A. Macam – macam Metode Kontrasepsi
a)
Metode dengan menggunakan alat
Metode
ini bekerja dengan cara menghalangi pertemuan antara sel sperma dengan sel
telur ketika melakukan hubungan seksual (merintangi pembuahan). Diantaranya:
1.
Kondom
Kondom (pria
dan wanita) adalah metode yang mengumpulkan air mani dan sperma di dalam
kantung kondom dan mencegahnya memasuki saluran reproduksi wanita. Kondom pria
harus dipakai setelah ereksi dan sebelum alat kelamin pria penetrasi ke dalam
vagina yang meliputi separuh bagian penis yang ereksi. Tidak boleh terlalu
ketat (ada tempat kosong di ujung untuk menampung sperma). Kondom harus dilepas
setelah ejakulasi.
a)
Efektivitas
Kehamilan
terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama
b)
Keuntungan
Dapat
digunakan selama menyusui, satu-satunya kontrasepsi yang mencegah PMS, infeksi
GO, klamidia.
c)
Kerugian
Kegagalan
tinggi bila tidak digunakan dengan benar, alergi lateks pada orang yang
sensitif.
2. Spermisida
Agen yang
menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan motilitas (pergerakan sperma). Tipe spermisida mencakup
foam aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan
sebelum melakukan hubungan seksual.
a) Efektivitas
Kehamilan
terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
b) Keuntungan
Tidak mengganggu
kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat mencegah PMS bakterial.
c) Kerugian
Angka
kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus HIV, hanya efektif 1-2
jam.
3.
Diafragma
Kontrasepsi
penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan mencegah sperma masuk ke dalam
saluran reproduksi. Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang
fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks
(leher rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah
senggama.
a) Efektivitas
Kehamilan
terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
b) Keuntungan
Dapat
digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan kesehatan, melindungi dari
PMS.
c) Kerugian
Angka
kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga
kesehatan, ketidaknyamanan.
4. Cervical Cap
Cervical cap
(penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan menutupi leher rahim dengan
perlekatan di bagian forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di tempatnya
lebih dari 48 jam.
a) Efektivitas
Kehamilan
terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama.
b) Keuntungan
Dapat
digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan kesehatan, melindungi dari
PMS.
c) Kerugian
Angka
kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga
kesehatan, ketidaknyamanan.
b) Metode Hormonal
1)
Suntik KB
Kontrasepsi
suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal.
2) Jenis Kontrassepsi Sutikan
a. Suntikan 1 bulan, berisi Estrogen dan
Progesteron. Untuk wanita yang menyusui sebaiknya tidak menggunakan yang 1
bulan karena akan mempengaruhi produksi Air Susu Ibu (ASI). Contoh : cyclofem.
b. Suntikan 3 bulan , berisi Progesteron saja.
Contoh : Depoprovera,
c. Depogeston.
3)
Cara Kerja
a)
Menghalangi ovulasi (masa subur).
b)
Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental.
c)
Menghambat sperma dan menimbulkan perubahan pada rahim.
d)
Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
e)
Mengubah kecepatan transportasi sel telur
4)
Keuntungan
a)
Efektifitasnya tinggi.
b)
Cara pemberiannya sederhana.
c)
Cukup aman.
d)
Kesuburan dapat kembali.
e)
Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui untuk KB suntik 3 bulan.
5)
Efek Samping
a)
Gangguan haid.
1.
Mual, sakit kepala, penambahan berat badan.
2.
Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun
6)
Cara Pemberian
a)
Waktu Pemberian
Setelah melahirkan
|
:
|
hari ke 3-5 pasca salin dan
setelah ASI berproduksi.
|
Setelah keguguran
|
:
|
segera setelah dilakukan kuretase
atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi.
|
Dalam masa haid
|
:
|
hari
pertama sampai hari ke-5 masa haid
|
b)
Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat dan aerah otot lengan
atas.
7)
Kontra Indikasi
a)
Absolut
Hamil, riwayat kanker payudara, perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
Hamil, riwayat kanker payudara, perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
b)
Relatif
Riwayat gangguan jiwa, riwayat penyakit payudara, riwayat sakit kepala, wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke depan, wanita yang ingin hamil lebih cepat.
Riwayat gangguan jiwa, riwayat penyakit payudara, riwayat sakit kepala, wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke depan, wanita yang ingin hamil lebih cepat.
c) Pil KB (
Kontrasepsi Oral)
1. Pil
Progestin ( minipil)
1.
Cara kerja
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid
seks di ovarium (tidak begitu kuat), endometrium mengalami transformasi lebih
awal sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir servik sehingga
menghambat penetrasi sperma, dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi
sperma terganggu.
2.
Keuntungan
Sangat efektif, tidak mengganggu hubungan seksual,
tidak mempengaruhi ASI, kesuburan cepat kembali, nyaman dan mudah digunakan.
a)
Idikasi
Usia reproduksi, yang telah memiliki anak atau
belum, meginginkan suatu metode kontrasepsi yang efektif selama menyusui.,
pasca persalinan dan tidak menyusui dan pasca keguguran.
b)
Kontraindikasi
Hamil atau di duga hamil, perdarahan pervaginam yang
belum jelas penyebabnya, kanker payudara atau riwayat, miom uterus dan riwayat
stroke.
2.
Pil Kombinasi (hormon estrogen dan
progerteron)
a.
Cara kerja
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir servik
mengental sehingga suit dilalui sperma dan pergerakan tuba terganggu sehingga
transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
b.
Kegunaan
Memiliki efektivitas tinggi ( hampir menyerupai
efektivitas tubektomi) bila digunakan setiap hari ( 1 kehamilan per 1000
perempuan dalam tahun pertama penggunaan, tidak mengganggu hubungan seksual,
keuburan segera kembali, dll.
c.
Indikasi
Usia reproduksi, setelah melahirkan dan
tidak menyusui, pasca keguguran, anemia karena haid berlabihan, siklus haid
tidak teratur, dll.
d.
Kontraindikasi
Hamil atau dicurigai hamil, menyusui eksklusif,
perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, penyakit hati akut,
dll.
3. Susuk/implan
1.
Pengertian
Alat
kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi yang disusupkan di
bawah kulit.
2.
Dosis
Norplant
terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levornorgestrel
sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul silastik yang berisi
etonogestrel sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih 30
microgram/hari.
3.
Cara Kerja
Dengan
disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit, maka setiap
hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah melalui
proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar
kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul
silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut. Satu set Implant yang
terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang
Implanon yang terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3
tahun.
4.
Cara Kerja Dalam Pencegahan Kehamilan
Dengan
dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu maka cara kerja
implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3 mekanisme dasar
yaitu, menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan endometrium tidak siap untuk
nidasi, mempertebal lendir serviks, menipiskan lapisan endometrium.
5.
Efektifitas
Efektifitasnya
sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam praktek 1 - 3%.
6.
Keuntungan
a)
Tidak menekan produksi ASI.
b)
Praktis, efektif.
c)
Tidak ada faktor lupa.
d)
Masa pakai panjang.
e)
Membantu mencegah anaemia.
f)
Khasiat kontrasepsi susuk berakhir
segera setelah pengangkatan.
g)
Dapat digunakan oleh ibu yang
tidak cocok dengan hormon estrogen.
7.
Kekurangan
a)
Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang
terlatih.
b)
Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
c)
Implant mahal.
d)
Implant sering mengubah pola haid.
e)
Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.
8.
Pemasangan implant.
Pemasangan
dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan penelitian,
lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang sebelumnya
dilakukan anaestesi lokal.
9.
Tahap Pasca tindakan
a) Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah
sayatan tetap kering minimal selama 3 hari
untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.
untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.
b) Lengan akseptor kadang-kadang terasa
membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant
dan akan menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.
c) Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk
Implanon pemakaian, implant dapat dilepas.
10.
Kontraindikasi.
a)
Hamil atau diduga hamil.
b)
Tumor.
c)
Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi,
kencing manis
11.
Efek samping.
Pada
dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu:
a)
Gangguan haid.
b)
Jerawat
c)
Perubahan libido.
d)
Keputihan
e)
Peubahan berat badan
4. Metode IUD atau AKDR
IUD adalah
alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah
kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang menghalangi terjadinya
pembuahan maupun implantasi.
a.
Kontraindikasi
Dimana seorang wanita tidak
seharusnya menggunakan IUD adalah :
1. Kehamilan
2. Sepsis
3. Aborsi
postseptik dalam waktu dekat.
4. Abnormalitas
anatomi yang mengganggu rongga rahim.
5. Perdarahan
yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
6. Penyakit
tropoblastik ganas
7. Kanker leher
rahim, kanker payudara, kanker endometrium
8. Penyakit
radang panggul
9. PMS
(premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise (penurunan
kekebalan tubuh)
10. TBC panggul
b.
Efektivitas
Kehamilan
terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama
c.
Keuntungan
1.
Sangat efektif, bekerja cepat
setelah dimasukkan ke dalam rahim.
2.
Bekerja dalam jangka waktu lama
3.
Pengembalian kesuburan cepat setelah
dilepaskan
d.
Kerugian
a) Resiko
infeksi panggul
b) Dismenorea
(nyeri saat haid)
c) Menoragia
pada bulan-bulan pertama
d) Peningkatan
resiko perforasi (robek) rahim
e) Resiko kehamilan
ektopik
f) IUD dapat
lepas dengan sendirinya
e.
Efek samping
1.
Nyeri
2.
Perdarahan
3.
Peningkatan jumlah darah menstruasi
5. Metode Operasi ( Sterilisasi)
1.
Pengertian
Kontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu
tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari
pasangan suami istri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan
sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun pria. Tindakan
kontap pada wanita disebut kontap wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita
) atau tubektomi, sedangkan pada pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi.
Kontrasepsi mantap pada wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita)
atau tubektomi, yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel
telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP
(Metoda Operasi Pria) atau vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan
saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.
1.
Cara kerja
a)
Tubektomi (MOW)
Perjalanan
sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.
b)
Vasektomi (MOP)
Saluran
benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan sperma.
2.
Keuntungan
Secara umum keuntungan kontap wanita dan pria
dibandingkan dengan kontrasepsi lain adalah :
a)
Lebih aman, karena keluhan lebih
sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi lain
b)
Lebih praktis, karena hanya
memerlukan satu kali tindakan saja
c)
Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya
sangat kecil dan merupakan cara kontrasepsi
d)
Permanen
e)
Lebih ekonomis, karena hanya
memerlukan biaya untuk satu kali tindakan saja.
Secara
khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah:
a)
Tubektomi (MOW)
1) Sangat
efektif dan permanen
2) Dapat mencegah
kehamilan lebih dari 99%
3) Tidak ada
efek samping dalam jangka panjang
4) Tidak
mempengaruhi proses menyusui
5) Pembedahan
sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
6) Tidak
menggangu hubungan seksual
b) Vasektomi
(MOP)
1)
Sangat efektif dan “permanen”
2)
Tidak ada efek samping dalam jangka
panjang
3)
Dapat mencegah kehamilan lebih dari
99%
4)
Tidak menggangu hubungan seksual
5)
Tindakan bedah yang aman dan
sederhana.
3.
Kerugian
a)
Tubektomi (MOW)
1)
Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam
jangka pendek setelah tindakan
2)
Ada kemungkinan mengalami resiko
pembedahan
b)
Vasektomi (MOP)
1)
Tidak dapat dilakukan pada orang
yang masih ingin memiliki anak
2)
Harus ada tindakan pembedahan minor.
4.
Syarat
Setiap
peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:
a)
Sukarela
Setiap calon
peserta kontap harus secara sukarela menerima pelayanan kontap, artinya secara
sadar dan dengan kemauan sendiri memilih kontap sebagai cara kontrasepsi.
b)
Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia, artinya :
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia, artinya :
1)
Calon peserta tersebut dalam
perkawinan yang sah dan harmonis dan telah dianugerahi sekurang-kurangnya
2 orang anak yang sehat rohani dan jasmani.
2)
Bila hanya mempunyai 2 orang anak,
maka anak yang terkecil paling sedikit umur sekitar 2 tahun.
3)
Umur istri paling muda sekitar 25
tahun.
c)
Kesehatan
Setiap calon
peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak ditemukan adanya
hambatan atau kontra indikasi untuk menjalani kontap. Oleh karena itu setiap
calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu kesehatannya oleh dokter,
sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk dikontap atau tidak. Selain itu
juga setiap calon peserta kontap harus mengikuti konseling (bimbingan tatap
muka) dan menandatangani formulir persetujuan tindakan medik (Informed
Consent).
5.
Yang dapat menjalani
a)
Tubektomi (MOW)
1)
Usia lebih dari 26 tahun
2)
Sudah punya
anak cukup (2 anak), ank terkecil harus berusia minimal 5 (lima) tahun
3)
Yakin telah mempunyai keluarga yag
sesuai dengan kehendaknya.
4)
Pada kehamilannya akan menimbulkan
risiko kesehatan yang serius.
5)
Ibu pasca persalinan.
6)
Ibu pasca keguguran
b)
Vasektomi (MOP)
Untuk
laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri beresiko tinggi.
6.
Yang sebaiknya tidak menjalani
a)
Tubektomi (MOW)
1)
Hamil (sudah terdeteksi atau
dicurigai)
2)
Menderita tekanan darh tinggi
3)
Kencing manis (diabetes)
4)
Penyakit jantung
5)
Penyakit paru-paru
6)
Perdarahan vaginal yang belum
terjelaskan (hingga harus dievaluasi)
7)
Infeksi sistemik atau pelvik yang
akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol)
8)
Ibu yang tidak boleh menjalani
pembedahan
9)
Kurang pasti mengenai keinginannya
untuk fertilisasi di masa depan
10) Belum
memberikan persetujuan tertulis
b)
Vasektomi (MOP)
1)
Infeksi kulit atu jamur di daerah
kemaluan
2)
Menderita kencing manis
3)
Hidrokel atau varikokel yang besar
4)
Hernia inguinalis
5)
Anemia berat, ganguan pembekuan
darah atau sedang menggunakan antikoagulansia.(24)
6.
Metode Alami
1.
Metode Kalender.
Sering juga dikenal
sebagai metode ogino knaus
dan mulai dipergunakan sejak tahun 1930. Menurut ogino ovulasi
biasanya terjadi pada hari ke 14 sebelum haid yang akan datang, tapi dapat
terjadi pada hari ke 12 dan hari ke 16 sebelum haid. Jadi ke 5 hari itu
merupakan masa yang terlarang untuk koitus.
Karena sel sperma dapat hidup selama 3 hari dalam alat reproduksi wanita
maka di tambahkan hari ke 17 dan ke 18, kemudian ditambahkan 1 hari lagi yaitu
hari ke 11, untuk hidupnya sel ovum sehingga masa subur menjadi 8 hari pada
siklus 28 hari, yaitu pada hari ke 11 sampai hari ke 18.
Yang paling menyulitkan pada metode kalender adalah pada wanita yang siklus
haidnya tidak teratur setiap 28 hari. Misalnya : Pada siklus haid tidak teratur
yang bervariasi antara 25 dan 32 hari, maka masa aman pre ovulasi diperoleh
dengan mengurangi 18 hari dari yang terpendek (25-18 = 7) dan masa aman post
ovulasi dengan mengurangi 11 dari siklus yang terpanjang (32-11 = 21) maka masa
tidak subur adalah sebelum hari ke 7 dan sesudah hari ke 21.(24)
2.
MAL (Metode Amenore Laktasi).
1.
Pengertian
MAL adalah
kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya
diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya.
MAL dapat
dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1)
Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila
pemberian ≥ 8x sehari
2)
Belum haid
3)
Efektif sampai 6 bulan
4)
Harus dilanjutkan dengan pemakaian
metode kontrasepsi lainnya.
2.
Cara Kerja
Penundaan/penekanan
ovulasi.
3.
Keuntungan
a)
Efektivitas tinggi (keberhasilan 98%
pada 6 bulan pasca persalinan).
b)
Segera efektif
c)
Tidak mengganggu senggama
d) Tidak ada
efek samping secara sistemik
e)
Tidak perlu pengawasan medis
f)
Tidak perlu obat atau alat
g)
Tanpa biaya
4.
Keuntungan non kontrasepsi
a)
Untuk bayi
Mendapat
kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI), sumber asupan
gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal dan
terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau
formula, atau alt minum yang terpakai.
b)
Untuk ibu
Mengurangi
perdarahan pascapersalinan, mengurangi resiko anemia, dan meningkatkan hubungan
psikologis ibu dan bayi.
5.
Keterbatasan
a)
Perlu perawatan sejak perawatan
kehamilanagar segera menyusui dalam 30 menit pascapersalinan
b)
Mungkin sulit dilaksanakan karena
kondisi sosial.
c)
Efektivitas tinggi hanya sampai
kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.
d) Tidak
melindungi terhadap PMS termasuk virus B/HBV dan HIV/AIDS
6.
Indikasi
Ibu yang
menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belum
mendapat haid setelah melahirkan.
7.
Kontra indikasi
a)
Sudah mendapat haid setelah bersalin
b)
Tidak menyusui secara eksklusif
c)
Bayinya sudah berumur lebih dari 6
bulan
d)
Bekerja dan terpisah dari bayi lebih
lama dari 6 jam.(24)
3.
Metode Lendir Serviks
Metode lendir serviks
adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari.
Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia
(tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari
selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir
masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.(24)
4.
Senggama Terputus (Coitus
Interuptus).
1.
Pengertian
Senggama
terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan
alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
2.
Cara Kerja
Alat kelamin
( penis) dikeluarkan dari vagina sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak
masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum
dan kehamilan dapat dicegah
3.
Keuntungan
1) Kontrasepsi
Yaitu
efektif bila dilaksanakan dengan benar, tidak mengganggu produksi ASI, dapat
digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya, tidak ada efek samping, dapat
digunakan setiap waktu, dan tidak membutuhkan biaya.
2)
Non Kontrasepsi
Yaitu
meningkatkan keterlibatan suami dalam KB, untuk pasangan memungkinkan hubungan
lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.
4.
Keterbatasan
1.
Efektifitas sangat tergantung pada
kesetiaan pasangan untuk melakukan senggama terputus (angka kegagalan 4-27
kehamilan/ 100 perempuan per tahun).
2.
Efektifitas akan jauh menurun
apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis.
3.
Memutus kenikmatan dalam berhubungan
seksual.
5.
Indikasi
1)
Suami yang ingin berpartisipasi
aktif dalam KB.
2)
Pasangan yang taat beragama atau
mempunyai alasan filosofi untuk tidak memakai metode- metode lain.
3)
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi
dengan segera.
4)
Pasangan yang memerlukan metode
sementara, sambil menunggu metode yang lain.
5)
Pasangan yng membutuhkan metode
pendukung.
6)
Pasangan yang melakukan hubungan
seksual tidak teratur.
6.
Kontra indikasi
1.
Suami dengan pengalaman ejakulasi
dini.
2.
Suami yang sulit melakukan senggama
terputus.
3.
Suami yang memiliki kelainan fisik
dan psikologi.
4.
Istri yang mempunyai pasangan yang
sulit bekerja sama.
5.
Pasangan yang kurang dapat saling
berkomunikasi.
6.
Pasangan yang tidak bersedia
melakukan senggama terputus.
7.
Konseling untuk klien
1.
Meningkatkan kerja sama dan sebelum
melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati
pengguanaan merode senggama terputus.
2.
Sebelum berhubungan pria terlebih
dahulu mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk
menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
3.
Apabila merasa akan ejakulasi, pria
segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di
luar vagina.
4.
Pastikan pria tidak terlambat
melaksanakannya.
5.
Senggama tidak dianjurkan pada masa
subur.(24)
5.
Metode Suhu Basal.
Dasar dari metode ini adalah naiknya suhu basal pada waktu ovulasi karena
kadar progesteron naik. Kenaikan suhu antara 0,3–0,5oC.
Kenaikan suhu ini dapat terjadi segera atau secara berangsur-angsur dan terus
menerus, dengan bentuk tangga atau seperti gambaran gigi gergaji. Kadang-kadang
penurunan suhu mendahului kenaikan suhu.
Suhu basal harus diukur dengan termometer yang khusus dan dicatat pada
kartu grafik tertentu. Karena yang paling penting adalah nperubahan suhu dan bukan nilai absolutnya,
maka pengukuran harus dilakukan setiap hari, yaitu pada pagi hari sebelum
bangun dari tempat tidur dan sebelum makan atau minum.
Pengukuran ini secara oral (3 menit) atau rektal (1 menit). Kekurangan dari
cara ini adalah kita hanya dapat menentukan masa aman post ovulasi. Karena itu
sering dikombinasikan dengan metode kalender untuk menentukan masa tidak subur
pre ovulasi.
Jadi, pelaksanaannya masa aman pre ovulasi ditentukan dengan metode kalender atau dengan
mengurangi 6 hari dari kenaikan suhu yang paling dini yang telah tercatat
selama 6 bulan. Masa aman post ovulasi adalah 3 hari setelah kenaikan suhu
basal.
Metode suhu basal tidak dapat digunakan pada remaja dan dalam klimakterium,
karena sering siklus yang ovulatoir diselingi denga siklus yang anovulatoir.(24)
6.
Metode Darurat
Metode
darurat adalah cara untuk menghindari kehamilan setelah
blognya bagus.. sipp :)
ReplyDeletebisa ndk di tampilkan sumbernya biar tambah bagus ...
ReplyDelete