1. ANEMIA DALAM KEHAMILAN
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan anemia
kehamilan adalah jika kadar hemoglon < 11 gr/dL pada trimester 1 dan
3, atau jika kadar hemoglobin < 10,5 gr/dL pada trimester 2
b. Tingkatan
anemia
Ø Anemia ringan : 9-10 gr/dL
Ø Anemia sedang : 7-8 gr/dL
Ø Anemia berat : < 7 gr/dL
c.
Gejala
Ø pucat, mudah pingsan, TD normal,
gejala klinik dapat terlihat pada tubuh yang malnutrisi
Ø Jika hasil pemeriksaan kadar hemoglobin
tidak akurat, hal ini mungkin akibat dari kadar LED darah yang cepat ataupun
spesimen yang tidak tercampur dengan baik.
d.
Pembagian anemia
1)
Anemia defisiensi besi
Ø Pengertian
Adalah
penurunan jumlah sel darah merah akibat dari kekurangan zat besi
Ø Patofisiologi
-
Darah
meningkat 50% dalam kehamilan (hipervolemia), penambahan sel darah tidak
sebanding dengan plasma darah (plasma 30%, sel darah 18%, Hb 19%)
-
Terjadi
pengenceran darah
-
Pembentukan
sel darah merah terlalu lambat
-
Volume
darah bertambah sejak usia kehamilan 10 minggu
-
Puncaknya
penambahan darah pada usia kehamilan 32-36 minggu
Ø Etiologi
-
Makanan
tidak cukup mengandung zat besi (Fe)
-
Komposisi
makanan tidak baik untuk penyerapan
-
Adanya
gangguan penyerapan (penyakit usus)
-
Kebutuhan
Fe meningkat
Ø Gejala
klinis
-
Data
subjektif : ibu mengatakan sering pusing, cepat lelah, lemas, susah bernafas
-
Data
objektif : konjungtiva pucat, muka pucat, ujung-ujung kuku pucat
Ø Komplikasi
-
Trimester
1 : missed abortus, kelainan kongenital, abortus
-
Trimester
2 : partus prematurus, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim (PJT), asfiksia, gestosis/manifestasi keracunan karena kehamilan, IQ bayi
rendah, dekompensasi kordis)
-
Trimester
3 : gangguan his primer dan sekunder, janin lahir anemia, persalinan dengan
tindakan tinggi, ibu cepat lelah
Ø Pemantauan
-
Periksa
kadar Hb setiap 2 minggu
-
Bidan
memberikan suplemen zat besi kepada kliennya yang memeriksakan diri
-
Efek
samping berupa gejala gangguan gastrointestinal : konstipasi, diare, rasa
terbakar di ulu hati, nyeri abdomen dan mual
Ø Pencegahan
-
Sulfas
ferrosus 1 tablet/hari
-
Anjurkan
makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang banyak mengandung vitamin dan
mineral
-
Pemberian
preparat besi
-
Pemeriksaan
kadar Hb pada trimester 1 dan 2
-
Pemberian
vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi. Penyerapan zat besi yang terbaik
adalah pada waktu perut kosong
-
Susu
dan antasida dapat mengurangi penyerapan zat besi
-
Hindari
kafein, misalnya kopi dan teh
-
Sebelum
dan selama kehamilan mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi, asam folat dan
vitamin B
Ø Penatalaksanaan
-
Oral
: pemberian fero sulfat,/fero gluconat/Na-fero bisitrat 60 mg/hari, 800 mg
selama kehamilan, 150-100 mg/hari
-
Parenteral
: pemberian ferum dextran 1000 mg (20 ml) IV atau 2×10 ml/IM
2)
Anemia megaloblastik
a) Pengertian
Adalah anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat
Peran asam folat :
Ø Untuk pertumbuhan dan replikasi sel
Ø Mencegah terjadinya perubahan pada
DNA yang dapat menyebabkan kanker
Ø Penting dalam pembentukan sel
Ø Darah merah membutuhkan asam folat
Ø Membantu perkembangan janin
b) Gejala
Ø Tangan atau kaki kesemutan dan kaku
Ø Kehilangan sensasi sentuh
Ø Kehilangan kemampuan indera
penciuman
Ø Sulit berjalan dan terlihat goyah
Ø Demensia (kehilangan kemampuan
psikis atau mental)
Ø Kejiwaan terganggu (halusinasi, paranoia,
psikosis/gangguan jiwa yang disertai dengan disintegrasi kepribadian)
3)
Anemia hipoplastik
Ø Adalah anemia yang terajdi akibat
sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru
Ø Jarang dijumpai dalam kehamilan
Ø Disertai dengan trombositopenia, dan
leucopenia
Ø Disertai kelainan kongenital sering
terjadi akibat obat-obatan, zat kimia, infeksi, irradiasi, leukemia dan
kelainan immunologik
Ø Bisa juga trejadi akibat
transplantasi sumsum tulang atau transfusi darah berulang kali
2. HIPEREMESIS GRAVIDARUM (HEG)
Ø Adalah gejala mual dan muntah yang
berlebihan pada ibu hamil
Ø Dapat berlangsung sampai usia
kehamilan 4 bulan dan keadaan umum menjadi buruk
Ø Etiologi belum diketahui secara
pasti
HEG tingkat 1
Ø Muntah terus menerus
Ø Ibu merasa lemah
Ø Nafsu makan tidak ada
Ø Berat badan turun
Ø Nyeri epigastrium
Ø Nadi meningkat sekitar 100x/menit
Ø Tekanan darah turun
Ø Turgor kulit mengurang
Ø Lidah mengering
Ø Mata cekung
HEG tingkat 2
Ø Ibu lebih lemah dan apatis
Ø Turgor kulit lebih mengurang
Ø Lidah mengering dan nampak kotor
Ø Nadi rendah dan cepat
Ø Suhu tubuh kadang-kadang naik
Ø Mata cekung dan sedikit ikterus
Ø BB dan TD turun
Ø Hemokonsenterasi, oliguria dan
konstipasi
Ø Ditemukan aseton pada air kencing
Penatalaksanaan
Ø Rawat inap
Ø Stop makan dan minum dalam 24 jam
pertama
Ø Obat-obatan diberikan secara
parenteral
Ø Infus D10% (2000 ml) dan RL 5% (2000
ml) per hari
Ø Pemberian antiemetik (metokopramid
hidrochlorid)
Ø Roborantia/obat penyegar
Ø Diazepam 10 mg IM (jika perlu)
Ø Psikoterapi
Ø Lakukan evaluasi dalam 24 jam
pertama
Ø Bila keadaan membaik, boleh diberikan
makan dan minum secara bertahap
Ø Bila keadaan tidak berubah : stop
makan/minum, ulangi penatalaksanaan seperti sebelumnya untuk 24 jam kedua
Ø Bila dalam 24 jam tidak membaik
pertimbangkan untuk rujukan
Ø Infus dilepas setelah 24 jam bebas
mual dan muntah
Ø Jika dehidrasi berhasil diatasi,
anjurkan makan makanan lunak porsi kecil tapi sering, hindari makanan yang
berminyak dan berlemak, kurangi karbohidrat, banyak makan makanan yang
mengandung gula
3. ABORTUS
Ø Adalah berhentinya kehamilan pada
usia < 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin
Ø BBL <500 gram, PB <25 cm
Ø Angka harapan hidup sangat kecil
yaitu <1%
Ø Batasan berbeda tentang abortus
18-24 minggu, WHO 22 minggu
Pembagian abortus
a.
Abortus
spontan (imminens, insipiens, incompletus, completus)
b.
Abortus
induced (therapeutik, sugenic, electiv)
c.
Abortus
septik
d.
Abortus
habitualis
e.
Missed
abortion
Etiologi
Ø Maternal
·Kelainan kromosom
·Infeksi kronis (sifilis, TB aktif)
·Keracunan
·Trauma fisik
·Gangguan endokrin (hipotiroid, DM)
·Penyakit kronis
·Oksidan (rokok, alkohol)
·Defisiensi hormonal
Ø Fetal
·
Kematian
janin akibat kelainan bawaan
·
Mola
hidatidosa
·
Penyakit
plasenta dan desidua
A. ABORTUS SPONTAN
1. Abortus
Imminens
·
Perdarahan
bercak-sedang
·
Perdarahan
ringan (lebih dari 5 menit basahi pembalut)
·
Dilatasi
serviks tertutup
·
Ukuran
uterus sesuai dengan usia kehamilan
·
Gejala/tanda
: kram perut bawah uterus (hilang timbul)
·
USG,
pengaruhi rencana tindakan
·
Diagnosa
banding : mola, KET
Ø Penatalaksanaan
·
Bed
rest, tidak perlu pengobatan khusus ataupun tirah baring total
·
Jangan
melakukan aktifitas fisik berlebihan
·
Kurangi
hubungan seksual
·
Tidak
perlu terapi hormonal baik estrogen maupun progesteron
·
Tidak
perlu pemberian tokolitika ( salbutamol, indometasin)
·
Pemberian
fenobarbital 3×30 mg/hari
·
Pemberian
papaverin 3×40 mg/hari
·
Observasi
perdarahan (jika berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan
penilaian jika terjadi perdarahan lagi. Jika terus berlangsung : nilai kondisi
janin lewat uji kehamilan/USG, konfirmasi penyebab lain jika ditemukan ukuran
uterus yang lebih besar dari usia kehamilan.
2. Abortus
Insipien (Sedang Berlangsung)
·
Perdarahan
sedang-banyak
·
Konsepsi
dalam uterus
·
Perdarahan
berat hanya butuh waktu kurang dari 5 menit untuk basahi pembalut
·
Serviks
terbuka
·
Ukuran
uterus sesuai usia kehamilan
·
Gejala/tanda
; kram/nyeri pada perut bagian bawah
Ø Penatalaksanaan
·
Jika
usia kehamilan < 16 minggu, evaluasi uterus dengan AVM, jika evaluasi tidak
dapat dilakukan, segera lakukan :
·Pemberian ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang setelah 15
menit jika perlu), atau pemberian misoprostol 400 mg/oral (dapat diulang
setelah 4 jam bila perlu)
·
Segera
lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus
3. Abortus
Inkompletus
·
Perdarahan
sedang-banyak
·
Serviks
terbuka
·
Uterus
sesuai usia kehamilan
·
Gejala/tanda
: kram/nyeri perut bagian bawah dengan rasa sakit yang kuat
·
Terjadi
ekspulsi sebagian hasil konsepsi
Ø Penatalaksanaan
·
Tentukan
besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi
(perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis)
·
Keluarkan
sisa konsepsi secara digital atau dengan menggunakan cunam ovum dan evaluasi
perdarahan
·
Jika
perdarahan berhenti, berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg/oral
·
Jika
perdaraan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM
·
Jika
terdapat tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika profilaksis
·
Jika
terjadi perdarahan hebat dan < 16 minggu, segera evakuasi dengan AVM
·
Bila
pasien tampak anemik, berikan sulfas ferrosus 600mg/hari selama 2 minggu
(anemia sedang ) atau transfusi darah (anemia berat)
4. Abortus
Kompletus
·
Perdarahan
bercak-sedang
·
Serviks
tertutup atau terbuka
·
Uterus
lebih kecil dari usia kehamilan normal
·
Gejala/tanda
: sedikit/tanpa nyeri pada perut bagian bawah
·
Riwayat
ekspulsi hasil konsepsi
·
Janin
akan keluar dari rahim, baik secara spontan maupun alat bantu
Ø Penatalaksanaan
·
Tidak
perlu evaluasi
·
Observasi
untuk melihat adanya perdarahan banyak
·
Bila
kondisi baik, cukup berikan ergometrin 3×1 tablet/hari selama 3 hari
·
Tetap
pantau kondisi ibu setelah penanganan
·
Bila
terjadi anemia sedang berikan sulfas ferrosus tablet 600 mg/hari selama 2 mingg
dan anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
·
Untuk
anemia berat lakukan transfusi darah
·
Bila
tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberikan antibiotika atau
apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotika profilaksis
·
Lakukan
konseling pasca abortus dan lakukan pemantauan lebih lanjut
B.
ABORTUS INDUCED
1. Abortus
Therapeutik
·Adalah abortus yang dilakukan atas pertimbangan/indikasi
kesehatan wanita, dimana bila kehamilan itu dilanjutkan akan membahayakan
dirinya, contohnya pada wanita dengan penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan
korban perkosaan (masalah psikis)
·Dapat juga dilakukan atas pertimbangan kelainan janin yang
berat
Syarat-syarat abortus therapeutik
·
Dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang ahli dan berwenang
·
Meminta
pertimbangan ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi)
·
Melakukan
informed consent
·
Saran
kesehatan memadai
·
Prosedur
tidak dirahasiakan
·
Dokumen
medik harus lengkap
C. ABORTUS
HABITUALIS
· Adalah kejadian abortus berulang, umumnya
disebabkan karena kelainan anatomik uterus (mioma, septum, serviks inkompeten
dan lain-lain) atau kelainan faktor-faktor immunologi
· Idealnya dilakukan pemeriksaan USG
untuk melihat ada atau tidaknya kelainan anatomi
D. MISSED
ABORTION
·
Adalah
kematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi tanpa adanya pengeluaran, terjadi
pada usia kehamilan 4 minggu atau lebih (beberapa buku 8 minggu)
·
Biasanya
didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang spontan
atau menghilang setelah pengobatan
Ø Pentalaksanaan
·
Keluarkan
jaringan konsepsi dengan laminaria, dan stimulasi kontraksi uterus dengan
oksitosin
·
Jika
diputuskan untuk melakukan tindakan kuretase, harus sangat berhati-hati karena
jaringan telah mengeras dan dapat terjadi gangguan pembekuan darah akibat
hipofibrinogenemia
E. ABORTUS
SEPTIK
·
Adalah
abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi setelah abortus spontan/tidak
aman
·
Terjadi
jika terdapat sisa hasil konsepsi atau penundaan pengeluaran hasil konsepsi
·
Tindakan
: resusitasi dan perbaiki keadaan umum ibu, berikan antibiotik spektrum luas
dosis tinggi, keluarkan sisa konsepsi dalam 6 jam
Diagnostik
Abortus
·
Anamnesis
: perdarahan, haid terakhir, pola siklus haid, ada tidaknya gejala/keluhan
lain, cari faktor resiko/predisposisi, riwayat penyakit umum dan obstetri
·
Prinsip
: wanita usia reproduktif dengan perdarahan pervaginam abnormal HARUS
selalu dipertimbangkan kemungkinan adanya kehamilan
·
Pemeriksaan
fisik umum : KU, TTV, jika KU buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi
segera
·
Pemeriksaan
ginekologik : ada tidaknya tanda akut abdomen, jika memungkinkan cari
sumber perdarahan apakah dari dinding vagina atau jaringan serviks atau keluar
ostium. Jika perlu ambil darah/cairan/jaringan untuk pemeriksaan penunjang
(ambil sediaan sebelum PD), lakukan PD dengan hati-hati
·
Bimanual
: tentukan besar dan letak uterus, tentukan apakah 1 jari pemeriksa dapat masuk
kedalam ostium dengan mudah/lunak atau tidak (lihat ada/tidaknya dilatasi
serviks), jangan dipaksakan. Adneksa dan parametrium diperiksa, ada/tidaknya
massa atau tanda akut lainnya.
Penatalaksanaan
Pasca Abortus
·
Lakukan
pemeriksaan lanjutan untuk mencari penyebab aborts agar kejadian ini tidak
berulang pada kehamilan berikutnya
·
Perhatikan
involusi uterus dan kadar B-hCG selama 1-2 bulan
·
Anjurkan
jangan hamil dulu selama 3 bulan
·
Anjurkan
pemakaian kontrasepsi kondom atau pil
Prinsip
(Perdarahan Pervaginam Pada Kehamilan < 12 Minggu)
·
Jangan
langsung dilakukan kuretase
·
Tentukan
dulu, janin mati atau hidup. Jika memungkinkan periksa dengan USG
·
Jangan
terpengaruh dengan B-hCG yang positif, meski janin sudah mati, kadar B-hCG
mungkin masih tinggi dan bisa bertahan sampai 2 bulan setelah kematian janin
0 comments:
Post a Comment