1.
Syphilis
Infeksi syphilis (lues) yang disebabkan oleh Treponema pallidum, baik yang sudah lama maupun yang baru diderita oleh ibu dapat ditularkan kepada janin. Syphilis kongenita merupakan bentuk penyakit syphilis yang terberat. Infeksi pada janin dapat terjadi setiap saat dalam kehamilan, dengan derajat risiko infeksi yang tergantung jumlah spiroketa (treponema) di dalam darah ibu.
Infeksi syphilis (lues) yang disebabkan oleh Treponema pallidum, baik yang sudah lama maupun yang baru diderita oleh ibu dapat ditularkan kepada janin. Syphilis kongenita merupakan bentuk penyakit syphilis yang terberat. Infeksi pada janin dapat terjadi setiap saat dalam kehamilan, dengan derajat risiko infeksi yang tergantung jumlah spiroketa (treponema) di dalam darah ibu.
Sudah diketahui secara umum bahwa syphilis mempunyai
pengaruh buruk pada janin: dapat menyebabkan kematian janin, partus immaturus,
dan partus prematurus. Dalam hal demikian dapat dijumpai gejala-gejala
syphilis kongenita, diantaranya pemfigus syfilitikus, deskwamasi pada telapak
kaki dan tangan, serta rhagade di kanan-kiri mulut. Pada persalinan
tampak janin atau plasenta yang hidropik.
Syphilis harus diobati segera setelah diagnosis
dibuat, tanpa memandang tuanya kehamilan. Lebih dini dalam kehamilan
pengobatan diberikan, lebih baik prognosis bagi janin. Syphilis primer
yang tidak diobati dengan adekuat, 25% akan menjadi syphilis sekunder dalam
waktu 4 tahun.
Sebelum zaman antibiotika, syphilis diobati dengan
neoarsphenamine (Salvarsan) dan bismuth. Sekarang pengobatan syphilis
dalam kehamilan dilakukan dengan penicillin, dan apabila penderita tidak tahan
(alergi) penicillin, dapat diberikan secara desensitiasi. Eritromisin
tidak dianjurkan karena besar kemungkinan akan gagal untuk mengobati infeksi
pada janin.
Untuk syphilis primer, sekunder, dan laten dini
(kurang dari 1 tahun) dianjurkan mendapat Benzathine penicillin G dengan dosis
2,4 juta satuan IM sekali suntik (separuh di kanan dan separuh di kiri).
Untuk syphilis lama (late syphilis) diperlukan dosis yang lebih tinggi: 7,2
juta satuan (total) dibagi dalam 3 dosis masing-masing 2,4 juta satuam IM
perminggu dalam 3 minggu.
Dosis tunggal penicilline di atas umumnya sudah
cukup untuk melindungi janin dari penderitaan syphilis. Abortus atau
kematian janin selama atau tidak lama setelah pengobatan biasanya tidak
disebabkan karena gagalnya pengobatan, tetapi karena pengobatan terlambat
diberikan. Suami juga harus diperiksa darahnya dan bila perlu
diobati. Bila ragu, darah tali pusat juga diperiksa. Follow up
bulanan melalui pemeriksaan serologik perlu dilakukan sehingga bila perlu
pengobatan ulang dapat segera diberikan.
Untuk lues kongenita pada neonatus dianjurkan
pengobatan sebagai berikut: 100.000-150.000 satuan/kg BB aquaeous crystalline
penicilline G perhari (diberikan 50.000 satuan/kg BB secara IV setiap 8-12 jam)
atau 50.000 satuan/kg BB Procain penicillin perhari diberikan 1x IM selama
10-14 hari.
Bayi yang lahir dari ibu dengan syphilis boleh tetap
mendapat ASI. Bila ibu tersebut masih menderita lesi pada kulit, kontak
dengan bayinya harus dihindari.
2. Cito Megallo Virus (CMV)
CMV adalah
virus DNA yang merupakan anggota keluarga sehingga menimbulkan kemampuan
latensin.virus ini merupakan penyebab infeksi perinatal tersering. Bukti
infeksi pada janinditemukan 0,5 sampai 2 % dari semua neonates.
Gejala ibu
yang terinfeksi CMV biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata karena
biasanya CMV datang pergi tanpa gejala.
1.
Cara
penularan
Virus ditularkan melalui cara-cara
berikut ini :
Ø Secara horizontal melalui percikan
ludah,air liur (saliva) dan urine
Ø Secara vertical dari ibu ke janin
bayi
Ø Sebagai penyakit menular seksual
2.
Diagnosis
Ø Prenatal
Efek infeksi pada
janin dideteksi dengan USG,CT Scan atau MRI. Dapat dijumpai mikrosefalus,
ventrikulomegali atau kalsifikasi serebrum. Amniosintesis dilakukan untuk
biakan virus atau kardosintesis untuk mendeteksi IgM dalam memastikan
kecurigaan kasus infeksi primer.
Ø Maternal
Dengan mengisolasi virus dalam
biakan urine/sekresi atau uji serologi.
3.
Dampak
pada kehamilan
Tidak
terdapat bukti bahwa kehamilan meningkatkan resiko. Risiko penularan pada janin
tertinggi dalam trimester pertama dan kedua,sementara infeksi trimester ketiga
biasanya tanpa gejala sisa. Infeksi 10-20 % simtomatik sewaktu:
IUGR,karioretinitis, mikrosefali, pengapuran otak, hepato plasmomegali dan
hidrosepalus. Infeksi 80-90 %asimtomatik sewaktu lahir, tetapi menunjukkan
keterbelakangan mental seperti gangguan visual, tetapi, kehilangan pendengaran
yang progresif dan perkembangan psikomotorik terlambat.
4.
Pemeriksaan
Laboratorium
Ø Anti CRV IgM dan IgG dan IgG
aviditas
Ø Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu
merencanakan kehamilan jika hasil pemeriksaansebelumnya negative
5.
Hasil
dan Tindak Lanjut
Ø IgM (-) : periksa ulang beberapa
minggu kemudian, jika hasil tetap IgM (-) berarti tidak terifeksi dan lakukan
langkah pencegahan. Sementara itu, jika IgG (+) : lakukan pemeriksaan
konfirmasi IgM dan IgG aviditas, jika IgM (+) dan IgG rendah berarti infeksi
primer perlu pemeriksaan lebih lanjut apakah janin terinfeksi atau tidak.
Ø IgG (+): berarti sudah pernah terinfeksi dimasa lalu, karena
itu sudah kebal terhadap CRV. Tidak diperlukan pemeriksaan lanjut,pada
kehamilan berikut untuk melihat jumlah titer IgG, apakah masih mencukupi atau
tidak.
6.
Pencegahan
Kesehatan perlu dijaga dengan
Kesehatan perlu dijaga dengan baik pada situasi yang berisiko tinggi. Misalnya
tersedianya unit rawat intensif neonatal, pusat rawat berobat jalan dan
unit dialysis. Transfuse ibu dengan darah positif CMV harus dihindari.
3. Rubella
Rubella (
campak jerman) adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan infeksi kronik
intrauterine, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, rubella disebabkan
oleh virus plemorfis yang mengandung RNA. Virus ini ditularkan melalui droplet
dari ibu hamil kepada janin.
A. Tanda dan gejala
Ø Demam ringan, pusing dan mata ringan
Ø Sakit tenggorokan
Ø Ruam kulit setelah demam turun
(warna merah jambu)
Ø Kelenjar limfe membengkak
Ø Persendian bengkakdan nyeri pada
beberapa kasus
Ø Fotofobia
Ø Abortus spontan
Ø Radang arthritis atau ensefalitis
Ø Pada ibu hamil kadang tanpa gejala
B.
Dampak
Pada Kehamilan
1.
Insidensi
anomaly congenital: bulan pertama 50%, bulan kedua 25%, bulan ketiga 10%
dan bulan keempat 4%. Pemaparan pada bulan pertama dapat menyebabkan malformasi
jantung, mata, telinga, atau otak. Pemaparan bulan keempat: infeksi
sistemik,retardasi pertumbuhan intrauterine.
2.
Infeksi
rubella congenital dapatmenyebabkan sindron rubella congenital yang terdiri
atas hal-hal berikut ini.
Ø Pertumbuhan janin yang terhambat
(merupakan kondisi yang paling sering terjadi)
Ø Katarak yang dapat terjadi pada satu
atau kedua mata. Katarak adalah pemutihan lensa mata sehingga mengakibatkan
kebutaan menetap. Kelainan katarak ini biasanya disertai dengan bola mata yang
kecil
Ø Kelainan jantung bawaan
Ø Hilang fungsi pendengaran akibat proses infeksi yang terjadi
pada saraf pendengaran
Ø Radang otak dan selaput otak
C.
Pengobatan
Tidak ada
obat spesifik untuk mengobati infeksi virus rubella. Obat yang diberikan
biasanya bersifat untuk meringankan gejala yang timbul. Hanya saja pada
anak-anak dan orang dewasa, gejala-gejala yang timbul adalah sangat ringan.
Bayi yang lahir dengan sindrom rubella congenital, biasanya harus ditangani
secara sekama oleh para ahli. Semakin banyak kelainan bawaan yang diderita
akibat infeksi congenital, semakin besar pula pengaruhnya pada proses
pertumbuhan dan perkembangan anak.bayi lahir yaitu dengan terdeteksinya IgM
Rubella pada darah bayi.
D.
Pencegahan
penularan virus rubella
Cara yang
paling efektif untuk mencegah penularan virus rubella adalah dengan pemberian
imunisasi. Saat ini imunisasi yang dapat diberikan untuk mencegah rubella
adalah dengan pemberian vaksin MMR pada wanita usia reproduksi yang belum
mempunyai antibody terhadap virus rubella amatlah penting untuk mencegah
terjadinya infeksi rubella congenital pada janin. Setelah pemberian imunisasi
MMr, penundaan kehamilan harus dilakukan selama 3 bulan
E.
Pemeriksaan
Laboratorim
Ø Anti Rubella IgM dan IgG bila perlu
Ø Pemeriksaan penyaring (skirining)
dilakukan saat ibu merencanakan kehamilan, awal kehamilan (minggu 1-17), wanita
hamil yang dicurigai kontak dengan virus atau terdapat gejala klinis
F. Hasil dan tindak lanjut
Ø IgG (+): sudah pernah terinfeksi
dimasa lalu sehingga sudah kebal terhadap Rubella. Tidak diperlukan pemeriksaan
lanjut sampai dengan kehamilan berikut
Ø IgM (-), IgM(-)/(+): periksa ulang1-4 minggu kemudian jika
hasil tetap IgG (-),IgM(-) berarti belum pernah terinfeksi , oleh karena itu
daaan hind danari sumber infeksi dan lakukan vaksinasi jika kehamilan
belum terjadi. Sementara itu jika IgG (+) dam IgM (+) berarti infeksi baru
terjadi pertama kali. Jika IgG (-) berarti IgM tidak spesifik dan belum pernah
terinfeksi. Oleh karena itu lakukan tindakan preventif dan vaksinasi jika
kehamilan belum terjadi.
4.
Herpes
Infeksi herpes virus
hominis pada orang dewasa biasanya ringan. Walaupun demikian, penyakit
ini dapat menyebabkan kematian janin dan bayi. Pada bayi dapat dijumpai
gelembung-gelembung pada kulit di seluruh badan, atau pada konjungtiva dan
selaput lendir mulut. Kematian bayi dapat pula disebabkan oleh
ensefalitis herpes virus.
Virus tipe II dapat
menyebabkan herpes genitalis dengan gelembung-gelembung berisi cairan di
vulva, vagina, dan servik, yang disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV) sehingga sering disebut herpes
simplek. Herpes simplek ditularkan melaluin hubungan seksual.
Diagnosis
tidak sulit yaitu apabila terdapat gelambung-gelambung di daerah alat
kelamin, ditemukannya benda-benda inklusi intranuklear yang khas di dalam
sel-sel epitel vulva, vagina atau servik setelah dipulas menurut papanicolau,
memberi kepastian dalam diagnosis.
Herpes genitalis merupakan infeksi virus
yang senantiasa bersifat kronik, recurrent, dan dapat dikatakan sulit
diobati. Sampai saat ini hanya satu cara pengobatan herpes yang cukup
efektif, yaitu antivirus yang disebut acyclovir. Obat-obat analgetik
dipakai untuk mengurangi rasa nyeri di daerah vulva. Acyclovir dalam
kehamilan tidak dianjurkan, kecuali bila infeksi yang terjadi merupakan
keadaan yang mengancam kematian ibu, seperti adanya ensefalitis, pneumonitis,
dan atau hepatitis, dimana acyclovir dapat diberikan secara IV.
Bila pada kehamilan
timbul herpes simplek perlu mendapat perhatian yang serius, karena melalui
plasenta virus dapat masuk ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan
kerusakan atau kematian pada janin. Infeksi neonatal mempunyai angka
mortalitas 60% , separuh yang hidup menderita cacat neurologis atau kelainan
pada mata. Bila transmisi terjadi pada kehamilan trimester I cenderung
terjadi abortus atau malformasi congenital berupa mikroinsefali, sedangkan
trimester II terjadi prematuritas. Pada bayi baru lahir dari ibu yang
manderita herpes simplek akan mengalami kelinan berupa hepatitis, infeksi
berat, ensefalitis, keratokonjungtivitis, erupsi kulit berupa vesikel
herpetiformis dan bahkan busa lahir mati.
SC dianjurkan pada
wanita yang pada saat kelahiran menunjukkan gejala-gejala akut pada
genetalia, untuk menghindari penularan akibat kontak langsung. Karena
bila dengan persalinan pervaginam 50% bayi akan mengalami infeksi. Pada
pasca persalinan, ibu yang menderita herpes aktif harus diisolasi.
Bayinya dapat diberikan untuk menyusui bila ibu telah cuci tangan mengganti
baju yang bersih.
Penatalaksanaan
1.
Ibu hamil yang menderita herpes simplek genitals primer dalam 6
minggu terakhir masa kehamilannya dianjurkan untuk SC sebelum atau dalam 4
jam pecahnya ketuban.
2.
Untuk bayi lahir dari ibu dengan herpes simplek, banyak
runah sakit yang menganjurkan untuk mangisolasi bayi baru lahir dari ibu yang
mengalami herpes simplek. Bayi harus diawasi ketat selama 1 bulan pertama
kehidupannya. Untuk bayi dengan ibu herpes simplek dan melalui pervaginam
harus diberikan profilaksis asiklovir intravena selama 5-7 hari dengan dosis
3x10 mg/kgBB/hari.
|
5.
Varicella (Cacar Air/Chicken Pox)
Varicella
merupakan penyakit anak-anak dan sangat jarang dijumpai dalam kehamilan dan
nifas. Walaupun umumnya cacar air itu suatu penyakit ringan, namun pada
wanita hamil kadang-kadang bisa menjadi berat dan dapat menyebabkan partus
prematurus. Disangka bahwa telah terjadi penularan intra uterin apabila
gelambung-gelambung timbul dalam 10 hari setelah kelahiran. Frekuensi
cacar bawaan tidak lebih tinggi pada para bayi yang lahir dari ibu yang
menderita cacar air dalam masa hamil.
1.
Masa
inkubasi
Waktu
terekspos sampai kena penyakit dalam tempo 2 sampai 3 pekan. hal ini bisa
sitandai dengan badan yang terasa panas dingin.
2.
Gejala
Pada
permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek,
cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi
virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala
dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit
yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau
punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah.
Kemerahan
pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis.
Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak
sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk
keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap
(hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu
kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi.
3.
Waktu
karantina yang disarankan
Selama
5 hari setelah ruam mulai muncul dan sampai semua lepuh telah berkeropeng.
Selama masa karantina sebaiknya penderita tetap mandi seperti biasa, karena kuman yang berada
pada kulit akan dapat menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air. Untuk
menghindari timbulnya bekas luka yang sulit hilang sebaiknya menghindari
pecahnya lenting cacar air. Ketika mengeringkan tubuh sesudah mandi sebaiknya
tidak menggosoknya dengan handuk terlalu keras. Untuk menghindari gatal,
sebaiknya diberikan bedak talk yang mengandung menthol sehingga mengurangi
gesekan yang terjadi pada kulit sehingga kulit tidak banyak teriritasi. Untuk
yang memiliki kulit sensitif dapat juga menggunakan bedak talk salycil yang
tidak mengandung mentol. Pastikan anda juga selalu mengkonsumsi makanan bergizi
untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit itu sendiri. Konsumsi buah-
buahan yang mengandung vitamin C seperti jambu biji dan tomat merah yang dapat
dibuat juice.
4.
Pencegahan
Imunisasi
tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan. Imunisasi ini dianjurkan
bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai kekebalan.Penyakit ini
erat kaitannya dengan kekebalan tubuh.
5.
Pengobatan
Varicella
ini sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi tidak menutup
kemungkinan adanya serangan berulang saat individu tersebut mengalami panurunan
daya tahan tubuh. Penyakit varicella dapat diberi penggobatan “Asiklovir”
berupa tablet 800 mg per hari setiap 4 jam sekali (dosis orang dewasa, yaitu 12
tahun ke atas) selama 7-10 hari dan salep yang mengandung asiklovir 5% yang
dioleskan tipis di permukaan yang terinfeksi 6 kali sehari selama 6 hari.
Larutan “PK” sebanyak 1% yang dilarutkan dalam air mandi biasanya juga
digunakan.
Setelah
masa penyembuhan varicella, dapat dilanjutkan dengan perawatan bekas luka yang ditimbulkan
dengan banyak mengkonsumsi air mineral untuk menetralisir ginjal
setelah mengkonsumsi obat. Konsumsi vitamin C plasebo ataupun yang langsung
dari buah-buahan segar seperti juice jambu biji,
juice tomat
dan anggur. Vitamin E
untuk kelembaban kulit bisa didapat dari plasebo, minuman dari lidah buaya,
ataupun rumput
laut. Penggunaan lotion yang mengandung pelembab ekstra saat luka sudah benar- benar
sembuh diperlukan untuk menghindari iritasi lebih lanjut.
6.
Diagnosis
Diagnosa ditegakkan atas dasar gambaran
klinik meskipun usaha diagnosa juga dapat ditegakkan dengan melakukan biakan virus
dari vesikel dalam jangka waktu 4 hari setelah munculnya ruam-ruam
kulit pada varicella didaerah punggung. Pada tes serologi IgM varicella zoster muncul
pada minggu ke 2 melalui pemeriksaan ELISA atau CFT. IgG juga meningkat dalam
waktu 2 minggu setelah pemeriksaan IgM.Pemeriksaan untuk menentukan imunitas
seorang wanita adalah dengan menggunakan FAMA – Fluorescent Antibody Membrane
Antigen
7.
Dampak terhadap kehamilan
5 –
10% wanita dewasa rentan terhadap infeksi virus varicella zoster. Infeksi varicella
akut terjadi pada 1 : 7500 kehamilan
Komplikasi
maternal yang mungkin terjadi :
a.
Persalinan preterm
b.
Ensepalitis
c.
Pneumonia
Penatalaksanaan
terdiri dari terapi simptomatik namun harus dilakukan pemeriksaan sinar x torak
untuk menyingkirkan kemungkinan pneumonia mengingat bahwa komplikasi pneumonia
terjadi pada 16% kasus dan mortalitas sampai diatas 40%.Bila terjadi pneumonia
maka perawatan harus dilakukan di rumah sakit dan diterapi dengan antiviral
oleh karena perubahan dekompensasi akan sangat cepat terjadi.
Resiko
terjadinya sindroma fetal adalah 2% bila ibu menderita penyakit pada kehamilan
antara 13 – 30 minggu ; dan 0.3% bila infeksi terjadi pada kehamilan kurang
dari 13 minggu.Bila infeksi pada ibu terlihat dalam jangka waktu 3 minggu pasca
persalinan maka resiko infeksi janin pasca persalinan adalah 24%. Bila infeksi
pada ibu terjadi dalam jangka waktu 5 – 21 hari sebelum persalinan dan janin
mengalami infeksi maka hal ini umumnya ringan dan “self limiting”. Bila infeksi
terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca
persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi
hebat dengan mortalitas 30%.Imunoglobulin varicella zoster (VZIG) harus
diberikan pada neonatus dalam jangka waktu 72 jam pasca persalinan dan di
isolasi. Plasenta dan selaput ketuban adalah bahan yang sangat infeksius. Pada
ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah pernah terinfeksi dengan
virus varicella zoster harus segera dilakukan pemeriksaan IgG. Bila hasil
pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh atau IgG negatif, maka diberikan VZIG
dalam jangka waktu 6 minggu pasca paparan. Imunisasi varciella tidak boleh
dilakuykan pada kehamilan oleh karena vaksin terdiri dari virus yang dilemahkan.
hei guys visit
ReplyDeletehttp://khasanahilmuu.blogspot.com/2013/08/makalah.html