Wednesday, 3 July 2013

KOMPLIKASI DAN PENYULIT KEHAMILAN TRIMESTER I DAN II




Kehamilan Ektopik
Patofisiologi
·         Ovum yang telah dibuahi berimplantasi di tempat lain selain di endometrium kavum uteri
·         Gangguan interferensi mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri
·         Kemungkinan implantasi : paling sering di tuba falopii (90-95 %, dengan 70-80% di ampula), serviks, ovarium, abdomen dan sebagainya.
Etiologi
·            Kelainan tuba adalah karena adanya riwayat penyakit tuba, seperti salpingitis
·            Riwayat operasi tuba, sterilisasi
·            Riwayat penyakit radang panggul
·            IUD
·            Ovulasi yang multipel akibat induksi obat-obatan, usaha fertilisasi in vitro dan sebagainya
Gejala
·               Amenorhea
·               Nyeri perut bagian bawah yang snagat dan berawal dari satu sisi, tengah, seluruh perut bagian bawah akibat robeknya tuba
·               Penderita bisa sampai pingsan dan syok
·               Perdarahan pervaginam biasanya berwarna hitamPusing, perdarahan, berkeringat, pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan serviks, perlunakan serviks, pembesaran uterus, frekuensi BAK meningkat
Diagnosis
·               Pemeriksaan panggul, tentukan lokasi sakit
·               Lakukan tes B-hCG
·               Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui konsentrasi hormon progesteron
·               Pemeriksaan USG
·               Diagnosis banding : usus buntu (apendisitis akut), radang panggul
·               Penanganan : methotrexate
·               Prognosis : HCG (kuantitatif) untuk melihat sisa jaringan
·               Kesempatan hamil tergantung dari kerusakan tuba (1x operasi tuba : 55-60%, jika slauran satunya tidak ada atau rusak : 45%, >2x pembedahan ektopik dan komservatif : 30%)
1.   KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
Gejala :
·               Kolaps dan kelelahan
·               Nadi cepat dan lemah (110x/menit atau lebih)
·               Hipotensi
·               Hipovolemia
·               Abdomen akut dan nyeri pelvis
·               Distensi abdomen dengan shifting dullness merupakan petunjuk adanya darah bebas
·               Nyeri lepas
·               Pucat
Diagnosis
·               Anamnesis : riwayat terlambat haid atau amenorhea, gejala dan tanda kehamilan muda dapat ada atau tidak ada, perdarahan pervaginam, nyeri perut pada kanan/kiri bawah
·               Pemeriksaan fisis : KU dan TTV dapat baik sampai buruk, ada tnada akut abdomen, saat pemeriksaan adnexa ada nyeri goyang portio
·               Pemeriksaan penunjang : tes urine B-hCG (+), kuldosentesis (ditemukan darah di kavum douglasi), USG
Penatalaksanaan KE dengan ruptur tuba
·               Optimalisasi KU ibu dengan transfusi, infus oksigen atau kalau dicurigai adanya infeksi diberikan juga antibiotika
·               Hentikan sumber perdarahan segera dengan laparatomi dan salpingektomi (memotong bagian tuba yang terganggu)
Sebelum pulang
·               Konseling prognosis kesuburannya
·               Konsleing metode kontrasepsi dan penyediaan metode kontrasepsi
·               Perbaiki anemia dengan sulfas ferrosus 600 mg/hari per oral selama 2 minggu
·               Kontrol ulang 4 minggu
Kehamilan Servikal
·               Jarang terjadi
·               Perdarahan pervaginam tanpa disertai rasa nyeri
·               Terjadi abortus spontan sangat besar
·               Jika kehamilan tumbuh sampai besar, perdarahan atau ruptur yang terjadu sangat besar dan bisa dilakukan histerektomi lokal.
Kehamilan Ovarial
Ditegakkan atas dasar kriteria Spiegelberg :
·         Tuba pada sisi kehamilan harus normal
·         Kantung janin harus terletak di ovarium
·         Jaringan ovarium yang nyata harus ditemuka dalam dinding kantung janin

2.         MOLA HIDATIDOSA
·         Hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili korialis disertai dengan degenerasi hidropik
·         Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan sperti rangkaian buah anggur
·         Resiko terjadi keganasan (koriokarsinoma)
Pembagian
1.      Mola hidatidosa klasik/komplet
·         Janin atau bagian tubuh janin tidak ada
·         Sering disertai pembentukan kista lutein (25-30%)
2.      Mola hidatidosa parsial/inkomplet
·Janin atau bagian tubuh janin ada
·         Perkembangan janin terhambat akibat kelainan kromosom dan umumnya mati pada trimester pertama
Gejala
·         Hiperemesis
·         Hipertiroid
·         Preeklampsia
·         Anemia
·         Uterus lebih besar dari umur kehamilan
·         Tanda pasti kehamilan tidak ditemukan
·         Perdarahan
·         Bisa juga disertai preeklampsia/ eklampsia
Diagnosa
·            Ditegakkan dengan USG
·            Pengosongan jaringan mola dengan vakum kuret
·            Pemeriksaan tindak lanjut dilakukan untuk mengetahui kemungkinan keganasan
·            Kadar hCG dipantau hingga minimal 1 tahun pasca kuretase
·            Bila >8 minggu pasca kuretase hCG tinggi berarti trofoblast masih aktif
·            Anamnesis : hamil disertai gejala dan tanda hamil muda yang berlebihan, perdarahan pervaginam berulang berwarna coklat, gelembung seperti busa
·            Pemeriksaan fisik : pada mola klasik ukuran uterus > besar dari usia kehamilan yang sesuai, tidak teraba bagian janin, DJJ tidak ada. Uji batang sonde tidak ada tahanan massa konsepsi. Pada mola parsial, gejala seperti missed abortion, uterus < gestasi
·            Pemeriksaan penunjang : periksa kadar B-hCG kuantitatif dan USG. Pada USG gambaran seperti badai salju (snowflake/snowstorm-like appearance)

Penatalaksanaan
·            Perhatikan sindroma yang mengancam fungsi vital (depresi nafas, hipertiroid/tirotoksikosis dan sebagainya). Resusitasi bila KU buruk
·            Evakuasi jaringan mola : dengan AVM dan kuret tajam. Suction dapat mengeluarkan sebagian besar massa mola, sisanya bersihkan dengan kuret. Dapat juga dilakukan induksi, pada waktu evakuasi berikan oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus dan mencegah refluks cairan mola ke arah tuba
·            Pada wanita yang tidak mengharapkan anak lagi dapat dianjurkan histerektomi
Follow up
·            Profilaksis terhadap keganasan dengan sitostatika terutama pada kelompok resiko keganasan tinggi
·            Pemeriksaan ginekologik dan B-hCG kuantitatif rutin tiap 2 minggu teratur tiap 3 bulan-1 tahun
·            Foto toraks pada awal terapi, ulang bila kadar B-hCG menetap atau meningkat
·            Kontrasepsi hormonal 1 tahun pasca kuretase, sebaiknya preparat progesteron oral selama 2 tahun
·            Penyuluhan pada pasien akan kemungkinan keganasan

0 comments:

Post a Comment

 
Kebidanan Full Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template