Wednesday 3 July 2013

BAB I SKRIPSI


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Pada tahun 2010, pengguna internet di seluruh dunia mencapai 2,267,233,742. Paling banyak pengguna internet yaitu di China yaitu sebanyak 456,238,464 atau 34% dari jumlah populasinya. Sedangkan Indonesia menduduki posisi ke-10 dengan 22,110,119 pengguna internet atau 10% dari jumlah populasi. Pada tahun 2009, terdapat 31 juta pengguna internet di Indonesia. Per tahun, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia adalah sebesar 49%. Tujuh puluh persen di antaranya berusia kurang dari 35 tahun. Mereka inilah yang disebut sebagai penghuni dunia digital (digital natives) yang sebenarnya. (http: //sarahyess.wordpress.com )
China yang nama lengkapnya Republik Rakyat China punya populasi penduduk sekitar 1,34 miliar di tahun 2012. Pengguna internet di sana mencapai sekitar 538 juta orang. Sebuah survei yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Diprediksi jumlah ini akan membengkak menjadi 82 juta pengguna internet pada tahun 2013, baik melalui desktop maupun perangkat mobile. Dilihat dari klasifikasi umur, pengguna terbanyak Internet masih berusia 12-34 tahun, yang mencapai 64 persen dari total pengguna. (http://tekno.kompas.com). Pada tahun 2008, Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat ke-3 dalam penggunaan internet, setelah Jakarta dan Jawa timur. Sedangkan pada tahun 2012, Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat 1 dalam penggunaan internet mmenurut APJII. (http://rinagu.wordpress.com)
Pengguna internet global sendiri, menurut International Telecommunication Union (ITU) mencapai angka 2, 421 miliar pada 2011 dari 2, 044 miliar pada tahun sebelumnya. Pengguna internet global sendiri, menurut International Telecommunication Union (ITU) mencapai angka 2, 421 miliar pada 2011 dari 2, 044 miliar pada tahun sebelumnya.
Partisipasi berikutnya dari pengguna internet untuk pendidikan, adalah pengembangan konten pendidikan dan kreatif sebesar-besarnya. Dengan semakin banyak dan beragamnya konten pendidikan, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dicapai lebih baik. Karena untuk selalu kita ingat, kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia adalah, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, dengan kebebasan pers yang relative berimbang dengan televisi sebagai media paling berpengaruh. Internet telah menjadi kebutuhan penting. Bahkan bagi sebagian orang, internet telah menjadi kebutuhan primer. Perkembangan teknologi mobile telah memberi kemudahan-kemudahan untuk dapat mengakses media informasi global ini.
Perkembangan teknologi komputer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi komputer relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil.
Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengupdate perkembangan terbaru. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa. Artikel ini secara khusus akan membahas perkembangan teknologi informasi untuk mendukung manajemen rekam medis secara lebih efektif dan efisien
Perkembangan teknologi informasi dari waktu ke waktu semakin terasa di kehidupan kita. Penggunaan internet semakin marak, hampir di setiap aktivitas kita, penggunaan internet menjadi media yang sangat membantu, termasuk dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran akan membantu dunia pendidikan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas peserta didiknya. Pemanfaatan internet memungkinkan peserta didik melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional. Saat ini pembelajaran melalui media internet atau e-learning menjadi trend baru dalam metode pembelajaran.
Keberhasilan pendidikan di perguruan tinggi tidak lagi tergantung atau mengacu kepada pengajar atau dosen tetapi mengacu kepada keaktifan pelajar atau mahasiswa. Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang tersedia di kampus, penggunaan internet memberikan kemudahan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses studinya.
Dari hasil penelitian Evi Anindya Hapsari (2011), terdapat korelasi yang signifikan antara pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dengan prestasi akademik mahasiswa pada mata kuliah Geografi.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di lapangan, didapatkan bahwa penugasan dari mata kuliah kesehatan reproduksi mengharuskan mahasiswa untuk mencari informasi dari internet dengan materi tentang isu gender. Wawancara ke objek penelitian terdapat beberapa mahasiswa yang mengatakan bahwa penggunaan internet pada pengerjaan tugas kesehatan reproduksi sangat penting karena media lain seperti buku sumber sulit didapat, tetapi sebagian orang mengatakan sebaliknya karena mereka tidak mengerjakan sendiri tetapi menyuruh kepada orang lain. Akan berbeda hasilnya jika dalam pengerjaan tugas mata kuliah kesehatan reproduksi dilakukan sendiri olehnya dengan hasil pekerjaan yang dibuatkan oleh orang lain. Mahasiswa yang menggunakan jasa orang lain untuk mengerjakan tugas mempunyai berbagai alasan, diantaranya malas ke warung internet (warnet) karena tidak mempunyai modem, malas mengisi pulsa modem bagi yang punya modem dan malas mencari materinya yang dirasa sulit walaupun modem terisi pulsa. Dari hasil observasi tersebut, didapatkan bahwa mahasiswa malas menggunakan internet dengan berbagai alasan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “hubungan antara penggunaan internet sebagai media belajar terhadap hasil belajar mata kuliah kesehatan reproduksi pada mahasiswa semester II D IV Bidan Pendidik Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon Tahun 2013”.

B.  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :”Sejauh mana hubungan antara penggunaan internet sebagai media belajar terhadap hasil belajar mata kuliah kesehatan reproduksi pada mahasiswa semester II D IV Bidan Pendidik Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon Tahun 2013?”
C.  Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara penggunaan internet sebagai media belajar terhadap hasil belajar mata kuliah kesehatan reproduksi pada mahasiswa semester II D IV Bidan Pendidik Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon Tahun 2013.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mendapatkan gambaran penggunaan internet sebagai media belajar pada mahasiswa semester II D IV Bidan Pendidik Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon Tahun 2013.
b.      Mendapat gambaran tentang hasil belajar mata kuliah kesehatan reproduksi pada mahasiswa semester II D IV Bidan Pendidik Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon Tahun 2013.
c.       Menganalisa hubungan antara penggunaan internet sebagai media belajar terhadap hasil belajar mata kuliah kesehatan reproduksi pada mahasiswa semester II D IV Bidan Pendidik Poltekes Bhakti Pertiwi Husada Cirebon Tahun 2013.

D.  Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Mengembangkan kajian tentang pengunaan internet dalam dunia pendidikan dan kesehatan khususnya, sehingga akan lebih memaksimalkan pemanfaatan internet ke arah positif yang sangat berguna bagi semua kalangan dan meminimalkan dampak negative yang mungkin terjadi.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian juga sebagai media pembelajaran untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam perkuliahan sehingga akan memberikan manfaat positif bagi peneliti.
b.      Bagi Mahasiswa
Bahan informasi dan evaluasi belajar agar dapat meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki atau meningkatkan mutu belajar supaya kegiatan belajar dilakukan secara optimal dengan hasil yang memuaskan.
c.       Bagi Instansi Kesehatan
Penelitian berguna untuk instansi kesehatan karena akan menambah ilmu pengetahuan baru melalui hasil penemuan-penemuan baru dari para peneliti sehingga dapat berguna bagi bidang kesehatan.
d.      Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi, dokumentasi dan bahan pustaka serta sebagai bahan evaluasi akan keberhasilan metode pembelajaran yang digunakan dalam perkuliahan.

0 comments:

Post a Comment

 
Kebidanan Full Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template