Ada berbagai jenis AKDR yang beredar di Indonesia. Secara umum, AKDR tersebut terdiri dari 3 tipe, yaitu:
1. Inert, dibuat dari plastik (Lippes Loop) atau baja antikarat (the Chinese Ring);
2. Mengandung tembaga seperti TCu 380A, TCu 200C, Multiload® (MLCu 250 dan 375), dan Nova T®;
3. Mengandung hormon steroid, seperti Progestasert® (hormon progesteron), dan Levonova® (Levonorgestrel)
Mekanisme Kerja
Sampai saat ini mekanisme kerja AKDR belum diketahui secara pasti.
Pendapat terbanyak mengatakan AKDR menimbulkan reaksi radang
endometrium dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista
atau sperma. AKDR yang mengandung tembaga (Cu) juga menghambat
khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali, memblok bersatunya
sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii,
dan menginaktifkan sperrna. AKDR yang mengeluarkan hormon juga
menebalkan lendir serviks hingga menghalangi pergerakan sperma.
Kontraindikasi
Mutlak: kehamilan, infeksi aktif traktus genitalia, tumor traktus genitalia, metroragia.
Relatif: kelainan uterus (mioma, polip, jaringan parut bekas seksio), insufisiensi serviks uteri, tumor ovarium, gonore, servisitis, dismenore, stenosis kanalis servikalis, dan panjang kavum uteri kurang dari 6,5 cm.
Pemasangan AKDR
AKDR sebaiknya dipasang sewaktu haid atau pada hari-hari haid
terakhir. Pemasangan dapat juga dilakukan sesudah melahirkan, sesudah abortus, atau setiap waktu selama siklus haid jika dapat dipastikan wanita tersebut tidak hamil.
Pemasangan IUD Coopper T380A
Alat dan Bahan
o IUD Coopper T380A
o sarung tangan 2 pasang
o spekulum cocor bebek
o cunam tampon
o tenakulum
o sonde uterus
o lampu sorot atau senter
o gunting
o kom berisi povidon iodin
o kasa
o klorin 0.5% (bayclin:air = 1:9) di dalam ember plastik dengan tutup
o tempat sampah dengan plastik
Cara
Persiapan pasien
o Lakukan konseling pada pasien agar mantap Minta pasien
buang air kecil dulu dan membersihkan kemaluan dengan sabun. Siapkan
peralatan, cek tanggal kedaluwarsa IUD.
o Cuci tangan selama 15-30 detik dengan air mengalir.
Bersihkan tangan dengan handuk kering dan bersih. Kenakan sarung tangan
dengan baik dan steril.
o Periksa genitalia eksterna, awasi adanya luka
bernanah, kelenjar bartholin yang membesar, kelenjar getah bening yang
membesar (jika ada, pemasangan harus ditunda dan pasien diobati dulu).
o Pasang spekulum dengan jari telunjuk kiri menekan bagian
bawah. Pada inspekulo lihat porsio, awasi adanya erosi, fluor yang ada
norrnal atau tidak (bila ada, pemasangan harus ditunda dan pasien
diobati dulu). Tutup spekulum, miringkan, dan keluarkan.
o Lakukan periksa dalam bimanual, awasi adanya nyeri goyang,
besar dan arah uterus, massa di adneksa (bila ada, pemasangan harus
ditunda dan pasien diobati dulu).
o Bersihkan ujung sarung tangan dalam larutan klorin dalam ember, lepas, dan masukkan ke dalam ember.
Persiapan IUD
o Siapkan bagian-bagian alat: leher biru, pendorong, kertas
pengukur, kertas transparan, kertas biasa, tabung, IUD. Yakinkan IUD
berada pada tabung. Jika berada di luar, dorong masuk. Jika tali IUD
keluar seluruhnya dari tabung, IUD tidak dapat dipakai. Letakkan di
tempat bersih, keras, datar, dan IUD di sisi kiri.
o Buka kertas transparan sepertiga bagian, angkat ke atas
vertikal, lipat bagian belakang seperti membuka pisang. Keluarkan
pendorong (ujung tabung dan pendorong tidak boleh menyentuh apapun),
masukkan ke dalam tabung IUD. Kembalikan kertas bagian belakang,
letakkan di tempat datar lagi. Tahan kedua lengan IUD dengan ibu jari
dan jari telunjuk tangan kiri. Dorong kertas pengukur ke atas sampai
terasa ada tahanan. Dorong tabung, sampai kedua lengan terlipat.
Tarik tabung ke bawah sedikit, angkat ke atas. Masukkan kedua lengan ke
dalam tabung.
Pemasangan IUD
o Kenakan sarung tangan. Pasang spekulum dan kunci. Ambil
kasa dengan cunam tampon, celupkan dalam povidon iodin, masukkan ke
dalam dan bersihkan 2-3 kali.
o Pasang tenakulum pada porsio di jam 11 sekitar 1 cm dari porsio. Masukkan sonde dengan no touch technique, tarik
tenakulum ke arah luar agar uterus dan saluran-salurannya berada dalam
satu garis lurus, ukur panjang uterus. Keluarkan sonde dalam keadaan
mendatar. Tera panjang uterus pada kertas pengukur IUD dengan
meletakkan ujung sonde pada garis biru/merah dan memakai salah satu
huruf sebagai ukuran batas.
o Letakkan tabung IUD sehingga leher biru bagian depan
berada di batas ‘huruf’ di atas. Tahan leher biru dengan telunjuk.
Dorong tabung sampai ujung T (IUD) sampai garis batas.
o Buka plastik (kertas transparan) seluruhnya. Ambil IUD
dengan ibu jari dan telunjuk pada posisi mendatar/sejajar dan gunakan
tiga jari sebagai alasnya.
o Masukkan ke dalam uterus (porsio) sampai terasa tahanan,
tarik tenakulum. Pegang tenakulum dan pendorong dengan tangan kiri.
o Tahan pendorong, tarik tabung sampai bertemu pangkal
pendorong. Keluarkan pendorong. Dorong tabung sampai terasa ada
tahanan. Lepas tenakulum.
o Tarik tabung sampai terlihat benang 3-4 cm dari porsio.
Potong dengan benang dengan gunting. Keluarkan tabung. Perhatikan
bekas jepitan tenakulum berdarah atau tidak, bila perlu ditekan dengan
kasa steril.
o Buka spekulum. Lepas sarung tangan, cuci tangan.
o Terangkan kepada ibu bahwa IUD dapat dipertahankan selama
10 tahun, 1 minggu lagi ibu harus datang untuk kontrol, atau ibu
diminta segera datang bila panas, berdarah banyak, atau sakit; kemudian
diminta menunggu 15-20 menit di ruang tunggu sebelum pulang bila tidak
pusing. Diberitahu cara untuk merawat tali IUD yaitu dengan cara
membersihkan kemaluan dengan sabun, jongkok, dan dengan jari raba
apakah masih ada tali pada kemaluan.
o Catat dibuku: tanggal, jenis IUD, dan nama pemasang.
Pemasangan IUD Jenis Lippes Loop
o Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan bentuk, ukuran,
dan posisi uterus. Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi
pelvik.
o Serviks dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik, misalnya merkurokrom atau jodium.
o Inspekulo, serviks ditampilkan dan bibir depan serviks
dijepit dengan cunam serviks kira-kira 2 cm dari ostium uteri eksternum
dengan satu gigi di dalam kanalis servikalis.
o Masukkan sonde uterus untuk menentukan arah sumbu kanalis
servikalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi ostium uteri
internum. Tentukan arah ante atau retroversi uteri. Jika sonde masuk
kurang dari 5 cm atau kavum uteri terlalu sempit, insersi AKDR jangan
dilakukan.
o Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui
kanalis servikalis sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu
memasukkan sonde.
o Sambil mengeluarkan tabung penyalur perlahan-lahan, pendorong (plugger) menahan AKDR dalam posisinya.
o Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, pendorong juga
dikeluarkan, cunam dilepaskan, benang AKDR digunting 2-3 cm keluar dari
ostium uteri, dan akhimya spekulum diangkat.
o Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setelah satu minggu, tiga bulan kemudian, dan selanjutnya tiap 6 bulan.
Efek Samping
Efek samping ringan yang dapat ditimbulkan ialah perdarahan (menoragia atau spotting
menoragia), rasa nyeri dan kejang perut, sekret vagina lebih banyak,
dan gangguan pada suami. Sedangkan efek samping yang lebih serius dan
mungkin terjadi ialah perforasi uterus, infeksi pelvik, dan
endometritis.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber : http://wikimed.blogbeken.com/alat-kontrasepsi-dalam-rahim-akdr-intra-uterine-device-iud
Wednesday, 16 October 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment