1.
Kehamilan
Ganda
a.
Pengertian.
Kehamilan
ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih.
b. Etiologi
-
Faktor-faktor yang mempengaruhi : bangsa, umur, dan paritas,
sering mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur. pada kembar yang berasal dari
satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit
sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini penyebabnya
adalah faktor penghambat dalam masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Faktor
penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk,
menghasilkan kehamilan kembar dengan dua amnion, dua korion, dan dua plasenta
seperti pada kehamilan kembar dizigotik. Bila faktor penghambat terjadi setelah
blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar
dengan 2 amnion, sebelum primitive streak tampak, maka akan
terjadi kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive streak
terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet dengan berbagai bentuk.
-
Faktor obat-obat induksi ovulasi: Profertil, Clomid, dan hormon
gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
-
Faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebaabkan matangnya 2
atau lebih folikel de graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam 1
folikel.. kemungkinan pertama dibuktikan dengan ditemukannya 21 korpora lutea
pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan
kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika
semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh dan
berkembang lebih dari satu.
-
Faktor keturunan.
-
Faktor lain yang belum diketahui.
C. Jenis gemelli
1. Kehamilan kembar
monozigotik
Kehamilan
kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik atau disebut
juga identik, homolog atau univoler. Kembar monozigot berarrti satu telur yang
dibuahi sperma, lalu membelah dua.
Masa
pembelahan berpengaruh terhadap kondisi bayi kelak. Masa pembelahan sel telur
terbagi menjadi 4 waktu, yaitu 0 – 72 jam, 4 – 8 hari, 9 – 12 dan 13 hari atau
lebih.
Pada
pembelahan pertama akan terjadi diamniotik yaitu rahim mempunyai dua selaput
ketuban dan dikorionik atau rahim mempunyai dua plasenta.
Sedangkan
pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu
plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja salah satu bayi mendapat banyak makanan,
sementara bayi satunya tidak. Akibatnya perkembangan bayi bisa terhambat.
Lalu
pada pembelahan ketiga selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah,
tapi bayi masih membelah dengan baik
Pada
pembelahan ke empat, rahim hanya punya satu placenta dan satu selaput ketuban,
sehingga kemungkinan terjadi kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahan
telalu lama sehingga sel telur berdempet. Jadi biasanya kembar siam terjadi
pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Kira-kira sepertiga
kehamilan kembar adalah monozigotik. Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya
sama atau bayangan cermin, mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran
antropologik pun sama. Sidik jari dan telapak sama, atau terbalik satu terhadap
lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan lainnya biasa karena lokasi daerah
motorik di korteks serebri pada kedua bayi itu berlawanan. Kira-kira satu
pertiga kehamilan kembar monozigotik mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2
plasenta; kadang-kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tak dapat
dibedakan dengan kembar dizigotik. Dua pertiga mempunyai 1 plasenta, 1 korion,
dari 1 atau 2 amnion.
2. Kehamilan kembar
dizigotik
Kira-kira
dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur;
disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal. Jenis kelamin sama atau
berbeda, mereka berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik
mempunyai 2 plasenta, 2 korion dan 2 amnion. Kadang-kadang 2 plasenta menjadi
satu.
D. Pertumbuhan
janin
1.
Berat
badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan dari pada janin pada kehamilan
tunggal pada umur kehamilan yang sama. Berat badan satu janin pada kehamilan
kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan dari pada janin kehamilan tinggal.
Berat badan yang baru lahir umumnya pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram.
Pada triplet kurang dari 2000 gram dan untuk kuadruplet kurang dari 1500 gram.
Suatu faktor penting dalam hal ini adalah kecendrungan terjadinya partus
prematurus. Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat
berbeda antara 50 sampai 1000 gram.
2.
Dalam
pertumbuhan yang bersaing antara kedua janin hamil kembar dapat terjadi :
·
Terjadi monstrum, akardiakus
Pada kehamilan kemabr monozigotik
peredaran darah terjadi tidak seimbang karena perbedaan pembuluh darah.pada
jantung janin yang satu, peredaran darahnya lebh sempurna daripada janin yang
lain sehingga terjadi gangguan pertumbuhan pada satu janin.
· Pada janin yang mendapat darah lebih
banyak dapat terjadi hidramnion, selain itu juga dapat terjadi polisitemia.
Tapi pertumbuhan janin baik sedangkan pada janin kedua dapat menderita anemia,
oligohidramnion, pertumbuhan janin kecil.
3.
Fetus
Papiraseus
Ini
terjadi pada kembar dizigotik dimana satu janin meninggal dan yang lainnya
tumbuh terus sampai matur. Janin yang mati diabsobsi atau masih ditemukan dalam
uterus. Cairan amnion dapat diserap semua dan janin berubah menjadi gepeng
(fetus papiraseus/kompresus). Jika tertinggal dalam uterus dapat menyebabkan
infeksi dan perdarahan. Plasenta fetus papiraseus berwarna putih, keras,
fibritik dan berbatas tegas. Penemuan plasenta ini dapat menjadi indikator
kemungkinan masih tertinggal janin kedua dalam uterus. Dapat pula satu
konseptur mengalami perubahan menjadi mola hidatidosa sedangkan yang lain
tumbuh terus sampai matur dan dilahirkan hidup. Tapi ini sangat jarang terjadi.
E.
Letak pada presentasi janin
Pada hamil kembar sering
terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin
kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari letak lintang
berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak,
presentasi dan posisi bisa terjadi, yang paling sering dijumpai adalah:
- Kedua janin dalam letak membujur; presentasi kepala (44-47%).
- Kedua janin dalam letak membujur; presentasi kepala (44-47%).
-
Letak membujur,
presentasi kepala bokong (37-38%)
-
Keduanya presentasi
bokong (8-10%)
-
Letak lintang dan
presentasi kepala (5-5,3)
-
Letak lintang dan
presentasi bokong (1,5-2%)
-
Dua-duanya letak lintang
(0,2-0,6%)
-
Letak dan presentasi
'69' adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi kunci-mengunci
(interlocking).
F. Diagnosis kehamilan
kembar
1. Anamnesis
- Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan
- Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan
-
Gerakan janin lebih
banyak dirasakan ibu hamil
-
Uterus terasa lebih
cepat membesar
-
Pernah hamil kembar atau
ada riwayat keturunan kembar.
2.
Inspeksi dan palpasi
-
Pada pemeriksaan pertama
dan ulangan ada kesan uterus lebih besar dan lebih cepat tumbuhnya dari biasa.
-
Gerakan-gerakan janin
terasa lebih sering.
-
bagian-bagian kecil
teraba lebih banyak.
-
Teraba ada 3 bagian
besar janin.
-
Teraba ada 2 balotemen.
3.
Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung
janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya
10 denyut permenit atau bila dihitung bersamaan terdapat selisih 10.
4. Rontgen foto abdomen
Tampak gambaran 2 janin.
5.
Ultrasonografi
Bila tampak 2 janin atau
dua jantung yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada triwulan I.
6. Elektrokardiogram total
Terdapat
gambaran dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
7. Reaksi kehamilan
Karena pada hamil kembar
umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi
titrasi reaksi kehamilan bisa positif, kadang-kadang sampai 1/200. Hal ini
dapat dikacaukan dengan mola hidatidosa.
Kadangkala diagnosa baru
diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada satu
janin lagi dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan
hidramnion dan toksemia gravidarum.
G. Gambar
klinik kehamilan kembar
Pada
kehamilan kembar dengan peregangan uterus yang berlebihan dapat terjadi
persalinan prematuritas.
Kebutuhan
ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga terjadi
difisiensi nutrisi seperti anemia yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.
Frekuensi hidramnion pada hamil kembar sebesar 10 kali lipat lebih besar
daripada kehamilan normal. Keregangan otot rahim yang menyebabkan iskemia uteri
dapat meningkatkan kemungkinan pre-eklampsia dan eklampsia.
Solusio
plasenta dapat terjadi setelah persalinan anak pertama karena retraksi otot
rahim berlebihan. Perjalanan persalinan dapat terjadi lebih lama. Setelah
persalinan terjadi gangguan kontraksi otot rahim yang menyebbakan atonia uteri
menimbulkan perdarahan
Keluhan
yang sering terjadi pada kehamilan kembar diantranya sesak nafas sering ingin
kencing / edema tungkai, pembesaran pembuluh darah (varises)
Dengan
janin (bayi) yang relatif berat badannya rendah menyebabkan morbiditas dan
kematian yang tinggi.
Kemungkinan
penyulit pada kehamilan kembar
Ibu
|
Bayi
|
Anemia
Hipertensi
Partus
Prematurus
Atonia
Uteri
Perdarahan
pasca persalinan
|
Hidramnion
Malpresentasi
Plasenta
previa
Solusio
plasenta
Ketuban
pecah dini
dan toksemia gravidarum
Pertumbuhan
janin terhambat
Kelainan
bawaan
Morbiditas
dan mortalitas perinatal meningkat
|
H. Pengaruh terhadap ibu dan janin
1.
Terhadap Ibu
-
Kebutuhan akan zat-zat
bertambah, sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya.
-
Kemungkinan terjadinya
hidramnion bertambah 10 kali lebih besar.
-
Frekuensi pre-eklamsi
dan eklamsi lebih sering.
-
Karena uterus yang
besar, ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta terdapat edema dan varises
pada tungkai dan vulva.
-
Dapat terjadi inersia
uteri, perdarahan postpartum, dan solusio plasenta sesudah anak pertama lahir.
2.
Terhadap Janin
- Usia kehamilan tambah
singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar: 25% pada
gemeli; 50% pada triplet; dan 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum
cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi.
- Bila sesudah bayi
pertama lahir terjadi solusio plasentae, maka angka kematian bayi kedua tinggi.
- Sering terjadi kesalahan
letak janin, yang juga akan mempertinggi angka kematian janin.
I.
Penanganan dalam kehamilan
1.
Perawatan prenatal yang
baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, dan
bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1 x
seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu).
2.
Setelah kehamilan 30
minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena akan merangsang partus prematurus.
3.
Pemakaian korset gurita
yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.
4.
Periksa darah lengkap,
Hb, dan golongan darah.
J.
Penanganan dalam persalinan
-
Bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa,
ditolong seperti biasa dengan
episiotomi mediolateralis.
-
Setelah itu baru
waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk menentukan keadaan anak
kedua. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah dan lain-lain.
-
Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua
terletak membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak
mengalir deras keluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak kedua seperti biasa.
-
Waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum, maka
sebaiknya pasang infus profilaksis.
ü Bila ada kelainan letak
pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi prolaps tali pusat dan solusio
plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetrik
ü Pada letak lintang coba
versi luar dulu, atau lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi.
ü Pada letak kepala,
persalinan dipercepat dengan ekstraksi vakum atau forseps.
ü Pada letak bokong atau
kaki, ekstraksi bokong atau kaki.
-
Indikasi seksio caesarea hanya pada:
ü Janin pertama letak
lintang
ü Bila terjadi prolaps tali pusat
ü Plasenta previa
ü Terjadi interlocking pada letak janin 69, anak
pertama letak sungsang dan anak kedua letak kepala.
Kala
IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum: berikan
suntikan sinto-metrin yaitu 10 satuan sintosinon tambah 0,2 mg methergin
intravena.
Mekanisme Persalinan Kepala-kepala
Saat
kepala bayi membuka vulva 5-6 cm. Lakukan penahan perineum dengan tangan kanan,
tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak defleksi maksimal hingga sub
oksipito lahir sebagai hipomoklion, lalu tunggu kepala putar paksi luar dan
lakukan biparietal serta sangga susur. Lahirkan bayi kedua dengan jarak waktu
10-15 menit dari anak pertama, lakukan pertolongan persalinan seperti anak
pertama.
Mekanisme Persalinan Letak Bokong Kepala
Bila
kepala yang masuk PAP terlebih dahulu, Saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm.
Lakukan penahan perineum dengan tangan kanan, tangan kiri menahan kepala bayi
agar tidak defleksi maksimal hingga sub oksipito lahir sebagai hipomoklion,
lalu tunggu kepala putar paksi luar dan lakukan biparietal serta sangga susur.
Lalu anak kedua dilahirkan secara bracht :
·
Pertolongan dimulai setelah bokong
anak lahir.
·
Bokong dipegang dengan kedua tangan
sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari pada permukaan belakang pangkal paha
dan emapat jari lainnya pada permukaan bokong.
·
Kalau kaki sudah lahir, maka bokong
dipegang sedemikian rupa, sehingga kedua ibu jari terletak pada lipat paha dan
jari lainnya menggenggam bokong
·
Bokong dibawa ke atas kerah perut
ibu, dan sedikit kekiri dan ke kanan sesuai dengan letk punggung anak.
·
Sama sekali tidak boleh dilakukan
tarikan karena dengan tarikan , lengan dapat menjungkit
·
Bokong terus dibawa ke atas ke arah
perut ibu sampai kepala lahir
Mekanisme
Persalinan bokong-bokong
Pertolongan
Persalinan dilakukan menggunakan cara Bracht :
·
Pertolongan dimulai setelah bokong
anak lahir.
·
Bokong dipegang dengan kedua tangan
sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari pada permukaan belakang pangkal paha
dan emapat jari lainnya pada permukaan bokong.
·
Kalau kaki sudah lahir, maka bokong
dipegang sedemikian rupa, sehingga kedua ibu jari terletak pada lipat paha dan
jari lainnya menggenggam bokong
·
Bokong dibawa ke atas kerah perut
ibu, dan sedikit kekiri dan ke kanan sesuai dengan letk punggung anak.
·
Sama sekali tidak boleh dilakukan
tarikan karena dengan tarikan , lengan dapat menjungkit
·
Bokong terus dibawa ke atas ke arah
perut ibu sampai kepala lahir
Mekanisme Persalinan Lintang Kepala
Jika anak
pertama lintang, maka tidak dapat dilakukan pertolongan secara spontan, maka
dilakukan persiapan SC.
Bila anak
pertama presentasi kepala maka lakukan pertolongan persalinan, saat kepala bayi
membuka vulva 5-6 cm. Lakukan penahan perineum dengan tangan kanan, tangan kiri
menahan kepala bayi agar tidak defleksi maksimal hingga sub oksipito lahir
sebagai hipomoklion, lalu tunggu kepala putar paksi luar dan lakukan biparietal
serta sangga susur. Lalu anak kedua dilahirkan dengan versi ekstraksi :
·
Jika ada lengan menumbung, tangan
diulas dengan yodium dan di beri jerat. Jerat ini ditarik dengan ringan ke arah
kepala anak dan waktu anak berputar diulur. Maksudnya supaya anak ini tetap
menunjuk ke bawah, jadi tidak menjungkit, yang sangat menyukarkan lahirnya
bahu.
·
Yang menjadi tangan dalam ialah
tangan yang sepihak dengan kaki.
·
Setelah labia dibeberkan, tangan di
masukkan kedalam vagina, tangan luar pindah ke fundus.
·
Tangan luar mendekatkan bokong ke
tangan dalam; tangan dlam mencari kaki. Yang dicari aialah : jika punggung
sebelah depan yaitu kaki bawah, jika punggung sebelah belakang yaitu kaki atas
karena kaki tersebut akan menjadi kaki depan. Mencarinya adalah dari punggung,
ke bokong, kepaha dan ke kaki, yang dijepit antara jari tengah dan telunjuk.
·
Tangan luar menolak kepala kefundus;
tangan dalam menarik kaki keluar sampai lutut
·
Kaki dilepaskan sebentar
·
Ekstraksi : kita pegang tungkai
bawah dengan kedua tangan sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari berdampingan.
Arah tarikan ke bawah ialah kearah kaki kita sendiri. Kemudian kita pindahkan
pegangan setinggi-tingginya tapi jangan memegang pada persendian. Kita tarik
terus kebawah sampai trochantor depan ada dibawah sympisis; kemudian kita tarik
ke atas untuk melahirkan pantan belakang. Pegang panggul anak dengan dua tangan
sehingga ibu jari terletak berdampingan atau bersilang pada sacrum, sedangkan
jari telunjuk tangan kiri pada crista iliaca kiri dan telunjuk kanan pada
crista iliaca kanan. Jari lainnya menggenggam bokong dan paha. Kita tarik lagi
ke arah kaki kita. Waktu pusat lahir, Tali pusat dilonggarkan. Kita tarik
sampai menjumpai rintangan biasanya waktu bahu akan lahir. Bahu dilahirkan
secara muller atau deventer (klasik). Kepala dilahirkan secara Mauriceau.
Mekanisme Persalinan Lintang Bokong
Jika anak
pertama lintang, maka tidak dapat dilakukan pertolongan secara spontan, maka
dilakukan persiapan SC.
Jika anak
pertama bokong lakukan pertolongan persalinan secara Bracht dan anak kedua
dilakukan dengan cara versi ekstraksi.
Mekanisme Persalinan Lintang-lintang
dan interlocking
Tidakm dapat dilakukan pertolongan
persalinan secara spontan, harus melakukan SC
K. Prognosis
Ibu
: -
Partus lama
-
Taruma jalan lahir
-
Perdarahan post partum
Prognosis untuk ibu
lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, karena seringnya terjadi
toksemia gravidarum, hidramnion, anemia, pertolongan obstetri operatif, dan
perdarahan pospartum.
Angka
kematian perinatal tinggi terutama karena prematur, prolaps tali pusat, solusio
plasenta dan tindakan obstetrik karena kelainan letak janin.
1.
KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA (KPSW)
Ø
Pengertian
KPSW
KPSW
adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan mulai dan
ditunggu satu jam belum terjadi inpartu.
KPSW
adalah pecahnya ketuban sebelum mulainya persalinan yaitu bila pada primipara
pembukaan <3 cm dan pada multipara < 5 cm
KPSW
adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan
setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan proses inpartu sebagaimana
mestinya. Sebahagian pecahnya ketuban secara dini terjadi sekitar usia
kehamilan 37 minggu
KPSW
adalah robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan (sebelum onset atau waktu
persalinan berlangsung.
PPROM
(Preterm Premature Rupture of Membranes) : Ketuban pecah pada saat usia
kehamilan <37 minggu
PROM
(Premature Rupture of Membranes) : Ketuban pecah pada saat usia kehamilan
>37 minggu.
Ketuban
dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
KPSWdisebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya
tekanan intar uterin atau oleh kedua factor tersebut. Berkurangnya kekuatan
membrane disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks.
Bila
periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi
infeksi yang dapat meninggikan angka kematian ibu dan anak.
1.
Selaput
janin dapat robek dalam kehamilan :
a. spontan karna selaputnya
lemah atau kurang terlindung karna servik terbuka.
b. Karena trauma, karna
jatuh, coitus atau alat-alat
c. Insiden menurut Eastman kira-kira
12% dari semua kehamila
2.
Gejala
-
Air
ketuban mengalir keluar, hingga rahim lebih kecil dari sesuai dengan tuanya
kehamilan konsistensinya lebih keras.
-
Biasanya
terjadi persalinan
-
Cairan
: hydroohoea amniotica
Ø Etiologi KPSW
Etiologi terjadinya KPSW tetap tidak jelas,
tetapi berbagai jenis faktor yang menimbulkan
terjadinya KPSW yaitu infeksi vagina dan serviks, fisiologi selaput ketuban
yang abnormal, inkompetensi serviks, dan devisiensi gizi dari
tembaga atau asam
askorbat (vitamin c).
Faktor yang berhubungan dengan
meningkatnya insidensi KPD antara lain :
-
Fisiologi
selaput amnion/ketuban yang abnormal
-
Inkompetensi
serviks
-
Infeksi
vagina/serviks
-
Kehamilan
ganda
-
Polihidramnion
-
Trauma
-
Distensi
uteri
-
Stress
maternal
-
Stress
fetal
-
Infeksi
-
Serviks
yang pendek
-
Prosedur
mediS
Faktor resiko dari ketuban Pecah Sebelum Waktunya, antara lain :
-
Kehamilan
multiple : kembar dua (50%), kembar tiga (90%)
-
Riwayat
persalinan preterm sebelum : resiko 2-4 kali
-
Tindakan
senggama tidak berpengaruh kepada resiko, kecuali jika perdarahan pervaginam :
trimester I (resiko 2x), trimester II / III (20x) hygiene buruk, beresiko
terhadap infeksi.
-
Bakteriuria
: resiko 2x (prevalensi 7%)
-
Ph
vagina diatas 4,5 : resiko 32%
-
Serviks
tipis/kurang dari 39 mm : resiko 25%
Ø Patofisiologi KPSW
KPSW
biasanya terjadi karna berkurangnya kekuatan membran atau penambahan
tekanan intra uterin ataupun sebaliknya. Kemungkinan tekanan intra uterin
yang kuat adalah penyebab independen dari KPSW dan selaput ketuban yang tidak
kuat akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi akan mudah pecah dengan
mengeluarkan air ketuban.
Terjadinya
KPSW ternyata ada hubungannya dengan hal-hal berikut :
- Adanya hipermotilitas rahim yang
sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah. Selaput ketuban selalu tipis
(kelainan ketuban).
- Infeksi (amnionitis atau
korioamnionitis)
Ø Faktor-faktor lain yang merupakan
predisposisi, disproporsi, serviks
incompeten.
- KPSW artifisial (amniotomi), damana ketuban dipecahkan terlalu dini
- Hidromion
- Hamil ganda
- Letak lintang
- Letak sungsang
- Letak sungsang
- Vitamin c rendah
Ø Diagnosa
Secara klinik diagnosa ketuban pecah
dini tidak sukar dibuat anamnesa pada klien dengan keluarnya air seperti
kencing dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat menilai itu mengarah ke
ketuban pecah dini. Untuk menentukan betul tidaknya ketuban pecah dini bisa
dilakukan dengan cara :
-
Adanya
cairan yang berisi mekonium (kotoran janin), verniks kaseosa (lemak putih)
rambut lanugo atau (bulu-bulu halus) bila telah terinfeksi bau
-
Pemeriksaan
inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis
servikalis pada bagian yang sudah pecah, atau terdapat cairan ketuban pada
forniks posterior
-
USG
: volume cairan amnion berkurang/oligohidramnion
-
Terdapat
infeksi genital (sistemik)
-
Gejala
chorioamnionitis
Maternal : demam (dan takikardi), uterine
tenderness, cairan amnion yang keruh dan berbau, leukositosis (peningkatan sel
darah putih) meninggi, leukosit esterase (LEA) meningkat, kultur darah/urin
Fetal : takikardi, kardiotokografi,
profilbiofisik, volume cairan ketuban berkurang
Cairan
amnion
Tes cairan amnion, diantaranya dengan kultur/gram stain,
fetal fibronectin, glukosa, leukosit esterase (LEA) dan sitokin.
Jika terjadi chorioamnionitis maka angka mortalitas neonatal
4x lebih besar, angka respiratory distress, neonatal sepsis dan pardarahan
intraventrikuler 3x lebih besar
-
Dilakukan
tes valsava, tes nitrazin dan tes fern Normal pH cairan vagina 4,5-5,5 dan
normal pH cairan amnion 7,0-7,5
-
Dilakukan
uji kertas lakmus/nitrazine test
ü Jadi biru
(basa) : air
ketuban
ü Jadi merah
(asam) : air kencing
Ø
Kriteria
Diagnosis
1. Umur kehamilan >20 minggu
2. Keluar cairan ketuban dari vagina
3. Pemeriksaan speculum : terlihat cairan keluar dari ostium uteri eksternum
4. Kertas Nitrazin merah akan jadi biru
5. Mikroskopis : terlihat lanugo dan verniks kaseosa
6. Tes Pakis, dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan
kering.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukan kristal cairan amnion dangambaran daun
pakis.
Diagnosis KPSW didasarkan atas :
1)
Riwayat
pengeluaran cairan dalam jumlah besar secara mendadak atau sedikit demi sedikit
pervaginam.
2)
Untuk
menegakkan diagnosis dapat di ambil pemeriksaan :
Inspekulo
untuk mengambil cairan pada forniks posterior :
ü Pemeriksaan Lakmus yang akan berubah
menjadi biru – sifat basa
ü Fren tes cairan amnion
3)
Pemeriksaan
USG untuk mencari :
ü Afi (amniotic fluid index)
ü Aktivitas janin
ü Pengukuran BB janin
ü DJJ
ü Kelainan congenital atau deformitas
4)
Membuktikan
kebenaran ketuban pecah dengan jalan :
Aspirasi air ketuban untuk dilakukan
ü Kultur cairan amnion
ü Pemeriksaan interleukin
ü Alfa fetoprotein
Ø Tanda dan Gejala
a.
Keluar
air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan
sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
b.
Dapat
disertai demam bila sudah ada infeksi
c.
Janin
mudah diraba
d.
Pada
pemeriksaan dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban keringInspekulo :
tanpa air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah
kering.
Tabel 1
Gejala dan tanda selalu ada
|
Gejala dan tanda kadang-kadang ada
|
|
Ketuban pecah tiba-tiba
ü Cairan tampak di introitus
vagina
ü Tidak ada his dalam 1 jam
|
|
>> Riwayat keluar cairan
>> Uterus nyeri ►DJJ cepat >> perdarahan pervaginam sedikit
|
|
►Gatal
>> keputihan ● Nyeri perut
►Disuria
|
|
>> Nyeri perut
>> Gerak janin berkurang
>> Perdarahan banyak
|
|
>> Pembukaan dan pendataran
cerviks
● Ada his
|
Ø Komplikasi / Prognosis
a.
Infeksi
intrapartum (korioamnionitis) ascendens dari vagina ke intrauterine. Pada
ketuban pevah 6 jam, resiko infeksi meningkat 1 kali. Ketuban pecah 24 jam,
resiko infeksi meningkat sampai 2 kali lipat
b.
Persalinan
preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm
c.
Prolapsus
tali pusat, bisa sampai gawat janin dan kematian janin akibat hipoksia (sering
terjadi pada presentasi bokong atau letak lintang). Oligohidramnion, bahkan
sering partus kering karena air ketuban habis.
Adapun pengaruh ketuban pecah dini
terhadap ibu dan janin adalah :
Prognosis ibu
ü Infeksi intrapartal/dalam persalinan
Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan sepsis
yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan
mortalitas
ü Infeksi puerperalis/ masa nifas
ü Dry labour/Partus lama
ü Perdarahan post partum
ü Meningkatkan tindakan operatif
obstetri (khususnya SC)
ü Morbiditas dan mortalitas maternal
Prognosis janin
Prematuritas
Masalah yang dapat terjadi pada persalinan prematur
diantaranya adalah respiratory distress sindrome, hypothermia, neonatal feeding
problem, retinopathy of premturity, intraventricular hemorrhage, necrotizing
enterocolitis, brain disorder (and risk of cerebral palsy), hyperbilirubinemia,
anemia, sepsis.
ü Prolaps funiculli/ penurunan tali
pusat
ü Hipoksia dan Asfiksia sekunder
(kekurangan oksigen pada bayi)Mengakibatkan kompresi tali pusat, prolaps uteri,
dry labour/pertus lama, apgar score rendah, ensefalopaty, cerebral palsy,
perdarahan intrakranial, renal failure, respiratory distress.
ü Sindrom deformitas janin Terjadi
akibat oligohidramnion. Diantaranya terjadi hipoplasia paru, deformitas ekstremitas
dan pertumbuhan janin terhambat (PJT)
ü Morbiditas dan mortalitas perinatal.
Ø
Penanganan
Ketuban pecah sebelum waktunya pada usia kehamilan
kurang dari 36 minggu, dilakukan tindakan konservatif. Tindakan konservatif
adalah istirahat berbaring, pemberian antibiotik, pematangan paru dan penilaian
tanda-tanda infeksisecara klinik maupun laboratorium.
Dalam tindakan pada ketuban pecah
sebelum waktunya dapat dilakukan dengan 3 tindakan :
Konservatif
ü Tirah baring untuk mengurangi
keluarnya air ketuban sehingga masa kehamilan dapat diperpanjang
ü Tirah baring dapat dikombinasikan
dengan pemberian antibiotik sehingga dapat menghindari infeksi
ü Antibiotic yang dianjurkan adalah :
ü Ampisilin dosis tinggi : untuk
infeksi streptokokus beta
ü Eritromisin dosis tinggi : untuk
Chlamidia Trachomatis dan Ureoplasma dan lainnya
ü Bahaya menunggu terlalu lama adalah
kemungkinan infeksi semakin meningkat sehingga terpaksa harus dilakukan
terminasi.
Tindakan
aktif
Tindakan aktif adalah partus pervaginam dengan atau tanpa
induksi
Oksitosin,
partus pervaginam dengan embriotomi dan seksio caesarea. Tindakn aktif yang
dilaksanakan antara lain :
a.
Kehamilan
< 32 minggu (taksiran berat janin < 2000 gram)
ü Janin mati dengan letak lintang
maupun memanjang dilakukan partus pervaginam dengan induksi oksitosin
ü Janin hidup dengan letak memanjang
dilakukan partus pervaginam dengan induksi oksitosin.
ü Janin hidup dengan letak lintang
memanjang dilakukan persalinan dengan seksio sesarea.
b.
Kehamilan
<32-36 minggu (taksiran berat janin, 2000-2500 gram)
ü Janin mati jika letak lintang :
partus pervaginam dengan embriotomi. Janin letak memanjang : partus pervaginam
dengan induksi oksitosin.
ü Janin hidup jika letak lintang
terdapat prolapsus tali pusat dilakukan persalinan dengan seksio sesarea. Jika
janin memanjang dilakukan partus pervaginam dengan induksi oksitosin.
c.
Kehamilan
>37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea. Dapat juga
diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
d.
Bila
ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi, dan persalinan di
akhiri :
ü Bila skor pelvik < 5 , lakukan
pematangan servik, kemudian di induksi. Jika tidak berhasil lakukan persalinan
dengan seksio sesarea.
ü Bila skor pelvik > 5 , induksi
2.
POLIHIDRAMNION / HYDRAMNION
Ø Definisi
- Amnion >2000 ml pada kehamilan
aterm
- Hidramnion adalah suatu jumlah
cairan amnion yang berlebihan (lebih dari 2000
ml). Normal volume cairan amnion meningkat secara bertahap selama
kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 1000 ml antara 34 sampai 36 minggu
- Polihidramnion (hidramnion)
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana jumlah air ketuban melebihi 2 liter.
Sedangkan secara klinis adalah penumpukan cairan ketuban yang berlebihan
sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien.
Ø Klasifikasi
-
HidramnionKronis
Penambahan air ketuban perlahan-lahan, berangsur-angsur dalam beberapa minggu atau bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan lanjut.
Penambahan air ketuban perlahan-lahan, berangsur-angsur dalam beberapa minggu atau bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan lanjut.
-
HidramnionAkut
Penambahan air ketuban terjadi sangat tiba-tiba dan cepat dalam beberapa hari. Biasanya terjadi pada kehamilan muda pada bulan ke-4 atau ke-5
Penambahan air ketuban terjadi sangat tiba-tiba dan cepat dalam beberapa hari. Biasanya terjadi pada kehamilan muda pada bulan ke-4 atau ke-5
Ø Etiologi
Mekanisme terjadi hidramnion hanya
sedikit yang diketahui. Secara teori hidramnion terjadi karena :
1.
Produksi
air ketuban bertambah; yang diduga menghasilkan air ketuban adalah epitel amnion, tetapi air ketuban juga dapat
bertambah karena cairan lain masuk ke dalam ruangan amnion, misalnya air
kencing anak atau cairan otak pada anencephalus.
2.
Pengaliran
air ketuban terganggu, air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti
dengan yang baru. Salah satu jalan pengaliran adalah ditelan oleh janin.
Pendapat ahli yang lain mengatakan hidramnion terjadi karena
-
Produksi
air jenih berlebih
-
Ada
kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu
hidrocefalus, astresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing
congenital.
-
Ada
sumbatan/ penyempitan pada janin sehingga dia tidak bias menelan air ketuban.
Alhasil volume ketuban meningkat drastic.
-
Kehamilan
kembar, karena adanya dua janin yang menghasilkan air seni
-
Ada proses infeksi
-
Ada
hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut system syaraf pusat
sehingga fungsi gerakan menelan mengalami kelumpuhan
-
Ibu
hamil mengalami diabetes yang tidak terkontrol
-
Ketidakcocokan/
inkompatibilitas rhesus
Ø Tanda
dan gejala polihidramnion adalah sebagai berikut :
-
Pembesaran
uterus, lingkar abdomen dan tinggi fundus uteri jauh melebihi ukuran yang diperirakan
untuk usia kehamilan
-
Dinding
uterus tegang sehingga pada auskultasi bunyi detak jantung janin sulit atau
tidak terdengar dan pada palpasi bagian kecil dan besar tubuh janin sulit
ditentukan.
-
Ada
thrill pada cairan uterus
-
Masalah-masalah mekanis. Apabila
polihidramnion berat, akan timbul dispnea, edema pada vulva dan ekstremitas
bawah; nyeri tekan pada punggung, abdomen dan paha; nyeri ulu hati, mual dan
muntah
-
Letak
janin sering berubah (letak janin tidak stabil)
Ø Diagnosis
1. Anamnesis
- Perut lebih besar dan terasa lebih
berat dari biasa
- Pada yang ringan keluhan-keluhan
subyektif tidak banyak
- Pada yang akut dan pada pembesaran uterus yang
cepat terdapat keluhan-keluhan
- Nyeri perut karena tegangnya uterus mual dan
muntah
- Oedema pada tungkai, vulva dan dinding perut
- Pada proses akut dan perut besar sekali, bisa
syok, berkerigat dingin, sesak.
2.
Inspeksi
- Kelihatan perut sangat buncit dan
tegang, kulit perut berkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang
umbilikus mendatar
- Jika akut, ib akan terlihat sesak
dan sianosis serta terlihat payah membawa kandungannya
3.
Palpasi
-
Perut
tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut vulva dan
tungkai
-
Fundus
uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan sesungguhnya
-
Bagian-bagian
janin sukar dikenali karena banyaknya cairan
-
Kalau
pada letak kepala, kepala janin bias diraba, maka balloterment jelas dsekali.
Karena bebasnya janin bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka dapat terjadi
kesalahan-kesalahan letak janin.
4.
Auskultasi
-
Denyut
jantung janin tidak terdengar atau jika terdengar sangat halus sekali.
5.
Rontgen
foto abdomen
-
Nampak
bayangan terselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang-kadang banyak janin
tidak jelas
-
Foto
rontgen pada hidramnion berguna untuk diagnose dan untuk menentukan etiologi,
seperti anomaly congenital (anensefali atau gamelli)
6.
Pemeriksaan
dalam
-
Selaput
ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun diluar his.
7.
Prognosis
Ø Pada janin, prognosanya agak buruk
mortalitas kurang lebih 50% terutama karena :
-
Congenital
anomaly
-
Prematuritas
-
Komplikasi karena kesalahan letak anak, yaitu
pada letak lintang atau tali pusat menumbung
-
Eritroblastosis
-
Diabetes
mellitus
-
Solution placenta jika ketuban pecah tiba-tiba
Ø Pada ibu :
-
Solution
placenta
-
Atonia
uteri
-
Perdarahan
post partum
- Retention placenta
- Syok
- Kesalahan-kesalahan letak janin
menyebabkan partus jadi lama dan sukar.
8)
Penatalaksanaan
Terapi hidramnion dibagi dalam tiga fase :
Terapi hidramnion dibagi dalam tiga fase :
1)
Waktu
hamil (di BKIA)
- Hidramnion ringan jarang diberi terapi klinis,
cukup diobservasi dan berikan terapi
simptomatis.
- Pada hidramnion yang berat dengan
keluhan-keluhan, harus dirawat di rumah sakit untuk istirahat sempurna.
2)
Waktu
partus
-
Bila
tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita menunggu
-
Bila
keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan pungsi transvaginal
melalui serviks bila sudah ada pembukaan. Dengan memakai jarum pungsi tusuklah
ketuban pada beberapa tempat, lalu air ketuban akan keluar pelan-pelan.
-
Bila
sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-tiba pecah, maka untuk menghalangi air
ketuban mengalir keluar dengan deras, masukkan tinju ke dalam vagina sebagai
tampon beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan. Maksud semua ini
adalah supaya tidak terjadi solution placenta, syok karena tiba-tiba perut
menjadi kosong atau perdarahan post partum karena atonia uteri.
3)
Post
partum
-
Harus
hati-hati akan terjadinya perdarahan post partum, jadi sebaiknya lakukan
pemeriksaan golongan dan transfuse darah serta sediakan obat uterotronika
-
Untuk
berjaga-jaga pasanglah infuse untuk pertolongan perdarahan post partum
-
Jika
perdarahan banyak, dan keadaan ibu setelah partus lemah, maka untuk menghindari
infeksi berikan antibiotika yang cukup.
3.OLIGOHIDRAMNION
Ø Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban
kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc.
Ø Etiologi
Etiologi
belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin.
Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan
etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
Ø Patofisiologi
-
Sindroma
Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan
gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang
sedikit).
-
Fenotip
Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana
cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan
bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim
menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang
di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami
kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
-
Oligohidramnion
juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik),
sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
-
Pada
sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena
kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit
lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
-
Dalam
keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak
adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Ø Gambaran
Klinis
-
Uterus
tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
-
Ibu
merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
-
Sering
berakhir dengan partus prematurus.
-
Bunyi
jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
-
Persalinan
lebih lama dari biasanya.
-
Sewaktu
his akan sakit sekali.
-
Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali
bahkan tidak ada yang keluar.
Ø Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
yang biasa dilakukan:
-
USG
ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal
yang sangat abnormal)
-
Rontgen
perut bayi
-
Rontgen
paru-paru bayi
-
Analisa
gas darah.
Ø Akibat
Oligohidramnion
-
Bila
terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan
pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu
picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
-
Bila
terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti
club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering
(lethery appereance).
Ø Tindakan
Konservatif
-
Tirah
baring.
-
Hidrasi.
-
Perbaikan
nutrisi.
-
Pemantauan
kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
-
Pemeriksaan
USG yang umum dari volume cairan amnion.
-
Amnion
infusion.
-
Induksi
dan kelahiran.
Kelainan Letak
1.
Letak
Sungsang
Ø Definisi
-
Apabila
bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendah
-
Pada
pemeriksaan abdomen (kepala yeraba di bagian atas, bokong pada daerah pelvis.
Auskultasi menunjukan DJJ lokasinya lebih tinggi daripada yang diharapkan
dengan presentasi verteks).
-
Pada
pemeriksaan vagina (teraba bokong atau kai)
-
Janin
yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan
bokong di bawah.
-
Letak
bayi sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan
bokong merupakan bagian terbawah (didaerah pintu atas panggul/simfisis).
Ø Macam-Macam Letak Sungsang
1. Letak bokong (frank breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai
kaki terangkat keatas, kadang kaki sampai menyentuh telinga
2. Letak bokong kaki sempurna (complet
breech)
3. Letak bokong dimana kedua kaki ada
disamping bokong (letak bokong kaki sempurna/lipat kejang). Seakan posisi
“jongkok” dengan bokong diatas mulut rahim, lutut terangkat ke perut.
4. Letak bokong kaki tidak sempurna
(incomplete breech).Bila satu kaki diatas dan kaki yang lainnya dibawah, dalam
dunia kedokteran disebut presentase bokong kaki, Tetapi, kasus letak sungsang
jenis ini jarantg ditemui
5. Letak kaki (footling presentation)
Ø Penyebab
1.
Faktor
janin
Karena ukurannya lebih kecil
dibandingkan dengan ruangan rahim ibu. Akibatnya, janin bebas berputar, baik ke
atas maupun ke bawah (janin prematur/ kecil, hidramnion, multipara) serta janin
yang sudah mat
2.
Faktor
ibu
Karena
bentuk rahim yang tidak normal, air ketuban yang terlalu banyak, adanya tumor,
placenta dibawah.
Ø Diagnosis
a.
Pemeriksaan
Fisik
-
Palpasi Leopold : Bila bagian yang paling keras dan besar berada di kutub atas
-
Pemeriksaan
Dalam : Bila teraba bokong atau kaki
b.
Pemeriksaan
Penunjang
c.
USG
(Foto Rontgen)
Ø Penatalaksanaan/ Cara Penanganan
-
Waktu
Hamil (Antenatal
Melakukan
posisi bersujud, dengan posisi perut seakan-akan menggantung kebawah. Bila
posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan besar bayi yang
sungsang dapat kembali ke posisi yang normal. Posisi sujud bisa dilakukan
selama 15 menit setiap hari. Seminggu kemudian diperiksa ulang untuk mengetahui
berubah tidaknya letak janin. Bila letak janin tidak berubah, tindakan sujud
bisa diulang.
2.
Letak
lintang
Letak
lintang adalah letak janin dengan posisi sumbu panjang tubuh janin memotong
atau tegak lurus dengan sumbu panjang Ibu. Pada letak oblik biasanya hanya
bersifat sementara, sebab hal ini merupakan perpindahan letak janin menjadi letak
lintang atau memanjang pada persalinan. Pada letak lintang, bahu biasanya
berada di atas pintu atas panggul sedangkan kepala terletak pada salah satu
fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain kondisi seperti ini disebut
sebagai presentasi bahu atau presentasi akromion. Posisi punggung dapat
mengarah ke posterior, anterior, superior, atau inferior, sehingga letak ini
dapat dibedakan menjadi letak lintang dorso anterior dan dorso posterior.
Ø Etiologi
Penyebab letak lintang adalah :
-
Dinding
abdomen teregang secara berlebihan disebabkan oleh kehamilan multiparitas
pada ibu hamil dengan paritas 4 atau lebih terjadi insiden hampir sepuluh kali
lipat dibanding ibu hamil nullipara. Relaksasi dinding abdomen pada perut yang
menggantung akibat multipara dapat menyebabkan uterus berali kedepan. Hal ini
mengakibatkan defleksi sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir, sehingga
terjadi posisi oblik atau melintang
-
Janin
prematur, pada janin prematur letak janin belum menetap, dan terjadi perputaran
janin sehingga menyebabkan letak memanjang
-
Placenta
previa atau tumor pada jalan lahir. Dengan adanya placenta atau tumor dijalan
lahir maka sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir.
-
Abnormalitas
uterus, bentuk dari uterus yang tidak normal menyebabkan janin tidak dapat
engagement sehingga sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir
-
Panggul
sempit, bentuk panggul yang sempit mengakibatkan bagian presentasi tidak dapat
masuk kedalam panggul (engagement) sehingga dapat mengakibatkan sumbu panjang
janin menjauhi sumbu jalan lahir.
Ø Diagnosis
-
Mudah
ditegakkan bahkan dengan pemeriksaan inspeksi saja. Abdomen biasanya melebar
kearah samping dan fundus uteri lebih rendah tidak sesuai dengan umur
kehamilannya
-
Pemeriksaan
abdomen dengan palpasi perasat leopold mendapatkan hasil :
ü Leopold 1 fundus uteri tidak ditemukan bagian
janin
ü Leopold
II teraba balotemen kepala pada salah
satu fosa iliaka dan bokong pada fosa iliaka yang lain
ü Leopold III dan IV tidak ditemukan bagian janin,
kecuali pada saat persalinan berlangsung dengan baik dapat teraba bahu didalam
rongga panggul. Bila pada bagian depan perut ibu teraba suatu dataran kerasyang
melintang maka berarti punggung anterior. Bila pada bagian perut ibu teraba
bagian – bagian yang tidak beraturan atau bagian kecil janin berarti punggung
posterior
ü Pada pemeriksaan dalam teraba bagian
yang bergerigi yaitu tulang rusuk pada dada janin diatas pintu atas panggul
pada awal persalinan. Pada persalinan lebih lanjut teraba klavikula. Posisi
aksilla menunjukkan kemana arah bahu janin menghadap tubuh ibu. Bila persalinan
terus berlanjut bahu janin akan masuk rongga panggul dan salah satu lengan
sering menumbung (lahir terlebih dahulu) kedalam vagina dan vulva
Ø Penatalaksanaan
·
Pada
kehamilan
Pada
primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi knee
chest, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal
dianjurkan posisi knee chest sampai persalinan. Pada multigravida umur
kehamilan kurang dari 32 minggu posisi knee chest, jika lebih dari 32 minggu
dilakukan versi luar, kalau gagal posisi knee chest sampai persalinan.
0 comments:
Post a Comment