DETEKSI DINI PENYULIT PERSALINAN
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala
satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.
A.
Pemanfaatan Partograf Pada Setiap Persalinan Kala I Aktif
Ø Mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam.
Ø Mendeteksi apakah proses persalinan
berjalan secara normal. Dengan dernikian juga
dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
Ø Data pelengkap yang terkait dengan
pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan
laboratorium, membuat keputusan k1inik dan asuhan atau tindakan yang diberikan
dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin
dan bayi baru 1ahir.
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan
laboratorium, membuat keputusan k1inik dan asuhan atau tindakan yang diberikan
dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin
dan bayi baru 1ahir.
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu
penolong persalinan
untuk:
Ø Mencatat kemajuan persalinan
Ø Mencatat kondisi ibu dan janinnya
Ø Mencatat asuhan yang diberikan selama
persalinan dan kelahiran
Ø Menggunakan informasi yang tercatat
untuk identifikasi dini penyulit persalinan
Ø Menggunakan informasi yang tersedia
untuk membuat keputusan klinik yang sesuaidan tepat waktu
Partograf harus digunakan:
1.
Untuk
semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen penting
dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua persalinan, baik
normal maupun patologis. Partograf sangat membantu penolong persalinan da1am
memantau, mengeva1uasi dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan
penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit.
normal maupun patologis. Partograf sangat membantu penolong persalinan da1am
memantau, mengeva1uasi dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan
penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit.
2.
Selama
persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik
bidan swasta, rumah sakit, dll).
bidan swasta, rumah sakit, dll).
3.
Secara
rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan
kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri, Bidan, Dokter Umum,
Residen dan Mahasiswa Kedokteran).
kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri, Bidan, Dokter Umum,
Residen dan Mahasiswa Kedokteran).
4.
Penggunaan
partograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu dan bayinya
mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu serta membantu mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka
mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu serta membantu mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka
Partograf tidak
dibuat pada kasus-kasus :
-
Pada
saat MRS pembukaan > 9 cm
-
Akan
dilakukan seksio sesar elektif
-
Pada
saat MRS akan dilakukan seksio sesar darurat
-
Partus
prematurus
-
Bekas
seksio sesar 2 kali
-
Bekas
seksio sesar klasik
-
Kasus
preeklampsia dan eklampsia
B. Pencatatan selama Fase Laten Kala
Satu Persalinan
Seperti
yang sudah dibahas, kala satu persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase
laten dan fase aktif yang diacu pada pembukaan serviks:
Ø fase laten: pembukaan serviks kurang
dari 4 cm
Ø fase aktif: pembukaan serviks dari 4
sampai 10 cm
Kala Satu Persalinan :
Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan
harus dicatat. Hal ini dapat dicatat secara terpisah, baik di catatan kemajuan
persalinan maupun di Kartu Menuju Sehat(KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus
dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua
asuhan dan intevensi juga harus dicatatkan.
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu:
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu:
-
Denyut
jantung janin: setiap 1/2 jam
-
Frekuensi
dan lamanya kontraksi uterus: setiap 4 jam
-
Nadi:
setiap 1/2 jam
-
Pembukaan
serviks: setiap 4 jam
-
Penurunan
bagian terbawah janin: setiap 4 jam
-
Tekanan
darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam
-
produksi
urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam
Jika ditemui gejala dan tanda penyulit,
penilaian kondisi ibu dan bayi harus lebih
sering dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila pada diagnosis disebutkan adanya penyulit dalam persalinan. Jika frekuensi kontraksi berkurang dalam satu atau dua jam pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya.
Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyulit, ibu boleh pulang dengan instruksiuntuk kembali jika kontraksinya menjadi teratur, intensitasnya makin kuat dan frekuensinya meningkat. Apabila asuhan persalinan dilakukan di rumah, penolong persalinan hanya boleh
meninggalkan ibu setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya dalam kondisi baik. Pesankan pada ibu dan keluarganya untuk menghubungi kembali penolong persalinan jika terjadi peningkatan frekuensi kontraksi. Rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang sesuai jika fase laten berlangsung lebih dari 8 jam.
sering dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila pada diagnosis disebutkan adanya penyulit dalam persalinan. Jika frekuensi kontraksi berkurang dalam satu atau dua jam pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya.
Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyulit, ibu boleh pulang dengan instruksiuntuk kembali jika kontraksinya menjadi teratur, intensitasnya makin kuat dan frekuensinya meningkat. Apabila asuhan persalinan dilakukan di rumah, penolong persalinan hanya boleh
meninggalkan ibu setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya dalam kondisi baik. Pesankan pada ibu dan keluarganya untuk menghubungi kembali penolong persalinan jika terjadi peningkatan frekuensi kontraksi. Rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang sesuai jika fase laten berlangsung lebih dari 8 jam.
Pencatatan
Selama Fase Aktif Persalinan
Halaman depan partograf
menginstruksikan observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan
lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan,
yaitu:
Informasi tentang ibu:
Informasi tentang ibu:
1.
nama,
umur;
2.
gravida, para, abortus (keguguran);
3.
nomor catatan medikl/nomor puskesmas;
4.
tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di
rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu);
5.
waktu
pecahnya selaput ketuban.
Kondisi janin:
1.
Djj;
2.
Warna
dan adanya air ketuban;
3.
Penyusupan (molase) kepala janin
4.
Penurunan bagian terbawah atau presentasi
janin;
5.
Garis
waspada dan garis bertindak..
Jam dan waktu:
Jam dan waktu:
1.
Waktu
mulainya fase aktif pers'alinan;
2. Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
.
Kontraksi uterus:
Kontraksi uterus:
3.
Frekuensi
kontraksi dalam waktu 10 menit
4.
Lama
kontraksi (dalam detik) .
Obat-obatan dan cairan yang diberikan:
- Oksitosin
- Oksitosin
- Obat-obatan lailnnya dan cairan IV
yang diberikan.
Kondisi ibu:
Kondisi ibu:
1.
Nadi,
tekanan darah dan temperatur tubuh
2.
Urin
(volume, aseton atau protein).
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan)
Mencatat Temuan Pada Partograf
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan)
Mencatat Temuan Pada Partograf
·
lnformasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf
secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan.Waktu kedatangan (tertulis
sebagai: jam atau pukul pada partograf) dan perhatikankemungkinan ibu datang
dalam fase laten. Catat waktu pecahnya selaput ketuban.
·
Kondisi Janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut
jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala janin)
Ø Denyut
jantung janin
Nilai
dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada
tandatanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf
menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan
DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka
yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan
garis tegas dan bersambung Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara
garis tebal pada angka 180 dan 100. Sebaiknya, penolong harus waspada bila DJJ
mengarah hingga dibawah 120 atau diatas160. untuk tindakan-tindakan segera yang
harus dilakukan jika DJJ melampaui kisaran normal ini. Catat tindakan-tindakan
yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi
partograf.
Ø Warna dan
adanya air ketuban
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini:
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini:
-
U
: selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
-
J
: selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jemih
-
M
: selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
-
D
: selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
-
K
: selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi
("kering") Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya
gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ dengan seksama untuk mengenali
tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat
janin (denyut jantung janin < 100 atau > 180 kali per menit) maka ibu
harus segera dirujuk Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke
tempat yang memiliki kemampuan penatalaksanaan gawat daruratan obstetri dan
bayi baru lahir
Ø Penyusupan
(Molase) Tulang Kepala Janin
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul (CPD).
Ketidak-mampuan untuk berakomodasi atau disproporsi ditunjukkan melalui derajat penyusupan atau tumpang-tindih (molase) yang berat sehingga tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan disproprosi kepala-panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan
pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas kesehatan rujukan.Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin.Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang- lambang berikut ini:
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul (CPD).
Ketidak-mampuan untuk berakomodasi atau disproporsi ditunjukkan melalui derajat penyusupan atau tumpang-tindih (molase) yang berat sehingga tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan disproprosi kepala-panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan
pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas kesehatan rujukan.Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin.Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang- lambang berikut ini:
0
:
tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1
:
tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2
:
tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan
3
:
tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
·
Kolom
dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan.Angka
0-10 yang tertera di kolom paling kiri adalah besamya dilatasi serviks. Nilai
setiap angka sesuai dengan besamya dilatasi serviks dalam satuan centimeter dan
menempati lajur dan kotak tersendiri.Perubahan nilai atau perpindahan lajur
satu ke lajur yang lain menunjukkan penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm.
Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum
arigka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
(Menentukan Penurunan Janin). Setiap kotak segi empat atau kubus menunjukkan
waktu 30 menit untuk pencatatat waktu pemeriksaan, denyut jantung janin, kontraksi
uterus dan frekuensi nadi ibu.
1. Pembukaan
serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda 'X' harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur besamya pembukaan serviks.
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda 'X' harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur besamya pembukaan serviks.
Perhatikan:
·
Pilih
angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai dengan besamya pembukaan
serviks pada fase aktif persalinan yang diperoleh dari hasil periksa dalam.
·
Untuk
pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan, temuan (pembukaan serviks) darihasil
periksa dalam harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih angka yang sesuaidengan
bukaan serviks (hasil periksa dalam) dan cantumkan tanda 'X' pada ordinat atau
titik silang garis dilatasi serviks dan garis waspada.
Hubungkan tanda 'X' dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus)
titik silang garis dilatasi serviks dan garis waspada.
Hubungkan tanda 'X' dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus)
2.
Penurunan bagian terbawah janin
Setap
kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika ditemukan tandatanda
penyulit). Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang
menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks mencapai 7 cm.
Tulisan "Turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda '0' yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai cantah, jika hasil pemeriksaan palpasi kepaia di atas simfisi pubis adalah 4/5 maka
tuliskan tanda "0" di garis angka 4. Hubungkan tanda '0' dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus
penyulit). Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang
menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks mencapai 7 cm.
Tulisan "Turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda '0' yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai cantah, jika hasil pemeriksaan palpasi kepaia di atas simfisi pubis adalah 4/5 maka
tuliskan tanda "0" di garis angka 4. Hubungkan tanda '0' dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus
3.Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri hipotonik, dll).Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang diperlukan, rnisalnya :persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk menatalaksana penyulit atau gawat darurat obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu diakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
Jam dan waktu
1. Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak yang
diberi angka 1-12. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
2. Waktu Aktual Saat Pemeriksaan atau Penilaian
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit yang berhubungan dengan lajur untuk pencatatan pembukaan serviks, DJJ di bagian atas dan lajur kontraksi dan nadi ibu di bagian bawah. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, cantumkan pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil periksa dalam menunjukkan pembukaan serviks adalah 6 cm pada pukul 15.00, cantumkan tanda 'X' di garis waspada yang sesuai dengan lajur angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di bawah lajur pembukaan (kotak ke tiga dari kiri).
Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" disebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerrninkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi . Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali
10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri hipotonik, dll).Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang diperlukan, rnisalnya :persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk menatalaksana penyulit atau gawat darurat obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu diakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
Jam dan waktu
1. Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak yang
diberi angka 1-12. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
2. Waktu Aktual Saat Pemeriksaan atau Penilaian
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit yang berhubungan dengan lajur untuk pencatatan pembukaan serviks, DJJ di bagian atas dan lajur kontraksi dan nadi ibu di bagian bawah. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, cantumkan pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil periksa dalam menunjukkan pembukaan serviks adalah 6 cm pada pukul 15.00, cantumkan tanda 'X' di garis waspada yang sesuai dengan lajur angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di bawah lajur pembukaan (kotak ke tiga dari kiri).
Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" disebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerrninkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi . Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali
10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi
Obat-Obatan Dan Cairan Yang
Diberikan
Dibawah lajur kotak observasi
kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin,
obat-obat lainnya dan cairan IV.
obat-obat lainnya dan cairan IV.
1. Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit
oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit
oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
2. Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai
dengan kolom waktunya.
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai
dengan kolom waktunya.
Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau ruang
untuk mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
1. Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
• Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika
diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai.
• Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering
jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai. Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika teIjadi peningkatan mendadak atau diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai.
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau ruang
untuk mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
1. Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
• Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika
diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai.
• Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering
jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai. Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika teIjadi peningkatan mendadak atau diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai.
2. Volume
urin, protein dan aseton
Ukur dan
catat jumlahjproduksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu
berkernih).
Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkernih, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam
urin.
Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkernih, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam
urin.
Asuhan, pengamatan dan keputusan
klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf,
atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu
saat membuat catatan persalinan
Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinis mencakup:
• Jumlah cairan per oral yang diberikan
• Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur
• Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum)
• Persiapan sebelum melakukan rujukan
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf,
atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu
saat membuat catatan persalinan
Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinis mencakup:
• Jumlah cairan per oral yang diberikan
• Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur
• Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (Obgin, bidan, dokter umum)
• Persiapan sebelum melakukan rujukan
0 comments:
Post a Comment