekasi dan fesesnya cair.
q.      Pindahkan sejumlah feses yang diperlukan ke dalam wadah feses
r.        Gunakan satu atau dua spatel untuk memindahkan sejumlah atau semua feses ke dalam wadah spesimen, hati-hati agar tidak mengontaminasi bagian luar wadah. Jumlah desse yang dikirim bergantung pada tujuan pengumpulan spesimen feses. Biasanya pemeriksaan cukup membutuhkan 2 ,5 cm feses yang berbentuk atau 15-30 ml fese cair. Untuk beberapa spesime waktu,seluruh feses yang keluar mungkin perlu di kirimkan, mukius atau darah yang terlihat harus disertakan pada sampel.
s.       Untuk kultur, masukkan swab steril kedalam spesimen. Letakkan swab kedalam tabung periksa steril dengan menggunakan teknik steril.
t.        Bungkus spatel yang telah digunakan dengan tissue sebelum membuangnya kedalam wadah pembuangan. Tindakan ini membantu mencegah penyebaran mikroorganisme melui kontak dengan benda lain
u.      Tutup wadah segera setelah spesimen berada di dalam wadah
v.      Pastikan klien dalam keadaan nyaman
w.    Kosongkan dan bersihkan pispot dan letakkan kembali ke tempatnya
x.      Lepaskan sarung tangan
y.      Gunakan penyegar udara untuk mrenghilangkan bau kecuali dikontra indikasikan untuk klien (misalmnya semprotan yang meningkatkan dispenia)
z.       Beri label dan kirimkan spesimen ke laboratorium
aa.   Pastikan informasi yang benar terdapat pada slip permintaan laboratorium dan pada label yang melekat di wadah specimen
bb.  Atur spesimen agar di bawa ke laboratorium untuk kultur atau pemeriksaan parasit perlu segera dikirim. Bila tidak memungkinkan ikuti petunjuk pada wadah spesimen. Pada beberapa institusi pendinginan di indikasikan karena perubahan bakteriologis terjadi pada spesimen feses dalam suhu ruangan. Jangan pernah meletakkan spesimen dalam tempat pendingin yang berisi makanan dan obat-obatan untuk mencegah kontaminasi 


Pengertian
Pemeriksaan Feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feces sebagai bahan pemeriksaan , yaitu pemeriksan lengkap dan pemeriksaan kultur : jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupun konsistensinya.
Tujuan
Mendapatkan spesimen tinja/feses yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan feses rutin Pemeriksaan dengan menggunakan spesimen feses bertujuan untuk mendeteksi adanya kuman, seperti kelompok salmonela, sigela, sherichia coil, stafilokokus, dan lain-lain.

Indikasi Pemeriksaan
a.       Adanya diare dan konstipasi                         
b.      Adanya ikterus
c.       Adanya gangguan pencernaan                       
d.      Adanya lendir dalam tinja
e.       Kecurigaan penyakit gastrointestinal             
f.       Adanya darah dalam tinja

Syarat pengumpulan feces
a.  Tempat harus bersih, kedap, bebas dari urine, diperiksa 30 – 40 menit sejak dikeluarkan. Bila pemeriksaan ditunda simpan pada almari es.
b.      Pasien dilarang menelan  Barium, Bismuth, dan Minyak dalam 5 hari sebelum pemeriksaan.
c.       Diambil dari bagian yang paling mungkin memberi kelainan.
d.      Paling baik dari defekasi spontan atau Rectal Toucher
e.       Pasien konstipasi



Waktu
Pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal dan sebaiknya
sebelum pemberian anti biotik. Feses yang diambil dalam keadaan segar.

Alat-alat
1.      Sarung tangan
2.      Spatel steril
3.      Hand scoon bersih
4.      Vasseline
5.      Lidi kapas steril
6.      Pot tinja
7.      Bengkok
8.      Perlak pengalas
9.      Tissue
10.  Tempat bahan pemeriksaan
11.  Sampiran

Cara kerja
Prosedur pengambilan feses pada dewasa :
1.      Jelaskan prosedur pada ibu dan meminta persetujuan tindakan
2.      Menyiapkan alat yang diperlukan
3.      Meminta ibu untuk defekasi di pispot, hindari kontak dengan urine
4.      Cuci tangan dan pakai sarung tangan
5.      Dengan alat pengambil feses, ambil dan ambil feses ke dalam wadah specimen kemudian tutup dan bungkus
6.      Observasi warna, konsistensi, lendir, darah, telur cacing  dan adanya parasit pada sampel
7.      Buang alat dengan benar
8.      Cuci tangan
9.      Beri label pada wadah specimen dan kirimkan ke labolatorium
10.  Lakukan pendokumentasian dan tindakan yang sesuai

Prosedur pengambilan feses pada dewasa dalam keadaan tidak mampu defekasi sendiri:
1.      Mendekatkan alat
2.      Jelaskan prosedur pada ibu dan meminta persetujuan tindakan
3.      Mencuci tangan
4.      Memasang perlak pengalas dan sampiran
5.      Melepas pakaian bawah pasien
6.      Mengatur posisi dorsal recumbent
7.      Memakan hand scoon
8.      Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan arah keatas kemudian diputar kekiri dan kekanan sampai teraba tinja
9.      Setelah dapat , dikeluarkan perlahan – lahan lalu dimasukkan ke dalam tempatnya.
10.  Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue.
11.  Melepas hand scoon
12.  Merapikan pasien
13.  Mencuci tangan

Prosedur pengambilan feses pada bayi :
1.      Jelaskan prosedur pada ibu bayi dan meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan pada bayinya
2.      Menyiapkan alat yang diperlukan
3.      Memantau feses yang dikeluarkan oleh bayi di popoknya, hindari kontak dengan urine
4.      Cuci tangan dan pakai sarung tangan
5.      Dengan alat pengambil feses, ambil dan ambil feses ke dalam wadah specimen kemudian tutup dan bungkus
6.      Observasi warna, konsistensi, lendir, darah, telur cacing dan adanya parasit pada sampel
7.      Buang alat dengan benar
8.      Cuci tangan
9.      Beri label pada wadah specimen dan kirimkan ke labolatorium
10.  Lakukan pendokumentasian dan tindakan yang sesuai


Jenis Pemeriksaan Feses
Jika akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang memberi kemungkinan sebesar-besarnya untuk menemui kelainan umpamanya bagian yang tercampur darah atau lendir dan sebagainya. Oleh Karen unsur-unsur patologik biasanya tidak terdapat merata, maka hasil pemeriksaan mikroskopis tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, cukup diberi tanda – (negative), +, ++ atau +++ saja.
1. Pemeriksaan feces lengkap merupakan pemeriksaan feces yang terdiri atas : 
  -  Pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang: konsistensi, warna, darah, lendir). Adanya darah dan lendir menandakan infeksi yang harus segera diobati, yaitu infeksi karena amuba atau bakteri shigella.
  -  Pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop: leukosit, eritrosit, epitel, amilum, telur cacing dan amuba). Adanya amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna terhadap amuba tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya pasien dari infeksi parasit tersebut.
  - Pemeriksaan kimia : untuk mengetahui adanya  Darah Samar, Urobilin, Urobilinogen, Bilirubin dalam feses / tinja
2. Pemeriksaan feces kultur merupakan pemeriksaan feces melalui biakan
Tujuan : mendapatkan spesimen tinja/feses yang memenuhi persyaratan untuk  pemeriksaan feses rutin 
Waktu : pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal dan sebaiknya sebelum pemberian anti biotik.
Alat-alat : -lidi kapas steril 
                -pot tinja
Cara kerja :
a)      Penderita diharuskan buang air kecil terlebih dahulu karena tinja tidak boleh boleh tercemar urine
b)      intruksikan pada penderita untuk buang air besar langsung kedalam pot tinja ( kira kira 5gram )
c)      tutup pot dengan rapat
d)     Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen 
Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan feses :
Umumnya dilakukan di rumah/laboratorium (Bila di rumah, feses sebaiknya dibawa ke laboratorium, kurang dari 1 jam)
Analisis Spesimen feses            
            Analisa specimen feses dapat memberikan informasi meliputi proses tentang kondisi kesehatan. Beberapa tujuan pemeriksaan  feses meliputi :
a.    Untuk menentukam adanya darah samar (tersembunyi) perdarahan dapat terjadi akibat adanya ulkus,penyakit inflamasi atau tumor. Pemeriksaan samar sering disebut sebagai tes uji guaiase, dapat dilakukan dengan cepat oleh perawat di klinik atau klien di rumah. Kertas guaiase yang di gunakan untuk pemeriksaan sensitive terhadap adanya darah dalam feses. Makanan tertentu,obat dan vitamin c dapat menjadikan pemeriksaan tidak akurat. Hasil positif palsu dapat terjadi bila klien baru memakan daging merah,sayuran atau buah-buahan mentah atau obat-obatan tertentu yang mengiritasi mukosa lambung dan mengakibatkan perdarahan, seperti aspirin atau abat anti inflamasi nonsteroid (Nonsteroidal antI-inflamatory drugs/NSAID) yang lain,steroid,sediaan besi dan anti koagulan. Hasil negatif palsu terjadi bila klien mengonsumsi lebih dari 50 mg vitamin c/hari dari semua sumber baik dari diet dan suplemen 3 hari sebelum pengukuran –sekalipun njika ada perdarahan.
b.    Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif. Sebagai contoh, jumlah lemak yang berlebihan pada feses (steatore) dapat mengindikasi absorbsi lemak yang terjadi pada usus halus. Penurunan jumlah empedu dapat mengiritasi obstruksi aliran empedu dari hati dan kandung kemih ke dalam usus. Untuk pemeriksaan jenis ini, perawat perlu mengumpulkan dan mengirim seluruh feses pada satu kali defekasi bukan sempel yang sedikit.
c.    Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit. ketika mengumpulkan spesimen untuk pemeriksaan parasit sample yang harus di bawa ke laboratorium masih baru. Biasanya, ada tiga spesimen feses yang di evaluasi untuk memastikan dan mengidentifikasi adanya organisme sehingga dapet disusun pengobatan yang sesuai.
d.    Untuk mendeteksi  adanya bakteri atau virus. Pemeriksaan ini hanya membutuhkan sedikit feses karena spesimen tersebut akan di kultur. Wadah atau penampung harus steril dan teknik aseptik digunakan saat mengumpulkan spesimen. Feses perlu dikirim segera ke laboratorium. Perawat perlu membuat catatan pada slip permintaan laboratorium bila klien mendapatkan antibiotik.
e.    Hal – hal yang perlu diperhatikan
Penyimpanan
a)      Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
b)      Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuart’s medium, ataupun Pepton water
c)      Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam pada suhu 4°C
Pengiriman
a)      Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang
b)      Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau kultur pada media Tetra Thionate Broth
f.     Mengumpulkan spesimen feses
Alat :
ü  Pispot yang bersih
ü  Sarung tangan
ü  Wadah spesimen dari plastik berlebel dengan penutup, hapusan steril pada tabung untuk kultur feses
ü  Dua spatel
ü  Tissue
ü  Slip permintaan dari laoratorium yang terisi lenkap
ü  Penyegar udara
Pemeriksaan feses untuk darah samar
Alat:
ü  Pispot yang bersih
ü  Sarung tangan
ü  Dua spatel
ü  Tissue
Persiapan perawat sebelum pemeriksaan  :
a.       Kumpulkan peralatan yang di perlukan
b.      Pasang tanda di kamar mandi klien bila diperlukan spesimen feses sesuai waktu
c.       Pelaksanaan
d.      Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut harus dilakukan dan apakah klien dapat bekerjasama.
e.       Berikan informasi dan interupsi kepada klien yang dapet berjalan
f.       Tujuan pengambilan spesimen feses dan bagaimana klien dapat mebantu mengumpulkannya
g.      Defekasi pada pispot yang bersih
h.      Jangan sampai spesimen terkontaminasi dengan urin atau darah menstruasi. Jika memungkinkan klien berkrmih dulu sebelum mengumpulkan spesimen
i.        Jangan membuang tisu ke dalam pispot defekasi karena kandungan kertas dapat mempengaruhian alisis laboratorium
j.        Beritahu perawat secepat mungkin setelah defekasi terutama setelah mendapatkan spesimen dan segera dikirim ke laboratorium
k.      Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang sesuai. Ketika mengambil sampel feses yaitu saat membawa pispot klien, saat memindahkan sampel feses ke wadah spesimen, saat membuang sisa pada pispot, perawat melakukan teknik aseptik dengan cermat.
l.        Berikan privasi klien
m.    Bantu klien yang memerlukan bantuan
n.      Bantu klien memakai pispot yang diletakkan di atas kursi di samping tempat tidur atau di bawah dudukan toilet di kamar mandi
o.      Setelah klien defekasi tutup pispot bertujuan untuk mengurangi rasa bau dan malu pada klien
p.      Pasang sarung tangan untuk menghindari kontaminasi pada tangan dan bersihkan klien sesuai dengan kebutuhan. Inspeksi sekitar anus untuk memeriksa adanya iritasi bila klien sering defekasi dan fesesnya cair.
q.      Pindahkan sejumlah feses yang diperlukan ke dalam wadah feses
r.        Gunakan satu atau dua spatel untuk memindahkan sejumlah atau semua feses ke dalam wadah spesimen, hati-hati agar tidak mengontaminasi bagian luar wadah. Jumlah desse yang dikirim bergantung pada tujuan pengumpulan spesimen feses. Biasanya pemeriksaan cukup membutuhkan 2 ,5 cm feses yang berbentuk atau 15-30 ml fese cair. Untuk beberapa spesime waktu,seluruh feses yang keluar mungkin perlu di kirimkan, mukius atau darah yang terlihat harus disertakan pada sampel.
s.       Untuk kultur, masukkan swab steril kedalam spesimen. Letakkan swab kedalam tabung periksa steril dengan menggunakan teknik steril.
t.        Bungkus spatel yang telah digunakan dengan tissue sebelum membuangnya kedalam wadah pembuangan. Tindakan ini membantu mencegah penyebaran mikroorganisme melui kontak dengan benda lain
u.      Tutup wadah segera setelah spesimen berada di dalam wadah
v.      Pastikan klien dalam keadaan nyaman
w.    Kosongkan dan bersihkan pispot dan letakkan kembali ke tempatnya
x.      Lepaskan sarung tangan
y.      Gunakan penyegar udara untuk mrenghilangkan bau kecuali dikontra indikasikan untuk klien (misalmnya semprotan yang meningkatkan dispenia)
z.       Beri label dan kirimkan spesimen ke laboratorium
aa.   Pastikan informasi yang benar terdapat pada slip permintaan laboratorium dan pada label yang melekat di wadah specimen
bb.  Atur spesimen agar di bawa ke laboratorium untuk kultur atau pemeriksaan parasit perlu segera dikirim. Bila tidak memungkinkan ikuti petunjuk pada wadah spesimen. Pada beberapa institusi pendinginan di indikasikan karena perubahan bakteriologis terjadi pada spesimen feses dalam suhu ruangan. Jangan pernah meletakkan spesimen dalam tempat pendingin yang berisi makanan dan obat-obatan untuk mencegah kontaminasi 

 
Kebidanan Full Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template